Nana Martir adalah gadis yang cantik secara fisik dan juga pintar, dia lahir dari keluarga yang sederhana . Ayahnya hanyalah seorang tukang dan ibunya berjualan makanan. Tetapi dia banyak disukai karena berbagai prestasi yang boleh dia gapai , dia juga orang yang sangat berprinsip. Nana juga memiliki seorang adik laki-laki yang bernama Joshua Martir, yang juga seorang anak dengan prestasi tidak kalah dari kakaknya.
Nana Martir selalu memegang prinsipnya "Aku adakah Aku."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Christi Jawan Tenda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Situasi Menegangkan
Nana menerima panggilan dari Joshua, dia memberitahu jika dia yang akan menjadi jaksa penuntut umum dalam kasus pembunuhan orang tua Kevin.
Nana senang sekali karena Joshua akan menekan tersangka, juga sekalian menyaksikan adiknya yang hebat.
Nana dan Pris menuju pengadilan. Disana Kevin ditempatkan diruang yang nyaman. Pada saat memasuki ruangan Pris bertemu dengan Marco.
Marco bertindak seperti biasa, dia mampu mengontrol emosinya, walaupun dalam hatinya bergejolak rindu yang mendalam , rasanya ingin dia memeluk erat Pris.
Nana yang mendekati Kevin bisa membaca situasi itu dan berusaha cuek. Kevin melihat Nana langsung memeluknya, diapun mengintip Pris dan memanggil dengan tangan kanannya untuk mendekatinya.
"Anak ganteng, dokter bawa susu buat anak hebat, supaya nanti bisa bicara keras seperti superhero."
Kevin tersenyum dan mengangguk. Kevinpun meminta Nana mendoakannya. Nana mendoakan Kevin.
Persidangan dimulai, Nana dan Pris juga Marco duduk dibagian depan. Nana begitu bangga memandang adiknya dengan toga berwarna hitam membuat ketampanannya semakin terpancar.
Joshua yang melihat kakaknya tersenyum, hanya menatap datar saja untuk menjaga kewibawaannya.
Sidang dimulai, tersangka dibawa masuk. Tiba saatnya Kevin yang akan memberikan kesaksian. Ketika memasuki ruang sidang dia agak takut, Diapun mengarahkan pandangannya, dan melihat aunty Nana yang berbalik dan tersenyum ke arahnya, anak ini menjadi berani. Diapun lebih yakin ketika melihat dr. Pris dan unclenya Marco.
Kevin duduk di tempat yang sudah disiapkan, anak ini ternyata begitu pintar, karena dia mampu menceritakan secara detail kejadian yang dialami kedua orang tuanya. Kesedihan menguasai ruangan itu ketika anak itu menangis dengan suara yang keras, tetapi dia tidak berontak.
Uncle Jones yang melihat itu menangis menyesal apalagi ketika Kevin menyampaikan isi hatinya menutup kesaksian hari itu.
"Uncle, Kevin tidak marah, mama dan papa pasti sudah senang di surga. Kevin maafin uncle , karena sekarang uncle cuma lagi nakal saja."
Jones menangis dalam penyesalan tapi semua telah berlalu. Diapun bersedia mengakui dan jujur siapa saja yang terlibat dengan persepakatan jahat ini.
Ketika Kevin beranjak , seseorang membawa pisau mengarah ke kevin, tapi dihalangi Pris, sehingga Prislah yang kena tusukan diperutnya.
Pelaku penusukan itupun menarik Nana dalam genggamannya dan meletakkan pisau di leher Nana.
Marco memeluk Pris, dan berusaha menghambat darah yang terus mengalir.
Kevin sudah diamankan petugas pengadilan dan polisi. Mereka belum bisa meninggalkan ruangan, karena Nana masih ditangan orang itu.
Ketika Joshua mencoba maju menolong kakaknya, pisau itu sudah menyayat permukaan kulit Nana dan berdarah.
"Pris, tolong berjuanglah. Kau harus kuat. Aku takut Pris ku mohon."Marco memeluknya dengan erat dan terus berdoa.
Petugas memberi jalan keluar kepada pria yang menyadera Nana, membuka jalan juga Marco membawa Pris ke Rumah Sakit.
Belsazar yang baru tiba di lokasi pengadilan kaget melihat istrinya dijadikan sandera. Dia segera turun dari mobil dan berusaha bernegosiasi sambil memberi kode pengawalnya.
Tapi penyandera itu sangat berpengalaman, dan semuanya tidak berhasil. Dia meminta disediakan mobil untuk dia pakai dan Belsazar menyediakannya
Belsazar berharap dia akan melepaskan Nana dan ternyata Nana justru dibawa dan dipaksa mengendarai mobil itu.
Polisi dan Belsazar bersiap dan langsung mengikuti dari belakang, terlintas dipikiran Belsazar Nana yang pucat juga lehernya berdarah, membuat suaminya ini begitu kesal dan sangat marah.
Peristiwa ini menghebohkan dan segera dilaksanakan siaran langsung dari beberapa media.
Ny. Dorkas dan Oma Hada segera menuju rumah sakit untuk mendampingi Pris. Begitu juga Tuan Ahas yang begitu panik. Pemandangan yang tidak biasa disaksikan oleh mereka karena ada dr. Marco disana, yang begitu cekatan menangani anak mereka.
Disisi lain dr. Easter yang sedang menangani pasien dengan keluarga yang memiliki tempramen tinggi. Bahkan menyerang dokter sehingga menggores telapak tangannya. Juga dahinya. Dokter cantik inipun terjatuh. Namun segera diamankan security.
dr. Easter melewati Oma Hada, Ny. Dorkas dan Tuan Ahas, mata Absalompun melotot melihat Easter yang memiliki memar didahinya juga tangannya yang berdarah.
Dia pamit dan mengikuti Easter ke ruangannya, wanita itu membersihkan sendiri luka di telapak tangannya, namun tiba ada tangan Absalom yang langsung menangani itu.
"Biarkan aku membantumu, jangan keraskan hatimu." menatap lembut Easter.
źzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
Belsazar masih berusaha mengikuti mobil yang dikendarai Nana dengan posisi pisau di lehernya.
Nana mencoba mengacaukan pikiran orang itu, namun gesekan pisau terjadi dan ini sedikit dalam.
Nana terus berusaha menguasai pikiran orang itu, mulai bisa dirasakan karena pegangan pisau mulai melonggar.
Nana mencoba untuk perlahan berhenti tetapi orang itu kembali tersadar. Diapun menikam bahu Nana.
Nana berpikir, hanya dengan menabrak sesuatu baru bisa berhenti dan pasti orang ini akan terpental. Setidaknya dia bisa tertangkap.
Nana mencari cara dan dia sudah bisa melihat, didepan ada tumpukan pasir, jadi dia bisa mematikan mesin dan mengarahkan ke pasir. Diapun memberi kode dengan klakson mobil menggunkan sandi morse yang bisa dipahami pihak kepolisian.
"TUHAN , tolong aku."
Brak!!!
Mobil terhenti menabrak tumpukan pasir.
Satuan kepolisian segera bergerak dan mengeksekusi pelaku, Juga mengeluarkan Nana yang dalam kondisi pingsan penuh pasir.
Belsazar berlari dengan cepat begitu juga tim medis yang sudah siap dengan ambulans. Nana langsung ditangani dr. Marco dan tim lainnya, karena dr. Absalom sedang menangani dr. Easter.
Hari yang panjang dan penuh perjuangan. Opa Saul tiba di Manado dengan pengawalan ketat. Dia begitu marah karena Nana menjadi korban.
Joshua, papa Simon dan mama Lana menunggu di rumah sakit. Kejadian di persidanganpun diceritakan Joshua dengan lengkap. Para orangtua justru kesal dengan kedua anak mereka mengambil resiko besar. Namun tidak tega ketika melihat si kecil Kevin yang ditemani oleh polisi juga pengamanan dari pengadilan.
Joshua mendekati anak ini dan membiarkan dia duduk. Tapi anak ini berdiri ditengah keluarga besar semuanya. Dan berlutut.
"Maafkan Kevin telah membuat dr. Pris dan aunty Nana dalam bahaya." dengan wajah polos dan tulusnya.
"TUHAN YESUS, tolong mereka yang membantu Kevin, jangan dulu dibawah ke surga seperti mama dan papa, Kevin masih ingin bermain dengan mereka. Amin."
Oma Hada tidak mampu menahan air mata dan memeluk anak ini. Hati keras seperti Opa Saulpun tak mampu membendung air mata, melihat anak yatim piatu yang sudah mengerti tapi belum saatnya melawan dunia.
Luka dr. Easter sudah ditangani Absalom, Easter mengucapkan terima kasih, namun Absalom merangkulnya.
"Menikahlah denganku." menatap Easter bermohon.
Easter baru mau menjawab, tapi bibir Absalom telah mendarat dibibir Easter. Wanita ini ingin menghindar tapi dekapan Absalom semakin kuat. Mereka berduapun larut dalam ciuman mesra dan berhenti ketika Absalom memasang cincin dijari Easter.
"Ayo, kita lihat keadaan Nana dan Pris."
Mereka berdua bergegas dan semuanya sudah beres berkat dr. Marco juga tim dokter yang ada di rumah sakit itu. Marco berjalan.mendekati Belsazar.
"Selamat, anggota keluargamu akan bertambah."
Belsazar dan seluruh keluarga sangat bahagia mendengarnya. Nana hamil lagi. Suami ini langsung berlari mendapati Nana yang masih pingsan dan akan dipindahkan ke ruangan VVIP. Kebahagiaan Belsazar setelah kehilangan anak pertama mereka.
Prispun segera dipindahkan diruang samping Nana dirawat. Tuan Ahas, Ny. Dorkas , Oma Hada dan Tuan Yusuf menemaninya.
Sementara diruang Nana juga penuh, dengan keluarga besar yang lengkap, apalagi Belsazar langsung mengabari papa dan mamanya perihal kehamilan Nana.
(Banyak sakit yang kita alami
Banyak kekecewaan yang kita temui
Kehidupan terus berjalan
Belajar dan perbaiki jika ada salah
Rintangan takkan berhenti
Karena jika berhenti
Artinya kita tidak didunia lagi.
Bersykurlah, tetaplah sabar
Tenanglah dan diam dalam ruang doa)
Terus semangat berkarya
Jangan lupa mampir ya 💜