Khairani anjani, seorang asisten perusahaan terkenal tak menyangka sahabatnya sejak SMA akan mengambil pacarnya Gavin wibowo.
Padahal viola saski susah menikah dengan ken arok seorang dokter bedah spesialis jantung, ken arok sendiri adalah dokter yang merawat bibi khairani.
bagaimana semuanya bermula, akankah gavin kembali pada khairani ? atau mereka akhirnya berpisah. lalu bagaimana rumah tangga ken arok dengan viola?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Pasien nakal.
Khai bisa membayangkan bagaimana hati dokter yang menjadi walinya itu, panas sudah pasti hatinya terbakar sudah pasti matanya dan sariawan sudah pasti bibirnya karena memang lagi panas luar dalam.
Dalam hati khai tersenyum senang apa lagi perlakuan dikri yang terang terangan menyukai nya tapi khai mulai terfikirkan apa dokter dikri tahu ia sekarang jomblo.
" dokter sudah punya pacar belum " tanya khai lagi.
" belum tapi ada yang saya taksir kok " sahut dikri menatap khai dalam.
" ya... Padahal saya jomblo dok kalo minat saya mau pertimbangkan dokter buat jadi pacar saya " ucap khai lagi lagi membuat ken panas luar dalam beda dengan dikri yang sudah panas dingin.
" ya ampun khai saya tak perlu dipertimbangkan karena banyak dokter dan keluarga pasien yang merekomendasikan saya sebagai lelaki mapan dan tampan" puji fikri pada diri sendiri dengan senyuman yang terpancar.
" narsisnya mulai keluar " gerutu ken masih kuat melihat dan mendengar pasangan gaje ini.
" narsis didepan calon gak apa apa kan dok " protes dikri.
dokter ken merogoh saku jas putihnya dan berpura pura mendapatkan telepon yang membuatnya harus pergi dari ruangan itu.
Setelah sampai diluar ruangan khai ia lagi lagi mendengus sebal karena hanya di anggap nyamuk disana.
Ia pun pergi keruangannya toh khai ada yang jagain dari pada ia panas luar dalam oleh kelakuan khai yang memanfaatkan situasi.
...****************...
Diwaktu yang sama gavin pulang kerumah orang tuanya setelah beberapa hari yang lalu ia mendapat penggilan pulang dari orang tuanya.
Lelaki yang tampan nan gagah itu duduk dikursi tunggal saat sang ibu muncul dari kamarnya, ia sangat lelah setelah ijin pulang dulu bertemu keluarga pada atasanya viola.
Lelah karena bercinta dengan viola di kantor meski sembunyi sembunyi tapi mereka kadang tak tahu tempat dan waktu.
" ada apa mamah menyuruhku pulang " tanya gavin seakan malas untuk pulang sejak lamarannya dengan khai berakhir putus.
" apa kamu tahu bibi nya khai meninggal " geram bu mirna pada sang anak.
" apa ! Bukanya dia sudah dioperasi dan lancar , mamah jangan cari alasan agar gavin mau kembali pada khai" hardiknya membantah ucapan sang mamah.
" memang bibi nya khai sudah meninggal beberapa hari lalu saat mamah menghubungi kamu untuk pulang tapi kamu tak kunjung datang kesana saja mamah jadi tak enak sama khai " papar bu mirna membuat gavin merasa jengah.
" biarkan saja mah apa peduliku kami sudah putus jadi tak perlu membahas masalah khai aku tak ingin mendengarnya" ucapnya lalu pergi keluar hendak kembali.
Gavin tak ingin ada masalah lain lagi selain hubungannya dengan viola dia juga sudah banyak merencanakan sesuatu jadi ia tak ingin mengingat wanita dimasa lalunya yang akan berakibat fatal pada hubungannya dengan atasannya itu.
Kembali ke rumah sakit....
Khai duduk bersandar di brangkarnya dia tengah termenung dan merindukan seseorang yang sudah lama tak berjumpa dengannya saat seperti ini tentu perhatian gavin sangat dibutuhkan dan dia ingat saat sakit gavin selalu membelikanya bubur ayam yang dijual mak eha di depan plaza lama tapi sekarang siapa yang bisa memberinya perhatian.
Keluarga ia tak punya apalagi pacar ...
Ken muncul membawa camilan untuk khai saat dokter tampan itu masuk khai masih termenung dan tak menyadari kedatangannya, dokter ken duduk di samping brangkar dan melihat khai tampak melamun dia tak ingin bertanya namun tak ingin ditanya juga.
Khai yang menoleh ke arah samping langsung terkejut melihat walinya berada di sampingnya.
" sejak kapan dokter disana ?" tanyanya dengan gelagapan sungguh ia tak menyadari kedatangannya malah awalnya ia anggap hantu atau bayangan saja.
" sejak tadi " sahut ken datar lalu menyandarkan tubuhnya dikursi sambil berpangku tangan.
" apa kau tak bosan dari tadi duduk" tanya ken masih datar.
" tentu saja bosan dokter tapi saya jomblo murni boro pacar keluarga saja tak punya mungkin inilah yang dirasakan hidup sebatang kara" ujar khai memikirkan nasibnya yang hidup dalam kesendirian.
" andai saja ada pacar lalu menikah dan punya banyak anak agar saya tak kesepian, jika dia mapan saya tak perlu bekerja bukan saya hanya akan menyambutnya pulang mengantarkan makanan ketempat kerjanya lalu melayaninya tiap malam dan memomong anak anak kami sayangnya itu khayalan realitanya saya jomblo dokter" cerita kisanya panjang lebar tapi versi khayalan dengan wajah miris kedua pundaknya merosot memikirkan nasib.
sedangkan ken hanya diam menyimak dia juga menginginkan istri yang khai bicarakan dia juga berharap setiap pulang ada yang menyambutnya tapi sangat jarang sang istri berada di rumah dan dia juga wanita karir tentu sama sibuknya dengannya.
Jika difikirkan khai dan ken satu fikiran yang ingin sama sama hidup dalam kehangatan keluarga, ken menatap khai yang masih larut dalam fikirannya dan tanpa sadar ia menggenggam tangan khai.
" khai ... maukah kau jadi istri kedua ku" tanya ken tanpa ia sadari bahwa hal itu juga akan mempengaruhi citra dan karirnya sebagai dokter.
Masa bodoh apa kata orang nanti ia butuh cinta dan kehangatan bersama khai ia merasa hidupnya berwarna dan penuh dengan keceriaan namun memiliki istri dua artinya dia harus adil bukan.
Khai sangat terkejut mendengar perkataan dokter yang diincarnya itu , mata nya membola dan hatinya entah dia harus senang atau sedih yang jelas satu hal yang ia fikirkan ' aku menang, dan permainan dimulai' batinya.
" apa saya tak salah dengar dokter " tanya khai tak menjawab apa yang ditanyakan ken padanya.
" tidak , saya butuh kamu saya ... Juga menyukai kamu" kedua mata saling menatap dalam waktu terasa lambat dan dunia seakan mendukung mereka untuk memberi restu.
" tapi bagaimana dengan istri anda " tanya khai begitu juga ia merasa kasihan pada viola jika ia harus menjadi pelakor.
" untuk sementara bisakah kita rahasiakan sampai saya bisa membicarakannya pada keluarga" entah kenapa khai merasa bahagia mendengar ucapan lelaki di sampingnya meski hanya jadi istri kedua yang penting suaminya adalah dokter ken.
Ken mencium tangan khai " bagaimana ?" tanyanya mantap.
" saya mau tapi kita jalani dulu dokter harus benar benar mencintai saya dengan tulus dan berani membela saya di depan keluarga anda" ucap khai memberinya syarat yang harus ia janjikan.
" ok..." ken tersenyum begitu juga khai.
...****************...
Hari harinya sebagai calon istri kedua dokter ken ia merasa tak sendirian apalagi saat sekarang berada di rumah sakit udah ada yang jagain dan menemani nya siang dan malam, bahkan dokter ken rela tak pulang pulang hanya demi menjaga khai dirumah sakit.
Meski saat di depan orang mereka pura pura hanya menjadi dokter dan pasien saja tapi jika tengah berdua ken tak sungkan lagi untuk menggenggam tangan dan memeluk khai bahkan sampai mencium pipi kanan pipi kiri dahi bahkan bibir toh khai pernah menciumnya duluan.
Khai yang mulai bosan ia menyelinap ke ruangan dokter ken karena sang kekasih sedang melakukan operasi, ia sudah tak lagi segan pada dokter spesialis jantung tersebut.
Khai menunggu ken diruangannya sambil melihat lihat sekitar ruangan sang dokter cintanya, tiba tiba terdengar suara pintu hendak terbuka khai buru sembunyi di balik pintu.
Ternyata ken yang masuk ia baru selesai melakukan operasi, khai tersenyum lalu memeluk sang kekasih dari arah belakang tentu saja ken tahu itu adalah khai karena tanganya yang masih terpasang infusan ia tersenyum lalu berbalik badan.
" dasar nakal , pantes tak ada diruang inap" ujar ken sambil memeluk khai erat.
" aku kan pasien nakalnya dokter ken arok " ucap khai dan mereka tersenyum bahagia.
Namun suara ketukan membuat mereka terkejut...
" dokter ken bolehkah saya masuk " suara pria paruh baya terdengar terdesak.