NovelToon NovelToon
Bunda Bukan Wanita Malam

Bunda Bukan Wanita Malam

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / patahhati / Duda / Single Mom
Popularitas:49.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Kolom langit

(Siapkan kanebo kering untuk menyeka air mata!)

Demi mendapatkan uang untuk mengobati anak angkatnya, ia rela terjun ke dunia malam yang penuh dosa.

Tak disangka, takdir mempertemukannya dengan Wiratama Abimanyu, seorang pria yang kemudian menjeratnya ke dalam pernikahan untuk balas dendam, akibat sebuah kesalahpahaman.


Follow IG author : Kolom Langit

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dimana Kau Meninggalkannya?

Wira dan juga Bima sedang duduk di dalam mobil, di depan sebuah apartemen yang menjadi tempat tinggal Shera selama menetap di Bali. Mereka baru saja mendatangi unit Shera, namun tidak ada siapapun di sana, sehingga mereka memilih menunggu di luar. Wira memperhatikan keadaan sekitar. Apartemen itu bukanlah sebuah apartemen yang tergolong mewah.

"Kau yakin Shera tinggal di sini?" tanya Wira menatap bangunan tinggi itu. "Ini hanya apartemen biasa? Shera tidak mungkin mau tinggal di tempat seperti ini." Tatapan Wira masih tertuju pada bangunan itu. Ia teringat gaya hidup Shera yang glamor selama tinggal bersamanya. Dan kini, wanita yang menjadi istri pertamanya itu hanya tinggal di sebuah apartemen biasa.

"Kalau tidak yakin, aku tidak akan mengajakmu kemari."

"Tapi ini sama sekali bukan selera seorang Shera. Aku pikir dia akan tinggal di sebuah apartemen mewah dengan fasilitas lengkap."

"Mana aku tahu," sahut Bima sekenanya.

"Lalu apa yang dia lakukan di luar negeri? Apa dia hanya jalan-jalan, atau ..."

"Aku tidak tahu, Tuan Wiratama Abimanyu Sudarmadi ..." jawab Bima kesal karena sejak tadi Wira terus bertanya tidak jelas. "Lagi pula untuk apa kau menanyakannya? Jangan bilang kau masih mencintai wanita itu." Bima menatap curiga pada Wira, membuat bos sekaligus sahabatnya itu terdiam seketika. "Kau diam ... Apakah artinya yang aku katakan itu benar?"

"Diam lah! Aku tidak peduli dengannya. Aku mencarinya hanya untuk menemukan anakku saja."

"Ya, kau benar!"

Wira menyandarkan punggungnya sembari menghela napas panjang. Ia mengeluarkan ponsel dari saku celana. Sementara Bima mengamati keadaan sekitar.

"Sekarang bagaimana? Kita akan menunggu di sini?" tanya Wira seraya menatap foto bayi baru lahir di layar ponselnya.

"Tentu saja. Kau mau menemukan Shera kan ..." jawab Bima ketus.

Wira tidak menyahut lagi. Sejak meninggalkan rumah ada perasaan aneh yang membelenggunya. Dan saat menatap foto anaknya, perasaan tidak enak itu semakin menjadi-jadi. Entah mengapa ia terus memikirkan Lyla yang semalam menangis ketakutan.

Mereka terus menunggu selama beberapa jam. Bahkan Wira sudah mulai merasa bosan menunggu. Hingga akhirnya, sebuah mobil berhenti di seberang jalan sana. Seorang wanita berambut cokelat dengan pakaian agak terbuka tampak keluar dari mobil.

Bima mencoba menajamkan penglihatannya, menatap wanita yang sepertinya ia kenali itu. Berusaha meyakinkan dirinya bahwa ia tidak salah mengenali orang. "Wira, itu Shera!" ucapnya sambil menunjuk ke arah seorang wanita.

Wira membenarkan posisi duduknya, lalu menatap ke arah yang ditunjuk Bima. Dan benar, wanita yang ada di seberang jalan itu memang Shera. Tanpa menunggu lagi, Wira segera turun dari mobil, berlari menyusul wanita itu.

"Shera!" panggilnya sambil mempercepat langkah kakinya.

Shera pun berbalik saat mendengar seseorang memanggilnya dengan nama yang benar-benar ingin dilupakannya itu. Alangkah terkejutnya wanita itu ketika menyadari siapa yang sedang berjalan ke arahnya. "Wira ..." gumamnya terkejut. Ia buru-buru melangkah cepat menuju lobby apartemen. Namun terlambat, Wira sudah meraih pergelangan tangannya.

"Lepaskan aku!" bentak Shera berusaha melepas tangan Wira.

"Tidak akan!"

"Wira lepaskan aku!" Shera terus memberontak, akan tetapi semakin erat Wira mencengkram pergelangan tangannya. "kalau kau tidak melepasku, aku akan teriak!"

"Teriak saja! Aku tidak peduli." Wira menyeret Shera menuju tempat yang dirasa aman dari petugas keamanan apartemen itu. Ia mendorong Shera hingga terduduk di sebuah kursi panjang. Sementara Bima segera menyusul ketika menyadari Wira sedang dikuasai emosi.

"Apa yang kau inginkan dariku?" Sekali lagi Shera membentak. Ia berdiri dari duduknya, hendak melangkah pergi. Namun Wira dan Bima menghadangnya.

"Katakan dimana anakku? Kemana kau membawanya?" tanya Wira dengan tatapan menggeram.

Mendengar pertanyaan itu membuat Shera tertawa sinis. "Anakmu?" Ia kembali tertawa setelahnya. "aku tidak tahu dan tidak mau tahu!"

Wira terlihat semakin geram, membuat Bima menepuk pundaknya. Bermaksud meminta Wira untuk lebih bersabar.

"Apa maksudmu tidak tahu? Kau yang membawanya pergi."

"Aku membuangnya," ucap Shera seolah menantang.

Wira beberapa kali menarik napas setelah mendengar pengakuan Shera. Rasanya lelaki itu benar-benar tidak percaya bahwa di dunia ada seorang ibu yang seperti mantan istrinya itu.

"Apa katamu? Kau membuangnya?" tanya Wira seakan tak percaya. "Shera, dia itu anakmu. Ibu macam apa kau ini?"

Dengan napas memburu, Shera menatap Wira. "Aku kan sudah pernah bilang, aku tidak mau ada anak di antara kita. Tapi kau dan orang tuamu memaksa," teriaknya sambil mendorong tubuh Wira.

Rasanya Wira sudah tidak tahan lagi bicara dengan Shera. "Aku tidak memintamu merawatnya. Lalu kenapa kau membawanya pergi. Kalau kau tidak menginginkannya aku bisa membesarkannya sendiri, dan aku akan membebaskan mu. Tapi kenapa kau lakukan semua ini?" Wira berteriak tak kalah sengit.

Sedangkan Bima hanya menjadi penonton adegan itu. Ia segera mendekat pada Wira dan berbisik, "Kau jangan gunakan kekerasan kalau mau mendapatkan anakmu. Dia tidak akan memberitahumu kalau kau berteriak padanya terus."

Akhirnya, Wira mencoba mengalah. Perlahan, ia mencoba meredam emosi yang seakan membakar seluruh tubuhnya. Memikirkan Shera yang tega membuang anak mereka membuat Wira tak habis pikir.

"Shera, aku mohon. Aku akan berikan apapun yang kau inginkan. Tapi tolong beritahu aku dimana anakku. Kemana kau membawanya?" Wira mulai melembutkan suaranya.

"Shera, tolonglah! Wira atau pun Tuan Gunawan tidak akan mengganggumu kalau kau beritahu kemana kau membawa anakmu. Hanya itu yang mereka inginkan. Setelah itu terserah kau mau kemana dan hidup bersama siapa. Wira akan memberimu apapun yang kau inginkan." Bima turut berusaha membujuk Shera. Berharap Shera mau memberitahu tentang keberadaan anaknya.

"Aku tidak tahu dimana dia!" jawabnya singkat.

"Tolonglah Shera." Sekali lagi Bima bertanya. Namun kali ini dia tak lagi melembutkan suaranya.

"Baik .. " Shera mengangguk pelan, menatap Wira dan Bima bergantian. "Aku akan memberi tahumu. Tapi setelah ini, jangan pernah kau temui aku lagi."

Wira dan Bima pun mengangguk tanda setuju. Apapun agar mendapat informasi yang mereka inginkan. "Baiklah. Aku berjanji."

"Aku memasukkannya ke dalam kardus, lalu meninggalkannya di suatu tempat. Tapi aku tidak tahu sekarang dia ada dimana, masih hidup atau tidak," ujar Shera menjelaskan.

Wira memejamkan matanya sesaat, sembari menghela napas panjang. Kedua bola matanya bahkan telah berkaca-kaca. Pikirannya jauh menerawang. Putri kecilnya begitu malang, yang memiliki ibu seperti Shera.

"Dimana tempat itu? Tolong beritahu dimana kau meninggalkannya!"

"Di depan sebuah sekolah tidak jauh dari Panti Asuhan Kasih Bunda. Aku meninggalkannya di sana," jawabnya tanpa rasa bersalah.

Wira terdiam seketika, saat mendengar nama sebuah tempat yang tidak asing di telinganya.

1
Dinivirgo
Luar biasa
Noname Yee
padahal udah nangiss bgtt
Noname Yee
😭😭😭😭😭
Alwa Kirana
Lumayan
dich
wkwkwkwkkwkkkk
bisa bisanyaaa 😅
dich
😆😆😆😂😂😂
Dewi Kadimen
Luar biasa
dich
🤣
dich
duuh koq jadi sakit
dich
moduuss
dich
playing victim
dich
awas aja ganggu2 wira sm via
dich
hiiii
dich
😭😭😭😭😭😭😭
dich
gilaaaa
dich
oooh ternyata...
Taty Siti Latifah
iya bener...gaje banget...
Taty Siti Latifah
Cerita yang bagus dengan pilihan kata dan kalimat yang sederhana, mudah di pahami, serta tepat sasaran. Sasarannya adalah menguras air mata.
Saya suka
Jumi Nar
Lumayan
Jumi Nar
Biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!