NovelToon NovelToon
DANGKAL

DANGKAL

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Wanita Karir / Kaya Raya / Dendam Kesumat / Office Romance
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Eristia Rahman

Kisah cerita tentang Empat Sahabat sejak SMA. Seiring waktu, mereka tumbuh dewasa dan Memiliki peran sebagai CEO, Penyelamat Perusahaan, Pecandu Narkotika Dan seorang polisi.


Awal mulanya baik-baik saja persahabatan mereka. Namun, karena keegoisan mereka terjadi pertikaian. ketika mereka saling memliki perasaan satu sama lain.

Lebih parahnya lagi, ketika Perasaan mereka tidak terbalas. Sehingga mereka terjerumus kedalam pergaulan bebas dan memicu dendam untuk membalasnya dengan cara keji.


"Ini soal Hati, bukan soal Dia adalah Sahabat kita" Tegas pemilik Dendam.

Yuk simak ceritanya sampai tuntas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eristia Rahman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1 | Jakarta At Lee

Hari pun sudah siang dan hampir menepi di Sore itu. Tarmin serta Vera bersiap-siap keluar Apartemennya untuk berbelanja mengenai kebutuhan sehari-hari. Mereka Akan berbelanja di suatu Mall yang letaknya tepat di bawah Apartemen.

"Lebih baik kamu siap-siap sana, Min ...!" Kata Vera.

"Mau kemana Cantik?"

"Belanja kebutuhan lah ..." ucapnya setengah canda.

"Nah ..., terus gak mandi dulu gitu?"

"Tak perlu ..."

"Ishh ..., bau embe lah cantik ku!" Kata Tarmin sambil menutup kedua hidung nya.

Vera hanya memelototinya tanpa bersuara, itu pertanda Tarmin harus segera. Bila tidak, kemungkinan akan terjadi bencana di dalam Apartemen Vera. "Ih, serem ..." ucap Tarmin ketakutan dan lekas menyiapkan Tas serta keranjang belanja.

Vera yang hanya mengenakan baju tidur model daster berwarna pink dan menutupi bagian yang terbuka belahan pada tubuhnya dengan jaket kulit hitam panjang seperti jas detektif. Jaket itu pun mulai membentuk lekukan tubuh bagian punggung dan dada yang super bulat terlihat lebih montok. Tarmin seketika diam dan melototi pada tubuh Vera yang terlihat montok pada bagian buah kembarnya, akibat ulah jaket kulit yang begitu ketat pada bagian pundak, lengan serta pinggulnya.

"Oh my god ...!" Kata Tarmin seolah terpancing dengan nafsunya yang mulai menjalar dengan sendirinya.

"Kenapa ...?" Ujar Vera

"Laki-laki mana lagi yang akan menolak kecantikan tubuh mu, Bos Cuantik!" Sepintas pujian untuk Vera dari Tarmin.

"Halahhh ..., gombal kau, Min"

"Ajie kenapa tak tertarik padanya ya? Padahal ia sangat cantik dan menawan, apalagi ia sekarang perempuan terkaya saat ini! Bodoh sekali Ajie ..." kata dalam Tarmin penuh kesal akan kebodohan Ajie.

Mereka bergegas keluar Apartemen dan menuju lift yang tak jauh dari pintu masuk Apartemen mereka dan menunggu dalam beberapa Menit hingga lift tiba.

"Ting nong ..." pertanda Lift datang dan mulai terbuka pintunya.

Lalu, mereka berdua masuk dengan keadaan lift didalam hanya beberapa orang saja, termasuk salah satu yang di dalam itu adalah tetangga Vera.

"Hei ...!" Sapa Anna, perempuan setengah baya.

"Hei juga Bu Anna" singkatnya sambil menoleh kepadanya dengan menundukkan setengah kepalanya.

"Mau kemana Mba Vera ...?" Tanya Bu Anna dengan tersenyum. "Biasa belanja kebutuhan sehari-hari, Bu ...!" Sambung kembali Vera.

Perbincangan antara Vera dengan tetangga nya itu terpotong oleh Lift yang sudah tiba di Mall Lantai ground dan mau tak mau Vera lekas meninggalkannya sembari berpamitan. Lalu, Vera serta Tarmin berjalan sambil melihat-lihat kiri dan kanan untuk mencari kebutuhan mana dulu yang akan di belinya.

Seperti biasa tingkah perempuan saat berbelanja agak sedikit meresahkan area sekitar dengan tunjuk sana, tunjuk sini, entah apa yang di carinya padahal akhirnya akan di beli juga. Sifat perempuan memang selalu begitu, bahkan tak sesuai rencana saat melihat barang kesukaannya, yang seharusnya tak di beli malah di beli.

"Tancap roda troli mu, Min" teriak Vera dengan menunjuk ke arah rak yang dipenuhi makanan.

"Gas cuantikkkkk ..." semangat Tarmin.

Keduanya mulai rusuh di dalam Mall tepatnya di sebuah supermarket. Mereka tak menghiraukan dengan tingkahnya yang di perhatikan sejak tadi oleh orang-orang di sekitarnya.

Tak salah lagi, mereka mulai menyibukkan diri untuk memilih makanan yang tepat dan memasukkannya ke dalam troli hingga troli itupun semakin penuh dengan beberapa jenis makanan.

"Hah ...,melelahkan" ucap Tarmin dengan keluhannya.

"Tetap sangat, Min ..." kata Vera sambil membentuk kepalan pada tangan kanannya seolah ingin adu panco. "Iya lah ..." jelas Tarmin.

Saat tengah asik memilih makanan yang masih bersandar pada rak. Tiba-tiba seorang lelaki menghampiri mereka berdua dan menegurnya sambil menepuk pundak Vera.

"Hei ..." ucap lelaki itu dengan lembut dan penuh senyuman.

Lelaki itu adalah Lee, dia seorang keturunan cina dan ia teman Vera saat kuliah dulu di Kota Bogor. Kebersamaan selalu mereka lewat pada masa kuliahnya. Bahkan Vera sering merepotkan Lee dalam hal apapun yang mendesak.

"Lee ..." Jawab Vera dengan penuh ceria dan tiba-tiba "Bruk ..." suara pelukan tubuh Vera terhadap Lee dengan spontan.

Wajah Lee pun mulai memerah dengan mudah karena warna kulitnya yang begitu putih. Ia tak membalas pelukannya lantaran malu akan keramaian didalam supermarket dan ia hanya membiarkan Vera memeluknya dengan erat dalam beberapa menit.

"Cie .., cie!" Ejek Tarmin kepada mereka berdua dalam pelukan.

Vera pun lekas melepaskan pelukannya terhadap Lee, dengan wajah seolah tak punya salah. Ia lupa akan pelukannya itu membuat suasana di dalam supermarket seketika jadi tontonan.

"Maaf, Lee ..! Aku memeluk mu secara spontan" Ujar Vera dengan wajah memerah malu. "Mungkin kita terlalu lama tak bertemu, jadi aku spontan memeluk mu!" sambung kembali Vera dengan alasannya.

"Tidak apa-apa, Ver ...!"

"Sial, kenapa jadi begini aku!" Ucap dalam hati Vera menyesali atas perilakunya yang seolah di sengaja.

Mungkin Vera lama tak bertemu dengan Lee sampai ia memeluknya begitu saja. Lee memang sahabat dekat Vera saat kuliah di bogor. Kedekatan mereka sampai menjadi buah bibir teman sekampusnya. Bahkan Lee pun sempat jatuh cinta dan mengatakan cinta padanya. Namun, Vera menolaknya lantaran ada lelaki lain di hatinya.

"Oia, kamu masih lama belanja?" Tanya Lee.

"Sepertinya begitu! Memang kenapa?" Jawab Vera dan kembali bertanya.

"Aku hanya ingin mengajak mu makan di sekitaran Mall! Pinta Lee dengan harapan tak di tolak atas tawarannya.

"Hhhmm ...," gumam Vera sembari berpikir panjang. Lalu, menatap Tarmin dengan kedua alis miring.

"Iya lah ...," beberapa potong kata dari Tarmin dengan mengerti maksud Vera.

"Hehe ...," senyum Vera tersambung menggenggam tangan Lee dan menariknya ke luar supermarket.

Lee sangat senang sekali atas tawarannya yang tak di tolak, bahkan di sambungnya tawaran itu oleh bahas tubuh Vera yang saat itu semakin terlihat cantik meski dengan baju seadanya saja.

Mereka bergegas ke restoran yang terbilang cukup mewah tepat di lantai 3. Keduanya menaiki eskalator sambil bercerita tentang kesibukan masing-masing setelah lulus kuliah. Keakraban mereka sangat terlihat asik bahkan keduanya menjadi perhatian orang-orang sekitar.

Setiba di resto lantai 3, mereka lekas duduk dan memesan menu sesuai selera masing-masing serta minuman dingin sebagai pelengkap di atas meja mereka.

"Lama sekali kita tak bersua seperti ini" ujar Lee dengan genggaman sendok di tangannya yang terisi nasi beserta sepotong sayur brokoli.

"Betul sekali, Lee ....!" Jawab Vera sambil menguyah makanannya.

Usai sudah makan mereka yang tak menyisakan sedikit pun makanan di atas piring. Lalu, mereka lanjut bercerita di meja makan itu dengan berbagai tema cerita yang menemani hidup mereka saat ini, sampai tak sadarkan diri bahwa waktu sudah menunjukan pukul 21:30 dan Mall hampir tutup begitu pula dengan Resto tempat ia makan.

"Ver ..., seperti sudah malam!" Ucap Lee sambil melihat suasana Resto mulai sepi.

"Oia, ini sudah malam" Jawab Vera.

"Ini kartu nama ku, nanti kau hubungi aku ya!" Jelas Lee dengan harapan. Lalu, Vera pun membuka dompetnya untuk memasukan kartu nama milik Lee serta mengambil kartu nama miliknya yang di berikan langsung kepada Lee.

"Jangan sungkan untuk menelpon ku juga ya" ucap Vera seraya merapihkan kembali dompetnya dan memasukan kedalam tas kecilnya.

Keduanya pun berpisah di Resto itu dengan menandakan lambaian tangan yang tampak lembut serta memasang senyum keduanya dengan manis.

1
ErisGTR
Salam hangat dari author "DANGKAL"

Bila tidak ada halangan! Saya usahakan update pukul 18:30 ya.

Terima kasih, jangan lupa tinggalkan jejak komentar kalian serta like.
/Kiss//Kiss//Kiss/
ErisGTR
untuk update setiap hari. Tapi, tak menentu jam nya ya/Smile/.

terma kasih yang setia membaca dan jangan. lupa like serta tinggalkan komentar untuk memperbaiki penulisan dan cerita DANGKAL ya/Kiss/
Anita Jenius
5 like mendarat buatmu kak..
semangat ya. thanks
ErisGTR: mksh kak
total 1 replies
ErisGTR
gereget ya /Grin/
Aulian Mahardika
jangan dilepas ver/Drool//Drool/
Aulian Mahardika
sangat mnyenangkan
Aulian Mahardika
setengah itu ya thor/Angry//Angry//Angry/
ErisGTR
selamat menikmati pecinta novel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!