"Maafkan aku mas, aku sudah berusaha untuk mencintai kamu, tapi nyatanya aku gak bisa, aku hanya menganggap ini hubungan balas budi.." Kinara menyodorkan sebuah map "Aku mohon lepaskan aku, agar aku bisa menjalani hidupku dengan pria yang aku cintai... tolong..
ceraikan aku"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ke Pasar Malam
Pagi-pagi sekali Arumi menghubungi Kinara dan mengajaknya bertemu, namun Kinara harus menyelesaikan pesanan kue jadi sangat sibuk dan tidak bisa bertemu Arumi, dan sebagai gantinya Kinara berjanji, Kinara akan mengajaknya ke pasar malam di dekat rumahnya, karena Arumi tidak pernah pergi ke pasar malam jadi Arumi sangat antusias, tapi dengan satu syarat Arumi harus meminta izin pada orang tuanya.
Kinara sedang menunggu Arumi di pintu masuk pasar malam setelah Arumi menghubunginya bahwa Papanya mengizinkannya pergi..
Kinara berpesan pada kedua pengasuh Arumi, untuk ikut menemani, dan berjaga- jaga jika orang tua Arumi tidak percaya padanya.
Kinara melihat mobil yang mengantar Arumi kemarin dan Kinara segera menghampirinya, Kinara mengetuk kaca mobil dan lekas kaca mobil diturunkan.
Kinara tertegun saat melihat orang di dalamnya adalah seorang pria berperawakan tinggi dan tampan dengan rahang tegas.
Kinara menelan ludahnya mungkin dia salah mobil "Oh, maaf aku salah orang.. aku kira ini mobil temanku.." Kinara bangun dengan kikuk, dia malu sekali.
Kinara mengedarkan pandangannya namun tak ada mobil yang lain yang menyerupai mobil Arumi "Tante.." terdengar teriakan dan pintu mobil terbuka.
Arumi meloncat dari pintu sebelah kiri, benar ini mobil Arumi, apa dia tak melihat Arumi, karena pria yang besar di sebelahnya yang menutupi pandangannya.
"Hay.." Kinara mundur saat pintu terbuka dan keluar lah sosok jangkung yang tadi menutupi Arumi.
"Papa.. ini tante Kinara.." Kinara melihat Papa Arumi, yang berdiri di depannya.
Oh, Papa Arumi, tapi kenapa ikut "Hallo Pak, saya teman Arumi, saya Kinara, terimakasih anda mengizinkan Arumi untuk pergi, Anda tidak perlu khawatir saya akan menjaga Arumi, terimakasih sudah mengantar Arumi"
Abi tetap diam dan memperhatikan Kinara "Kalau begitu.. kami akan masuk kedalam" Kinara merasa tatapan Abi terlalu tajam, bukan takut tapi Kinara merasa kikuk.
"Ayo, Sayang" Kinara akan pergi membawa Arumi, namun ucapan Abi menghentikannya.
"Kamu fikir aku percaya anakku dibawa olehmu" Kinara tertegun, sebentar dia rasanya pernah mendengar nada bicara seperti ini, dan Kinara rasa dia memang pernah melihat Papa Arumi ini, tapi dimana?.
Kinara memiringkan wajahnya lalu berkata "Ah, benar kamu orang itu!"
"Kamu yang kemarin membeli brownies ku, dan mengatakan akan membayar dua kali lipat jika brownies ku enak, benar kamu orangnya" bibir Abi mengerut, tapi Abi bergumam "Kamu belum mengatakan apakah kue buatan ku enak, ah sebentar kamu bilang itu untuk anakmu" Kinara melihat Arumi dan Arumi mengangkat alisnya. "Apa kue buatan tante enak.."
"Kue..?"
"Kue brownies"
Arumi mengangguk, "Enak, Papa apa itu buatan tante Nara?"
"Ya.."
"Wuaah itu enak tante, lain kali Aku mau makan kue itu lagi" Kinara mengangguk "Okey.." tangan Kinara menengadah dan membuka telapak tangannya kearah Abi "Karena Anda akan membayar dua kali lipat, maka cepat berikan padaku.."
Abi makin mendengus, wanita ini mata duitan ternyata, Abi mengeluarkan dua lembar uang warna merah dari dompetnya lalu menyerahkannya pada Kinara.
"Ini lebih" Kinara membuka dompetnya lalu memberi uang kembalian pada Abi "Nah, sudah selesai, anda jangan khawatir, aku akan menjaga Rumi.. tak perlu takut aku menculiknya, anda tahu harus pergi kemana saat aku melakukan itu..ayo Arumi, tante baru saja dapat uang lebih kita akan bermain sampai puas.." Kinara menggoyangkan uang di tangannya pemberian Abi.
Kinara membawa Arumi, dan meninggalkan Abi yang masih tertegun dengan uang kembalian dari Kinara ditangannya.
Saat tadi Arumi meminta izin padanya agar pergi bersama pengasuhnya, Abi berkata dia sendiri yang akan mengantar dan mengawasi Arumi, dan dia juga ingin tahu bagaimana Kinara memperlakukan anaknya.
Kaki Abi mulai melangkah mengikuti Arumi dan Kinara yang mulai menunjuk satu persatu permainan di pasar malam, tapi karena kondisi Kinara yang hamil muda mereka hanya memainkan permainan yang mudah.
"Papa, Rumi mau naik itu.." Rumi menunjuk permainan kora-kora yang terlempar ke kanan dan ke kiri. "Tante kan lagi hamil dia gak boleh naik itu, ayo papa temani Arumi.."
Abi melihat permainan berbentuk perahu itu dengan raut datar lalu berkata "Tidak itu berbahaya.."
Arumi mengerucutkan bibirnya tidak senang "Bilang saja takut.." Kinara mencibir.
Abi menoleh dan menatap tajam pada Kinara "Aku hanya mengutamakan keselamatan Arumi"
"Karena itu Anda ikut naik, dan menjaga Arumi, tidak lihat Arumi ingin naik itu.." Kinara benar-benar gemas, bagaimana Arumi tidak kesepian jika Papanya saja tidak mau bermain dengannya.
"Anda takut kan?" Kinara melihat Abi dari atas kebawah "Badan saja tinggi besar, naik kora-kora saja takut.."
"Kau!" Abi menggeram " Sialan, Aku akan buktikan kalau aku tidak takut!, lihat.. lihat dengan matamu" Abi menunjuk mata Kinara.
"Ayo Rumi" Abi menggandeng Arumi kearah dimana permainan kora-kora berada.
Kinara tersenyum puas saat melihat Arumi melambaikan tangannya dan pergi dengan gembira, Kinara mengeluarkan ponselnya dan mulai merekam saat Abi dan Arumi naik, akan dia tunjukan nanti pada Arumi bahwa anak itu punya kenangan indah dengan Papanya, dan itu dapat di lihat oleh Arumi saat sedang kesepian.
Like..
Komen..
Vote..
🌹🌹🌹🌹
kudungung banga wanita seperti itu ..
ketika tau dihiyanati ...
langsung putuskan ,mencari jln yg lebih baik kedepan x....