Menjadi anak broken home bukanlah cita2 seorang gadis bernama Arlita Mahesa membuatnya menjadi pribadi yang tertutup tidak mempercayai yang namanya cinta,baginya cinta hanyalah kata-kata klise
Hingga seseorang telah membuatnya berubah dia adalah seseorang yang bernama Pramudya Gilang Perdana"Aku akan buktikan bahwa cinta itu indah" ucapnya
"Tunjukan aku hanya ingin bukti bukan ucapan" ucapku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Airina Nu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19.pingsan
Pramudya memeluk Arlita dengan erat tangan kanan mengepal hingga kuku-kukunya menjadi putih.Hatinya sangat sakit mengetahui fakta yang telah terjadi 5 tahun lalu,dimana seorang Ayah dengan begitu teganya menelantarkan anak dan istrinya hanya untuk wanita lain,wanita yang jelas-jelas hanya mencintai uangnya.
Sekarang Dia tahu alasan mengapa Arlita begitu bersikap dingin ternyata Dia hanya ingin melindungi dirinya dari rasa sakit yang pernah Dia alami.
Pramudya tiba-tiba merasakan tubuhnya menjadi terasa begitu berat.Sesaat Dia melihat Arlita yang terjatuh di dalam
pelukannya.
Laki-laki itu mencoba menggoyang-goyangkan tubuh gadis itu tapi tetap saja Dia tidak bergerak dan menyadari bahwa gadis itu ternyata sedang tak sadarkan diri.
"Oh ya ampun ternyata Arlita pingsan lalu Laki-laki menyentuh kening gadis itu dan terasa sangat panas ternyata Arlita sedang mengalami demam.
Pramudya langsung menggendong Arlita keluar ruangan sambil berteriak memanggil Pak Teguh.
" Pak Teguh".panggilnya panik
Pak Teguh menghampirinya
"Ada apa Tuan Muda?
" Tolong saya siapkan mobil Arlita pingsan,saya mau membawanya ke rumah sakit lalu bantu saya membawa mobil ke rumah sakit.
"Baik Tuan".
Mobil pun sudah siap Pramudya langsung menurunkan Arlita dibelakang, dia menaruh kepala Arlita di kedua pahanya.
" Ayo Pak jalan".
"Baik Tuan Muda".
Mobil pun meluncur ke jalan raya.Tidak beberapa lama mobil mereka pun sampai di Rumah Sakit.
Arlita langsung dibawa keruangan IGD.sehabis pemeriksaan selesai Arlita dipindahkan ke kamar rawat inap.Pramudya memilih ruangan VIP.
Pramudya dan pak Teguh menunggu diluar.Mereka duduk di kursi tunggu,wajahnya keduanya terlihat sedikit panik.
Tidak lama Dokter keluar dari ruangan itu.Pramudya langsung menghampirinya.
"Dengan keluarga pasien?
" Iya saya Dok".
" Keruangan saya ada yang ingin saya bicarakan".
"Baik Dok".ucapnya
"Saya keruangan Dokter dulu,Pak Teguh tunggu disini sampai Ibunya Lita datang tadi saya sudah menelpon Ibunya.
" Baik Tuan Muda".
Pramudya masuk keruangan Dokter dan dari arah berlawanan Faiz,Ibu Nita dan Mutia berjalan tergesa-gesa menuju tempat dimana Lita dirawat.
Pak Teguh menghampirinya.
"Apa kalian keluarga dari Arlita?
Mereka pun mengangguk.
" Iya Pak kami keluarganya ".
" Bapak ini siapa?tanya Ibu Nita.
"Kenalkan Bu saya atasan Arlita di Restoran nama saya Teguh.
" Iya Pak Teguh terima kasih banyak,karena sudah menolong anak saya."
"Bukannya saya Bu tapi Tuan Muda Pramudya yang menolong anak Anda.Tuan Muda sedang menemui Dokter dan sekalian juga mengurus Administrasi".
Ibu Nita pun mengangguk.
"Apa saya boleh masuk kedalam Pak?
"Silahkan Bu".
Mereka bertiga masuk.Sang Ibu langsung mendekati putri sulungnya,ada rasa bersalah dalam hatinya.Seandainya saja dirinya tidak sakit mungkin sang putri tidak akan sakit seperti ini.
Tanpa terasa air matanya menetes dikedua pipinya.
" Maafkanlah Ibu Nak!
Faiz dan Mutia pun tidak kalah sedih melihat sang kakaknya terbaring tidak berdaya di tempat tidur dengan jarum infus di tangan kanannya,dalam hati mereka berdoa semoga sang kakak dapat kembali sehat dan berkumpul dengan mereka lagi.
Langkah Pramudya mendadak lemas,sejenak Dia menekan emosinya agar Dia bisa mengontrol amarah dalam hatinya.
Setelah mendengar atas apa yang dikatakan Dokter bahwa Arlita mengalami sakit Depresi.
Tanpa terasa langkahnya berhenti di ruangan tempat Arlita dirawat.Pak Teguh
menghampirinya.
"Tuan Muda!panggilnya.
Pramudya yang sedang termenung kaget mendengarnya.
"Maaf ada Pak?
"Saya hanya ingin memberitahukan kalau keluarga Arlita sudah datang Tuan".
"Ya Pak terima kasih, saya masuk dulu dan Bapak balik aja ke Restoran."
"Baik Tuan muda,saya balik ke Restorannya naik taksi saja.
" Baiklah,hati-hati Pak".
"Terima kasih Tuan muda,saya permisi"
"Iya".
Setelah sang asisten pergi
Pramudya masuk ke dalam kamar Lita di rawat. Mereka tersenyum lalu mengucapakan terima kasih karena sudah menolong Arlita.
bersambung