Dikira Duda Ternyata Perjaka

Cinta memperhatikan putranya, seperti ada yang berbeda... Tian begitu dingin, tidak sehangat seperti kemarin dan tadi pagi....

" emmmm... Tian.... bolehkah mami bertanya pada Tian?" tanya Cinta lembut, penasaran, pasalnya sekarang dia tidak suka sesuatu yang mengganjal di hatinya berlarut-larut.

" silahkan....!" jawab Tian singkat, semakin membuat Cinta penasaran dan ingin tahu apa yang terjadi pada putranya.

" apa Tian tidak suka mami di sini....?" tanya Cinta lembut, bahkan dia menunduk agar bisa sejajar dengan Tian yang saat ini sedang memainkan mobil-mobilannya sambil duduk.

Tian berpikir sejenak, kata suster,Tian harus biasa saja dan tidak boleh menceritakan kejadian suster yang membacakan dongeng tentang ibu tiri yang kejam.

Tian menggeleng," Tian suka mami disini....tapi Tian tidak suka mami berbohong"

deg....

Cinta tersentak, pasalnya dia tidak merasa Kalau berbohong pada anak tirinya itu...

" Tian bisa lihat mami sayang, maksud Tian apa ya....?, mami berbohong di mananya....?"

tanya Cinta lembut.

Tian menatap lekat wajah maminya yang berkaca-kaca.

" papi bilang kalau nenek tadi jahat, nenek tadi mama tirinya mami, tapi kenapa mami tidak bilang pada Tian... mami membiarkan Tian bersamanya... kalau seandainya orang itu menyakiti Tian bagaimana..,?" tanya Tian polos.

Deg....

Cinta tersentak , karena Vano lebih dulu mengatakan kebenarannya pada Tian.

" maafkan mami sayang, bukannya mami tidak mau mengatakan yang sebenarnya pada Tian.... tetapi mami menunggu waktu yang tepat untuk mengatakannya, karena tadi pagi mama tirinya Mami itu selalu menempel pada Tian.. lagi pula mami juga tidak meninggalkan Tian begitu saja dengan nenek itu, mami selalu mengawasi gerak-gerik nenek itu" tutur cinta membelai rambut Tian yang sudah menutupi telinga....

"Tian tahu kenapa tadi nenek itu terkena serangan ulat...?".

Tian menatap maminya lekak-lekat...lalu menggeleng.

"tadi yang melempar ulat itu.... adalah mami..."

jawab Cinta menunduk...

Tian melototkan matanya tidak percaya......" Kenapa....?" .

" mami tidak punya cara lain untuk mengusirnya... karena dia bilang ingin menguasai hati Tian agar Tian bisa mempercayainya, lalu Tian akan membenci mami seperti mama tiri mami yang dari dulu sangat membenci mami." ucap Cinta dengan sendu....

"apakah semua ibu tiri itu jahat....?" tanya Tian polos, membuat Cinta tersentak, karena dirinya juga seorang ibu tiri.

Cinta menggeleng " tidak semuanya sayang, apalagi mami dari kecil sudah di perlakukan tidak baik sama mama tiri mami, jadi tidak mungkin mami memperlakukan anak mami seperti itu...rasanya sangat sakit, apalagi tidak ada tempat untuk mengadu... berkeluh kesah, tidak ada yang membela saat mami di sakiti..itu sangat sakit... cukup mami saja yang mengalami luka itu, mami tidak akan melakukan hal yang sama pada Tian, mami akan membuat Tian bangga walaupun mami bukanlah yang mengandung Tian ." ucapnya sendu... Air matanya sudah menggenang di pelupuk matanya dan kalau cinta mengedipkan matanya, pasti air mata itu akan tumpah..

Tian mendongak, menatap mata maminya lekak-lekat... terlihat ada kesedihan di sana... Tian jadi merasa bersalah karena dari tadi mendiamkan maminya

Greppp....

Tian memeluk maminya erat..." maafkan Tian mi, maafin Tian sudah meragukan mami... Tian kira semua ibu tiri itu kejam , Tian sayang mami" .

Cinta membalas pelukan Tian, rasanya begitu sangat nyaman... dia merasa tidak sendiri lagi, ada orang yang menyayangi dirinya begitu tulus mesti itu anak tirinya sendiri... Meski usianya masih kecil,tapi dia sudah tahu permasalahan orang dewasa.

" mami tenang saja, nanti Tian akan membalas nenek sihir itu...Tian jadi menyesal karena sudah mengkhawatirkan nenek sihir itu tadi , huft " ucapnya dengan melipat kedua tangannya di perut, membuat Cinta tertawa gemas, lalu Cinta menghapus air matanya yang keluar tidak terkontrol.

" baiklah... kalau begitu,kita bermain bersama yuk" ajak Cinta yang diangguki putranya... mereka bermain sampai lupa waktu dan terdengar adzan salat magrib.

"Tian mau sholat dulu ya mami, sudah adzan, apa mami mau ikut !" ajak Tian,

Deg.....

Cinta merasa tergelitik hatinya, dia tidak pernah melakukan itu sudah bertahun-tahun ...

" emmm.mami sedang berhalangan sayang, jadi mami tidak sholat" kata Tian.

" berati seperti suster, suster halangan terus setiap Tian bertanya " jawab Tian polos.... membuat Cinta menganga....

" ah mana mungkin, penampilan nya saja tertutup" ucapnya dalam hati.

" ya sudah... kalau begitu, ayo mami antar ke kamar " ajak Cinta lembut, dia menggendong putranya itu yang berisi.... tidak terlihat gemuk namun berisi, membuat semua yang melihatnya pasti gemas, begitu pun Cinta, saat pertama kali melihatnya langsung suka.

sebenarnya sedari tadi Vano menyaksikan mereka berbicara, dia sangat bangga pada istrinya, cepat tanggap dengan sesuatu yang berbeda dengan tingkah putranya...

Melihat Cinta akan memasuki lift, dia segera naik melewati tangga, karena Vano memang lebih suka naik Tangga... kecuali sedang buru-buru barulah naik lift.

***

Roger mengajak Sandra untuk dinner di restauran, karena dia ingin membicarakan sesuatu tentang hubungan mereka yang jalan di tempat.

" kau .... bersiaplah, aku akan menjemputmu nanti malam" pesan dari Roger.

" oke honey , aku akan bersiap " balasnya dengan tersenyum senang.

setelah mendapatkan pesan dari kekasihnya lalu Sandra beranjak dari sofa untuk mendekat ke arah mamanya yang masih beristirahat di ranjang pasien.

" mah.... Aku mau pergi dulu dengan Roger, mama di sini dengan suster, .... tidak apa-apa ya!" ucapnya dengan wajah sumringah....Sandra merasa senang, sepertinya kekasihnya itu akan melamar dirinya.

" baiklah...kamu hati-hati ya, semoga sukses " balas nyonya Veronica tersenyum senang, bahagia melihat wajah putrinya yang berseri-seri.

" iya mah,... Da... mama" ucap Sandra setelah mencium kening mamanya lalu pergi dari ruangan VIP tersebut, meninggalkan mamanya yang sedang bersama perawat.

Sandra pergi menuju butik yang tidak jauh dari rumah sakit, dia akan membeli gaun yang sangat indah untuk malam ini, dirinya akan membuat Roger tambah tergila-gila dengannya .

Sore yang cerah membuat semangat Sandra kian membara, .

" yes.... ketemu" Sandra menuju gaun yang terpajang di etalase, terlihat sangat cantik juga berkelas.

Tak sengaja matanya bertemu dengan gadis yang waktu itu membantu Cinta saat di mall...

" eh.... ngapain kamu masuk ke sini....?" tanya Sandra sombong, dengan melipat kedua tangannya di perut...

" apa anda tidak bisa melihat nona...., tentu saja aku sedang berbelanja" jawab Nesya dengan mengangkat paperbag yang barusan ia bayar.

" alah....gadis SPG seperti mu ,mana bisa berbelanja di butik ini...." ucap Sandra menatap Sinis Nesya.

" kenapa tidak bisa.... Nih anda lihat sendiri, aku baru selesai membayar nya " karena uang sisa pemberian tuan Agus masih Nesya simpan, kebetulan temannya Tika akan berulang tahun, jadi dia membeli gaun untuk datang ke acaranya.... kalau tidak untuk kepentingan,mana mungkin Nesya mau mengeluarkan uangnya cuma-cuma.