Blurb :
Ling, seorang Raja Legendaris yang bisa membuat semua orang bergetar saat mendengar namanya. Tak hanya orang biasa, bahkan orang besar pun menghormatinya. Dia adalah pemimpin di Organisasi Tempur, organisasi terkuat di Kota Bayangan. Dengan kehebatannya, dia dapat melakukan apa saja. Seni beladiri? Oke! Ilmu penyembuhan? Oke! Ilmu bisnis? Oke!
Namun, eksperimen yang dia lakukan menyebabkan dirinya mati. Saat bangun, ternyata ia bereinkarnasi menjadi pria bodoh dan tidak berguna yang selalu dihina. Bahkan menjadi tertawaan adalah hal yang biasa.
Popularitas yang selama ini ia junjung tinggi, hancur begitu saja. Mampukah ia membangun kembali nama besarnya? Atau mungkin ia akan mendapat nama yang lebih besar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daratullaila 13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kau Tertarik Padanya?
Mobil putih berhenti di depan gerbang arena pelatihan. Saat mobil terbuka, terlihat sepasang kaki ramping yang terekspos karena gaun selututnya, menjulur keluar dari mobil. Terlihat sangat modis. Kaki ramping itu melangkah keluar dengan seseorang di sampingnya.
"Xia, aku pikir sebaiknya kau jangan memakai gaun selutut lagi. Mereka tidak mengenalmu, jadi tatapan mereka sangat penuh ***** padamu," ucap Yu Bin menjelaskan setelah melihat seorang pria meneteskan air liurnya.
"Baiklah," Zhuo Xia mempercepat langkahnya. Ia sangat risih dengan tatapan menjijikkan yang dia lihat.
Yu Bin mengimbangi langkah Zhuo Xia. "Mengapa kau setuju untuk menjadi seorang tamu? Kau tidak pernah terlibat dengan hal seperti ini sebelumnya," tanya Yu Bin.
"Mungkin saja aku akan menemukan sesuatu yang menarik," jawab Zhuo Xia.
Mereka berdua segera berjalan ke arah ruangan yang sebelumnya telah ditunjukkan. Kemarin mereka telah melakukan riset, jadi mereka masih ingat jalan. Setiap langkah mereka diikuti dengan banyak tatapan kagum. Banyak dari mereka yang mengenal Yu Bin dan menjadikannya idola. Tentu mereka akan sangat senang bertemu dengan orang yang mereka kagumi.
"Nona Zhuo dan Nona Yu," ucap Tuan Yuan menyapa.
"Silahkan masuk. Aku sudah menyiapkan sarapan untuk kalian," lanjut Tuan Yuan.
Dua wanita itu masuk ke ruangan dan mulai sarapan.
*
Ling dan Liam sedang berjalan bersama untuk memasuki kelas. Mereka bertemu saat di gerbang tadi. Ling tak meminta Liam menjemputnya karena kakeknya sudah mengatakan bahwa dia akan diantar sopir.
"Apakah kau mengatakan hal itu pada Kakekku?" tanya Ling langsung. Hal ini sedikit membuat Liam gugup.
"Be-benar," jawab Liam terbata.
Ling diam mendengar jawaban Liam. Mereka masih melanjutkan perjalanan mereka.
Mengapa aku harus ikut campur urusannya? Kesempatan untuk berguru padanya menjadi semakin kecil, batin Liam menyesal.
"Maafkan aku Ling. Lain kali aku tidak akan ikut campur," ucap Liam.
"Baguslah kalau kau mengerti," jawab Ling.
Liam bodoh! Dia benar-benar marah, Liam merutuki dirinya sendiri.
Liam tak ingin melanjutkan percakapan. Ia menyadari kesalahannya. Ia tak ingin membuat Ling semakin kesal dengan perkataannya. Ia hanya menatap ke depan dan terus berjalan.
Saat sudah dekat dengan kelas, Liam melihat sesuatu. "Ling, bukankah itu Su Qiang?" tanya Liam sambil menunjuk ke arah gerombolan yang menyeret Su Qiang.
Ling melirik ke arah yang ditunjuk Liam. Dia menghela napas kasar. "Kau juga masih ingin ikut campur?" tanya Ling.
Liam tak menjawab. Tatapannya menjadi sendu, memohon kepada Ling.
"Mereka tidak akan melakukan apapun. Saat mereka belum sampai tujuan, bel akan berbunyi. Dengan hukuman yang kemarin mereka dapat, aku tidak yakin mereka akan berani terlambat lagi," ucap Ling. Ia berjalan meninggalkan Liam yang masih diam di tempat.
Apa yang dikatakan Ling masuk akal. Baiklah Ling. Aku mempercayaimu, batin Liam. Liam segera mengejar Ling.
Ling dan Liam sudah di tempat duduk mereka. Bel berbunyi setelah itu. Gerombolan anak-anak berlari tergesa-gesa memasuki kelas. Liam mencari Su Qiang diantara gerombolan itu, berharap keadaannya baik-baik saja.
Matanya menyapu kelas. Su Qiang ternyata sudah duduk. Pakaiannya terlihat rapi. Tubuhnya terlihat tidak ada yang terluka. Hanya wajahnya yang sedikit pucat.
Mungkin ia hanya sempat diperingati oleh mereka. Mereka tidak sempat melakukan apapun. Namun mengapa aku melihat ada yang kurang dari Su Qiang? Liam kebingungan sendiri memikirkan masalah ini.
*
Tuan Yuan memasuki kelas dan diikuti oleh dua wanita cantik di belakangnya. Semua orang mengenal satu wanita yang mengenakan celana baggy dengan kemeja putih polos. Sedangkan mereka tidak mengenal wanita dengan gaun selutut yang terlihat lebih cantik itu.
"Perkenalkan, mereka adalah Nona Zhuo dan Nona Yu. Mereka berdua akan menjadi pengawas saat tes. Untuk materi, tetap aku yang akan memberikannya," ucap Tuan Yuan menjelaskan.
Kedua wanita itu segera duduk di depan. Tatapan tajam mereka melihat ke arah seluruh siswa. Siswa yang ditatap mereka segera tertunduk hormat, kecuali satu orang di kursi paling ujung baris kiri. Dia tak acuh dan melihat keluar jendela.
"Dia lagi," ucap Yu Bin berbisik pada Zhuo Xia.
Zhuo Xia mengikuti arah pandang Yu Bin. Tak sengaja matanya bertemu langsung dengan mata Ling. Mereka bertatapan cukup lama.
"Kau tertarik padanya?" tanya Yu Bin yang melihat Zhuo Xia tak berhenti menatap Ling.
Zhuo Xia tersadar setelah Yu Bin berbicara padanya. Saat ia kembali menatap Ling, pria itu telah kembali melihat keluar jendela.
"Sedikit," jawab Zhuo Xia tersenyum.
Mereka tak melanjutkan percakapan. Mereka bermain ponsel untuk menghilangkan kebosanan. Tuan Yuan masih menjelaskan materi tentang bisnis kepada siswa di depan mereka.
Tuan Yuan masih membawa proyektornya dan menjelaskan dengan detail. Cara mengajarnya membuat materi sangat mudah dicerna.
"Baiklah materi hari ini sampai di sini. Istirahat sepuluh menit. Setelah itu akan ada tes yang akan diawasi oleh Nona Yu dan Nona Zhuo," ucap Tuan Yuan bergegas pergi. Kedua wanita di belakangnya dengan sigap mengikuti.
*
"Ling apa kau tertarik dengan Non Zhuo Xia?" tanya Liam penasaran. Ia juga memperhatikan saat Ling bertatapan dengan Zhuo Xia.
Ling melengkungkan bibirnya. "Sedikit."
Liam menganga lebar. Ia masih belum bisa percaya. "Akhirnya kau tertarik pada orang walau hanya sedikit. Kau masih normal Ling," ucap Liam asal bicara.
Ling menaikkan alisnya. "Kau selama ini menganggapku tidak normal?" tanya Ling sinis.
"Ah bukan begitu," Liam sedikit kikuk.
"Ayo kita cari makanan," ajak Liam mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Tidak. Aku akan belajar," jawab Ling. Ia membuka bukunya dan mengabaikan Liam.
"Ya, ya. Dasar orang jenius. Jenius juga harus makan," ucap Liam kesal. Ia membuka buku bisnis yang sudah di siapkan ayahnya.
"Permisi, apa aku boleh bergabung dengan kalian?" tanya seorang wanita dengan kepang dua. Itu adalah Su Qiang.
Liam meliriknya sebentar. Setelah itu ia melirik Ling ingin meminta jawaban. Namun yang dilirik terlihat tak peduli. Jadi ia mengambil inisiatif.
"Tentu. Ayo belajar bersama," jawab Liam ramah.
Su Qiang memindahkan kursinya ke meja Ling dan Liam. Setelah itu ia membaca buku yang dipegangnya.
"Su Qiang, kenapa kau membaca begitu dekat?" tanya Liam heran.
"Aku meninggalkan kacamataku. Jadi aku tidak bisa membaca jauh," jawab Su Qiang.
Liam mengangguk paham. Ia kini sadar apa yang kurang dari Su Qiang. Ternyata kacamatanya. Namun apakah benar kacamatanya tertinggal? Ini tidak ada hubungannya dengan kejadian tadi pagi, kan?
Mereka lanjut membaca bersama.
"Ah jadi begini pemandangannya jika sampah dipersatukan? Tuan Muda Zhuo, kau dari keluarga besar yang hebat. Mengapa kau ingin bergabung dengan orang seperti mereka?" ucap Lu Yan menghina.
Liam mengepalkan tangannya erat. Ia ingin segera bangkit dan melawan. Namun Su Qiang memandangnya memohon, seperti tidak ingin melanjutkan masalah ini.
Lu Yan yang melihat mereka tidak berani melawan, semakin meremehkan. Ia melipat tangan dan tersenyum mengejek.
"Bukan urusanmu," ucap Ling dingin tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.
sibuk mengurusi orang lain, mengabaikan orang yang mencintai nya yg melakukan apapun untuk dirinya, saya rasa MC termasuk dalam katagori ap normal
Ya,, orang iri memang susah untuk membuka mata dan hati.