NovelToon NovelToon
Demi Sebuah Kata Bakti (Kau Abaikan Anak Istri)

Demi Sebuah Kata Bakti (Kau Abaikan Anak Istri)

Status: tamat
Genre:Tamat / Cerai / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / Pihak Ketiga
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.6
Nama Author: Eys Resa

Perjalanan hidup seorang wanita bernama Ayesha yang ingin mendapatkan kebahagiaan dari keluarga sang suami yang penuh dengan toxic. Berbagai hinaan dan cacian dari keluarga suami sudah menjadi makanan sehari-hari. Meski begitu, tak sedikitpun suaminya mau membelanya karena takut dicap sebagai anak durhaka.

Dan demi sebuah kata bakti, sang suami tega mencampakkan anak istrinya. Bahkan dia berani bermain hati dengan wanita idaman lain.

Akankah Yesha, bertahan dalam keluarga toxic suaminya?
Atau menyerah, dan mencari kebahagiaannya sendiri?

Ikuti terus cerita ini ya,
Dan jangan lupa dukungannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Calon Mantan

Hari ini, Yesha mendapat satu tambahan pekerjaan yaitu memasak untuk salah satu penghuni kostnya, yaitu Jihan. Yesha harus sudah mulai memasak dari pagi karena Jihan akan ada kelas pagi ini,jadi semua harus sudah siap. Semalam Yesha sudah bicara dengan bi Sumi, kalau mulai besok harus menambah porsi masaknya. Karena selain Satpam dan Lusi yang makan siang hari, akan ada tambahan personil yang akan makan dirumah Yesha, yakni Jihan.

Pukul delapan pagi, Jihan datang ke rumah Yesha untuk mendapatkan sarapan paginya. Yesha segera menyuruh Jihan masuk ke dalam rumah untuk sarapan bareng.

"Aksa kemana mbak? " tanya Jihan

"Sudah berangkat sekolah, donk. Kan kalau anak SD masuknya jam tujuh. " jawab Yesha dengan memberikan senyuman hangatnya.

Jihan menepuk jidatnya, "Ah iya aku lupa. "

Yesha hanya tersenyum melihat tingkah Jihan.

"Ayo, di makan. " Yesha menyuruh Jihan segera makan, takut terlambat.

Dengan senang hati Jihan memakan makanan yang terhidang di hadapannya. Walau cukup sederhana tapi sangat menggugah selera.

"Memang bener, masakan mbak Yesha memang enak. " ujar Jihan dengan mulut yang penuh makanann.

"Makan dulu, nanti lagi ngomongnya. " Yesha memperingatkan.

"Mbak Yesha tau nggak, kak Abhi itu orangnya susah makan. Dia cuma makan roti, susu ya kayak orang bule-bule gitu. Dia itu nggak suka makan nasi. Makanya kemarin pas datang kemari sama mama, kita semua heran. Kak Abhi bisa makan selahap itu. Padahal selama ini dia tidak mau menyentuh yang namanya nasi. " Jihan mulai ngegibah tentang kakaknya.

"Aku jadi tersanjung. " kata Yesha menimpali ocehan Jihan.

"Tentu, mbak harus tersanjung karena baru kali kak Abhi bisa ngobrol banyak sama wanita. Dia selalu menutup diri dengan wanita setelah bercerai. Tapi aku lihat setelah mengenal mbak Yesha sekarang mas Abhi jadi banyak bicara. " Jihan terus mengoceh tentang kakaknya itu, sampai tak terasa kalau makanannya sudah habis.

"Yaaah... sudah habis, mbak. Aku boleh nambah? " tanya Jihan karena merasa tidak enak kalau nambah tanpa minta ijin, takutnya jatah makannya cuma satu piring.

"Ya, tinggal nambah aja, Jihan. Makan sekenyangmu. mbak seneng kalau kamu suka sama masakan mbak. " Yesha tidak melarang karena dia juga takut kalau Jihan nanti menahan lapar gara-gara kurang makan di tempat nya.

"Asyik... " Jihan bersorak senang karena diperbolehkan nambah makanan.

"Kamu kalau mau nambah nambah aja jangan sungkan. Nanti kalau nasinya habis bi sumi bisa masak lagi. "

"Baik mbak. Terimakasih. "

"Oh ya mbak, nanti sore aku mau ngajak Aksa jalan-jalan ke mall apa boleh. Aku mau ngajak dia ke tempat permainan. " ujar Jihan dengan semangat.

Deg....

Mendengar permintaan Jihan yang ingin mengajak anaknya ke tempat bermain, hatinya merasa tercubit. Karena selama ini dia tidak pernah mengajak anaknya ke tempat seperti itu. Dia selalu mengingat keadaanya yang dulu serba kekurangan uang, sehingga tidak pernah membelikan anaknya itu mainan tau pergi ke tempat bermain. Dia lupa, kalau sekarang dia memiliki uang, untuk sekedar membahagiakan anaknya.

"Baiklah, boleh. Tapi mbak juga ikut ya? mbak juga ada yang mau dibeli. " ujar Yesha kemudian.

"Beneran mbak. " kaya Jihan dengan semangat.

Yesha mengangguk, "Iya, nanti kita naik ojol aja kesana. "

"Yes, makasih mbak. Aku sudah selesaai makan. Alhamdulillah semoga berkah buat mbak. Aku pergi kuliah dulu ya? Assalamu'alaikum.. " Jihan terus bicara sampai akhirnya berangkat kuliah.

"Wa'alalikum salam. " Yesha hanya menggeleng melihat tingkah Jihan.

Setelah mengenal Jihan dua hari ini, ternyata anaknya sangat menyenangkan dan cerewet pastinya. Dia selalu punya cara untuk mencairkan suasana. Yesha jadi punya tambahan teman sekarang.

**************

Di kantor Dika.

"Mas, nanti sore kita jalan yuk. Cuci mata biar seger nih mata. " kata Vio yang mengajak kekasihnya itu kencan.

"Kemana? " tanya Dika.

"Ke mall gitu, aku mau beli tas baru. " rengek Vio.

"Tapi aku nggak ada duit, Vio untuk membelikanmu tas. " kata Dika jujur.

"Nanti aku beli sendiri mas, sekalian beliin kamu kemeja atau kaos gitu. " Vio mencoba merayu agar Dika mau diajak kencan nanti sore.

"Ya udah deh, kalau kamu yang jajanin aku. Aku mau. " kata Dika dengan tidak tau malunya.

"Nah gitu donk. " Vio senang.

"Aku ngajak ibu, boleh nggak? " Dika mencoba meminta Vio agar mau sekalian jajanin ibunya.

"aah, enggak. Kita kan mau kencan, masa sama ibu. Nanti nggak asik lagi. " ujar Vio mulai ketus, kalau bicara soal ibunya Dika.

"Ya udah, kita berdua aja. Nanti aku ganti baju sekalian di tempatmu aja kalau gitu. "

"Oke deh. "

Setelah selesai membicarakan masalah kencannya sore nanti, Vio kembali ke ruangannya. Dia merasa senang akhirnya bisa pergi berdua dengan Dika tanpa harus di cap pelakor, karena Dika sudah mau bercerai.

Sore harinya

Yesha, Jihan dan Aksa sudah berada di sebuah mall yang tidak jauh dari mereka tinggal. Yesha dan Jihan sedang memperhatikan Aksa yang sedang bermain di tempat bermain anak-anak. Aksa terlihat sangat bahagia, senyuman selalu tersungging di bibir anak kecil itu.

Yesha juga merasakan kebahagiaan yang Aksa rasakan. Tak terasa air matanya menetes melihat kebahagiaan anaknya yang cukup sederhana itu.

"Jihan, mbak titip Aksa dulu ya, jangan kemana-mana. mbak mau beli cemilan buat kita. "

"Oke, mbak. " Yesha meninggalkan Jihan dan menuju swalayan yang ada di sana.

Beberapa makanan ringan dan minuman Yesha ambil untuk cemilan Jihan dan Aksa nanti. Setelah dirasa cukup Yesha segera kembali ke tempat bermain anaknya.

Dia berjalan sambil menunduk melihat struk belanjanya, sehingga tanpa sengaja Yesha menabrak seseorang yang berjalan di depannya.

"Aduh, maaf mbak. " kata Yesha penuh penyesalan.

Deg.... suara yang sudah lama tidak di dengar Dika.

"Heh, kalau jalan pakai mata. " Vio mulai nyolot ketika dirinya di tabrak.

"Maaf mbak, " kata Yesha lagi sambil mengangkat wajahnya dan melihat orang yang ditabrak nya.

Deg... jantung Yesha berdetak dua kali lebih cepat melihat dua sosok di depannya.

"Yesha... "

"Mas Dika. "

Vio yang merasa tidak senang dengan pertemuan ini pun langsung nyolot.

"Ngapain kamu di sini? " tanya Vio dengan ketus.

"Ya belanja lah, mau apalagi kalau di mall selain belanja. " kata Yesha membalas setiap kata dari Vio.

"Emang kamu ada uang? " sinis Vio.

"Tentu saja ada, aku kan kerja. Bahkan untuk menggugat cerai suamiku aja aku bisa menyewa pengacara. " kata Yesha denga ketus.

Apa katanya tadi? menggugat suami? Jadi kemarin surat yang datang itu surat gugatan cerai? bukan permohonan cerai dari Dika. Mendengar itu Vio menjadi geram

"Apa maksudnya ini mas? Apa benar yang dia katakan? Dia yang menggugat kamu, bukan kamu yang ingin menceraikan dia? " Vio bertanya pada Dika dengan wajah serius.

Dika mendapat pertanyaan bertubi tubi itu pun gelagapan.

"Sudahlah lanjutkan perdebatan kalian di rumah. Tidak enak dilihat banyak orang. Dan buat kamu mas Dika, segera tanda tangani surat perceraian itu agar kita segera berpisah. Karena aku tidak mau di gantung dengan status yang tidak jelas. " kata Yesha dengan tegas, kemudian meninggalkan dua sejoli yang sedang berseteru.

Maunya pengen lihat Yesha dipermalukan di depan orang, ini malah mereka yang jadi pusat perhatian. "Sial benar-benar sial.

Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang memperhatikan Yesha yang sedang berdebat dengan seseorang yang ia kenal sabagai mantan suami Yesha. Dia sedikit menyunggingkan senyumnya melihat keberanian Yesha. Lalu mengikuti kemana arah kepergian Yesha. Di tempat bermain ternyata. Matanya terbelalak saat melihat adiknya juga ada bersama Yesha.

Ya, sepasang mata yang memperhatikan Yesha tadi adalah sepasang mata milik Abhi. Dia sedang mengunjungi toko milik kliennya yang bermasalah, dan tanpa sengaja melihat Yesha yang sedang berdebat dengan kekasih mantan suaminya. Ups, otw mantan lebih tepatnya.

Akhirnya Vio menyeret Dika keluar mall dan bicara di luar agar tidak menjadi tontonan banyak orang.

"Maksudnya apa ini mas? kamu digugat sama dia? Kamu masih belum mengajukan surat perceraian kalian? " kata vio menggebu-gebu.

"Aku ingin bertemu dengan Yesha dulu, dan bicara baik-baik dengannya." kata Dika membela diri.

"Apa katamu? bicara baik-baik? lalu kamu kembali padanya, itu kan maumu... Dasar brengsek. " Vio langsung menuju mobilnya dan meninggal kan Dika sendiri.

Abhi yang sudah selesai melihat dan memahami masalah kliennya akhirnya undur diri. Namun dia tidak segera pulang tapi menemui Yesha dan adiknya.

"Hai, Yes... lagi ngapain? " tanya Abhi yang mengagetkam mereka berdua.

"Mas Abhi. " kata Uesha dan Jihan serempak.

"Mas Abhi ngapain disini? " tanya Jihan yang memanggil kakaknh dengan sebutan mas.

"Masss...,?" Abhi nggak ngerti kenapa adiknya memanggilnya dengan panggilan berbeda.

"Iya, mas. Biar samaan sama mbak Yesha kalau manggil mas Abhi. " celetuk Jihan.

Abhi mengacak rambut adiknya lembut.

"Terserah senyamannya kamu, dek. Oh, ya kalian ngapain disini? " tanya Aby polos seolah-olah dia kebetulan bertemu dengan Yesha dan Jihan.

"Kami mengantar Aksa main, mas. ' giliran Yesha yang jawab.

" kalau mas sendiri? " Yesha tanya balik.

"aku sedang bertemu klien di sana." Kata Abhi menunjukkan outlet bermasalah yang akan dia tangani.

"Ooohhhh" dua orang wanita itu membulatkan bibir mereka membuat Abhi gemas.

"Baiklah, nanti pulangnya aku yang antar. " Tawar Abhi.

"Yey... lumayan mbak tebeng gratisan. " kata Lusi.

Yesha hanya tersenyum menanggapi ocehan dua bersaudara di hadapannya ini.

Tanpa mereka sadari, Dika melihat semua interaksi mereka bertiga.

"Brengsek ternyata kau juga sudah punya kekasih, Yesh. " kata Dika dengan mengepal kan tangannya.

1
Eka Sari Agustina
👍👍👍
Rita Ningsih
Luar biasa
Muslimah 123
💕💕💕
Sumintiari Widiastuti
Luar biasa
Sumintiari Widiastuti
Yg betul itu, don't judge the book by cover.
tdk pake it's.
terimakasih
Sumintiari Widiastuti
namanya yesha, dewi, nila ...
yg bener namanya siapa ..?
YUANLU
Luar biasa
Zayna Khanza
pengen tos ama jihan/Facepalm//Facepalm/
Ani Ani
Bagus cerita ny
Ani Ani
DIA Belum Tahu lagi
Ani Ani
ITU sudah cukup
Ani Ani
padan muka kau
Ani Ani
APA ada derama lagi
Ani Ani
akhir nya nikah juga
Ani Ani
semua nya telah terjadi
Ani Ani
Anak yang faham
Ani Ani
sebenar nyadia nak jumpa buah hati nya
Ani Ani
untuk berdua aja
Ani Ani
bahagia betul meraka
Ani Ani
ada yang ingin tahu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!