Ini adalah lanjutan dari seven R Anak genius bagi yang sudah membaca novel sebelum nya pasti tau dong siapa mereka?
Kejeniusan mereka sudah sudah diketahui dunia. Mereka pun menjadi incaran para mafia yang menginginkan otak mereka.
Bisakah sikembar menghadapi Semuanya?
Cerita ini juga diselingi kisah cinta mereka.
Penasaran ikuti yuk...
Seperti biasa cerita ini hanya khayalan semata alias fiksi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cahayaku
.
.
.
Keesokan harinya...
Semua sudah berkumpul dimeja makan untuk sarapan.
"Bagaimana sekolahnya dek?" tanya Ram.
"Baik bang, tapi kita tidak punya teman, Lina tidak suka kalau mereka hanya cari muka," jawab Angelina.
"Hmmm, yang rajin ya belajarnya, jangan kecewakan Mommy dan Daddy," pesan Ren.
"Tentu bang, kita tidak akan mengecewakan Mommy dan Daddy, ya kan Mom Dad? Tanya Angelica.
"Iya, anak anak Mommy dan Daddy semua pintar," jawab Diva.
"Sekarang makan, nanti terlambat kesekolah," Vera.
Mereka semua makan dalam diam, tidak ada seorangpun yang bersuara, hanya dentingan sendok dan garpu beradu dengan piring. Setelah selesai makan 3 Angel pun pamit untuk berangkat ke sekolah, tidak lupa mereka mencium tangan Mommy dan Daddy serta Oma Opanya, dan Abang mereka juga.
Diva kekantor satu mobil bersama Darmendra, sedangkan sikembar dengan mobil masing-masing karena mereka beda arah, setelah berpamitan pada Oma Opanya mereka pun pergi kekantor.
"Cucu kita sudah besar ya Dad, rasanya baru kemarin kita menemukan mereka," ucap Vera yang kini sudah mulai keriput, meskipun begitu garis kecantikan yang dimilikinya tetap terpancar.
"Iya Mom, semoga kita diberi umur panjang agar bisa menimang cicit kita nanti," kata Jordan yang juga masih terlihat tampan meskipun sudah berumur. Lalu mereka pun berpelukan, dan hal itu terlihat oleh pelayan, mereka tentu saja merasa baper dengan keharmonisan keluarga tuannya itu.
Sementara ditempat lain, tepatnya disekolah sikembar 3, Angelina, Angelita dan Angelica baru saja tiba kesekolah mereka langsung keluar dari mobil, dan tidak menyadari sesuatu telah terjadi.
Ketiganya masuk dan merasakan keanehan di sekolah, tidak biasanya sekolah ini sepi bahkan para sekuriti penjaga gerbang juga tidak ada.
"Apa kalian merasakan sesuatu?" tanya Lina kepada kedua adiknya.
"Iya, aku merasa tempat ini ditawan oleh orang jahat," jawab Lica.
"Mari kita cari tahu," kata Lita.
Lina mengeluarkan laptopnya dan meretas cctv sekolah, tidak butuh waktu lama ketiganya sudah dapat rekaman cctv beberapa menit yang lalu. Ternyata benar para murid murid sekolah ditawan disebuah lapangan kosong dibelakang sekolah, disana juga sudah ada guru yang datang lebih awal dan juga para sekuriti dan ibu penjaga kantin pun ikut ditawan.
3 Angel saling pandang lalu mengangguk, tanpa bicara dan hanya saling memberi kode mereka sudah faham apa yang akan mereka lakukan. Pertama mereka mengawasi pergerakan musuh dengan alat ciptaan mereka, seperti sikembar 7, sikembar 3 juga tidak kalah jenius. Tanpa sepengetahuan orang tua mereka, mereka menciptakan alat canggih yang bisa mereka gunakan disaat saat terdesak seperti ini.
Kecantikan mereka sudah terpancar meski mereka masih anak anak dan akan menginjak remaja.
Mereka menyelusuri tempat tempat yang sekiranya aman, beruntung didalam sekolah tidak ada penjahat yang berjaga. Jadi mereka bisa leluasa bergerak menuju belakang sekolah dimana orang orang yang sedang ditawan.
Kini mereka sudah sampai dibelakang sekolah dan dengan beraninya mereka mendekati penjahat yang berjumlah 20 orang dengan senjata api ditangan mereka.
"Lepaskan mereka," ucap Lina dengan suara lantang.
"Oh ternyata masih ada yang berkeliaran, bertambah lagi tawanan kita," ucap ketua penjahat itu.
"Kalian mau uang kan?" tanya Lita.
"Hahaha, tau aja kalau kita lagi butuh uang," ucap ketua penjahat itu.
"Tapi lepaskan dulu mereka." kata Lica tegas.
"Baik, satu orang untuk 100 juta," kata ketua penjahat itu.
Lina, Lita dan Lica semakin mendekat, para guru begitu khawatir karena penjahat tersebut membawa senjata api. Saat penjahat itu lengah, dengan beraninya Lina menendang tangan ketua penjahat itu hingga pistol yang ada ditangannya terlepas. Dengan cepat Lita menangkap ketua penjahat itu dan mengacungkan senjata yang mereka bawa keleher pria itu.
"Maju atau ketua kalian mati saat ini juga," ancam Lita kepada penjahat tersebut.
Lina dan Lica juga menyandra dua orang penjahat tersebut, hingga mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena takut ketua dan asistennya mati.
"Buang senjata kalian," perintah Lina.
Para penjahat itupun membuang senjata mereka, Lica memukul tengkuk pria yang ditodong nya hingga pingsan, kemudian ia memunguti pistol yang tergeletak ditanah. Setelah merasa cukup aman Lita membuat ketua penjahat itu pingsan. Dan mereka melawan penjahat yang tersisa dengan tangan kosong.
Tidak butuh waktu lama para penjahat sudah berhasil mereka lumpuhkan. Kemudian bapak kepala sekolah segera menghubungi polisi.
Para murid bersorak, mereka begitu takjub dengan keberanian sikembar 3. Mereka tidak tahu kalau sikembar 3 ahli beladiri.
Satu jam kemudian polisi pun datang, Bapak Kepala sekolah dimintai keterangan terkait kejadian yang menimpa mereka. Lina, Lita dan Lica mereka tidak mau dipublikasikan, mereka dengan beraninya mengancam polisi, akan kehilangan pekerjaan mereka kalau sampai mereka dipublikasikan, tentu saja polisi takut dengan ancaman tersebut.
...****************...
Hari sudah siang, Ram pun pergi ke kampus dimana Cahaya nya menuntut ilmu. Ram tiba di kampus tersebut dan berdiri bersandar dimobil sport miliknya, tentu saja hal itu menjadi pusat perhatian para mahasiswi di kampus tersebut.
"Ganteng banget tuh cowok, seperti aktor," ucap si A.
"Woow gila ganteng banget," ucap si B.
Para mahasiswi histeris dan kehebohan itu mengundang mahasiswa dan mahasiswi yang lain sehingga mereka pun keluar kehalaman kampus hanya untuk melihat mahluk tuhan paling seksi.
"Saya ingin menemui Cahayaku," ucap Ram dengan lantang, mereka semua saling pandang.
Sahabat Cahaya yang bernama Adira segera berlari menemui Cahaya yang masih diruang kelas.
"Aya," panggil Adira dengan nafas ngos-ngosan.
"Ada apa? Seperti dikejar setan saja," tanya Cahaya.
"Ada cowok tampan banget sedang mencari kamu," kata Adira, Cahaya mengernyitkan dahinya.
"Cowok siapa? Aku tidak pernah berurusan dengan cowok," tanya Cahaya.
"Sebaiknya kamu lihat sendiri deh, sumpah ganteng banget," kata Adira lagi.
Adira kemudian menarik tangan Cahaya untuk pergi kehalaman kampus.
Dan benar saja ada cowok tampan berdiri disamping mobil sport limited edition. Cahaya mencoba mengingat ingat siapa cowok tampan didepannya ini? Cahaya menghampiri Ram yang masih santai disamping mobil.
"Kamu lupa aku?" tanya Ram.
Ram mengeluarkan kalung dari saku jasnya dan seketika Cahaya berlari memeluk tubuh Ram, seorang dewa penolong yang selama ini ia rindukan.
"Kakak," panggil Cahaya, seketika itu juga tangisannya pecah.
Para mahasiswa dan mahasiswi heran, ada juga yang heboh ada pula yang histeris melihat Cahaya memeluk cowok tampan itu.
"Aku merindukanmu Cahayaku, kini aku datang dan tidak ingin melepaskanmu lagi," kata Ram seperti seorang puitis. Cahaya tidak bisa berkata apa-apa karena Isak tangisnya.
"Apa kamu juga merasakan yang sama dengan yang aku rasakan?" tanya Ram, Cahaya mengangguk.
"Apa? Aku tidak mengerti kalau kamu tidak berbicara?" tanya Ram lagi.
"Iya, aku juga merindukan kakak." jawab Cahaya.
"Mari kita pulang, Kamu sudah selesai kelasnya kan?" tanya Ram lagi, Cahaya mengangguk.
Ram meleraikan pelukannya, dan perlahan menghapus air mata Cahaya.
"Berhentilah menangis, aku ingin kamu menjadi Cahaya dalam hidupku, menerangi setiap waktuku," ucap Ram to the point.
.
.
.