Alea, seorang gadis yang menjadi korban perkosaan di hotel tempat dimana ia bekerja. Alea yang kala itu sedang bertugas membersihkan salah satu kamar hotel karena dia merupakan seorang office girl, harus menerima kenyataan pahit ketika seorang laki-laki asing menjamahnya. Penderitaan tak sampai disitu, ketika Alea di paksa harus menikah dengan pria paruhbaya yang berkuasa di wilayahnya, dan hal yang lebih mengejutkan ketika Alea tahu jika orang yang telah menjadi suaminya adalah ayah dari laki-laki yang sudah tega menodainya. bagaimana Alea harus menjalani kehidupannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RD Junior, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alea Alkhaleena
Meskipun tubuhnya mungil tapi tenaga Alea lumayan kuat sehingga membuat Arthur sedikit kesulitan menghadapinya. "Diam! atau aku tidak akan segan-segan untuk menyakitimu!" bentaknya seraya memegangi kedua pipi Alea dengan kasar.
"Ku mohon, Tuan. Tolong lepaskan aku!"
"Kau tidak akan pernah berani untuk menolak, seandainya kau tahu siapa aku," ucap Arthur menatapnya.
"Siapapun dirimu, tolong lepaskan aku dan biarkan aku pergi dari sini!"
"Tapi sayangnya aku tidak suka penolakan! Diam dan nikmati saja kebersamaan kita malam ini! Kau adalah wanita yang paling beruntung karena telah berhasil menarik perhatianku."
"Kau salah! Aku bukan perempuan ja*lang," pekik Alea dengan bola mata yang berkaca-kaca menahan air matanya.
"Sungguh?" Arthur menyunggingkan senyumnya, "aku malah semakin bersemangat untuk mencobanya." Dia pun melepas paksa baju office girl yang di kenakan Alea sehingga tampak menonjol kedua gunung kembar Alea yang tertutup b*h berwarna merah muda. Refleks Alea langsung menyilangkan tangan di dadanya.
Arthur berusaha menyingkirkan tangan yang sudah menghalangi pemandangannya dengan cara menekan kedua tangan Alea di atas kepalanya.
Arthur terlihat masih berusaha untuk menyambar ranum bibir tipis Alea walau dia terlihat kesulitan, karena Alea menggerakkan kepalanya ke kanan-kiri untuk menghindari ciuman pria itu. Merasa kesal Arthur langsung ke inti titik kelemahannya, langsung membuka resle*ting celana Alea lalu membuka keseluruhan secara paksa, hingga terlihatlah kini paha mulus Alea terpampang nyata di hadapannya.
Saat tubuhnya tak dihimpit lagi oleh Arthur, Alea kembali berontak beranjak dari tempat tidur dan hendak membuka pintu, namun lagi-lagi Arthur menariknya dan mendorongnya kedinding lalu kemudian menciumnya.
"Emmph... Emmphh..." Alea kesulitan berteriak saat mulut Arthur telah berhasil melahap bibirnya dengan rakus.
Arthur mulai menggunakan tangannya, masuk kedalam c*d Alea dan mengelus benda yang hanya di tutupi oleh kain tipis berbentuk segitiga itu sehingga membuat sekujur tubuh Alea kini meremang.
Alea yang sedari tadi berontak kini perlahan luluh diam tak berkutik mendapati perlakuan Arthur terhadap tubuhnya. Seraya terus menciumi bibir serta melumat*nya, tangan Arthur bergerak menyentuh kedua benda kenyal itu dan memainkan tangan di pu*tingnya.
Merasa Alea sudah kehabisan nafas Arthur melepaskan ciumannya beberapa saat, dia pun mengarahkan tubuh Alea ke tempat tidur dan saat Alea terjatuh tepat di atas ranjang dia pun melucuti semua dalam*an Alea lalu menindihnya.
Arthur kembali menyambar ranum bibirnya dan memperdalam ciuman serta gerakan lidahnya, tapi kali ini dia bermain dengan sangat lembut. Tak hanya sampai disitu Arthur juga mencium daun telinga dan lehernya lalu turun kebawah dan mengulum serta menghisap kedua gunung kembar itu dengan rakusnya.
"Ah... Tuan stop, tolong hentikan!" rintihnya. Alea men*desah ketika telunjuk tangan Arthur masuk kedalam lubang intinya dan menggerakkan jarinya didalam sana, merasakan kalau area inti Alea sudah mulai basah dengan cepat Arthur menenggelamkan kepala si junior kedalam sarangnya.
"Begitu sempit! Sepertinya aku harus membayar mahal atas semua yang sudah aku lakukan kepada gadis ini," batin Arthur.
Alea tampak merintih kesakitan saat benda itu semakin tegang dan mencoba menerobos masuk ke dalam dinding pertahanannya. "Aahh..." Teriaknya. Alea terlihat mencengkram sprei dan mengepalkan kedua tangannya, dan seketika itu pun Alea langsung menitikkan air mata ketika junior si brengsek itu telah berhasil membobol gawang pertahanannya.
Arthur mendiamkan senjata miliknya terlebih dulu di dalam sana, ingin membuat Alea terbiasa menerima benda keras tak bertulang itu sebelum dia menghentakkan nya, dan beberapa saat kemudian dia perlahan menggerakkan pinggulnya dengan gerakan maju mundur.
Arthur menatap lekat wajah sayu gadis malang yang berada dibawah kungkungannya.
"Maafkan aku, karena sudah melampiaskan kemarahanku kepada ayah, terhadapmu," batin Arthur saat melihat raut wajah Alea yang tampak sudah tidak berdaya akibat perbuatannya.
Tubuh keduanya semakin terasa bergema saat benda tak bertulang itu semakin masuk menembus kedalam denyut nadi intinya. Arthur semakin mempercepat gerakannya saat merasakan himpitan kuat dari goa Alea, dia dan Alea pun mengerang panjang saat berada di puncak kenikmatan dengan peluh yang membasahi di sekujur tubuh mereka.
keesokan harinya.
Arthur sengaja bangun lebih dulu sebelum Alea. Setelah membersihkan tubuhnya dia mengambil kertas dan menulis surat untuk Alea lalu menyimpannya di atas laci, dia pun pergi dengan tergesa-gesa.
Selang dua puluh menit setelah kepergian Arthur perlahan Alea membuka matanya. "Kemana laki-laki itu? apa dia sudah pergi?" batin Alea seraya menarik nafas panjang lalu membuangnya secara kasar. Dia tidak pernah menyangka kalau akan mengalami kejadian itu, hatinya hancur berkeping-keping saat laki-laki yang tidak dikenalinya telah berhasil merenggut mahkotanya. Saat hendak beranjak dari tempat tidur pandangannya terkunci pada secarik kertas di atas laci dia pun meraih dan segera membaca isi dari surat tersebut.
(Aku harap uang 100 juta ini cukup untuk menebus kesalahan yang sudah aku lakukan kepadamu semalam, minumlah pil KB ini untuk mencegah sesuatu yang tidak kau inginkan. Aku harap pertemuan kita akan menjadi pertemuan pertama dan terakhir kita)
Alea mengepalkan kertas itu dan melemparkannya ke tong sampah. Namun ketika dia ingin melangkahkan kaki tiba-tiba, "akh..." Alea meringis saat merasakan sesuatu yang sangat perih di area intinya.
Semenjak kejadian di malam itu sikapnya kini menjadi pendiam dan murung. Dia tidak berani untuk menceritakan kejadian itu dan lebih memilih untuk menyimpannya sendiri sebagai kenangan pahit yang tidak akan pernah dia lupakan seumur hidup.
"Dari mana saja kau? Mengapa semalam tidak pulang?" tanya Aleta.
"Semalam aku lembur Bu," Alea terpaksa berbohong.
"Baru tahu kalau office girl ada lemburnya juga," gumam Aleta. "Mana uang gajimu?" tanyanya menadahkan tangan.
Dengan cepat Alea mengeluarkan amplop dari tas lalu memberikannya pada Ibunya.
"Mulai besok kau tidak perlu bekerja," ucap Aleta seraya menghitung lembaran uang yang ada di tangannya.
"Memangnya kenapa, Bu?"
"Acara pernikahan mu di percepat besok lusa."
"Apa?" Alea terkejut. "Kenapa Ibu tidak konfirmasi aku dulu sebelum mengambil keputusan?"
"Bukannya lebih cepat lebih baik!" ucap Aleta dengan entengnya.
"Berapa hutang Ibu pada tuan Carlos?"
"Memangnya mau apa? Kau tidak akan sanggup untuk membayarnya."
"Aku akan berusaha untuk melunasinya, kalau perlu aku akan bekerja siang malam agar aku tidak menikah dengan tuan Carlos."
Alea tidak bisa memberi tahu Aleta soal cek yang telah di berikan oleh pria asing yang semalam sudah menidurinya, karena dia pasti akan bertanya-tanya.
Aleta menatap wajah Alea. "Apa kau belum tahu bagaimana sikap tuan Carlos?"
Alea menggelengkan kepalanya.
"Sekali dia mengutarakan keinginannya, maka dia harus mendapatkannya. Karena kalau tidak, nyawa kita yang akan menjadi taruhannya," jelas Aleta.
***
Setelah resmi menyandang status sebagai nona Brata Jaya, Carlos langsung memboyong Alea ke kediamannya untuk berkenalan dengan istri pertama, istri kedua dan istri ketiganya, bahkan Carlos mengajak Alea untuk tinggal bersama dengan semua istri-istrinya.
"Kau tunggu di sini, aku akan mengambil beberapa obat kuat dikamar utama," ucap Carlos saat membawa Alea masuk kedalam kamar yang akan di tempati nya.
Deg. Jantung Alea dag dig dug ser tidak karuan dibuatnya. Jangankan untuk melakukan hubungan suami istri dengan Carlos, bahkan melihat wajahnya saja Alea tidak mau.
Alea menatap ke sekeliling kamar itu memikirkan cara agar malam ini dia bisa melarikan diri dari Carlos.