Naya menjadi wisudawan terbaik di hari itu. Tapi siapa sangka, ternyata Papanya sudah menikahkan Dia dengan anak temannya sendiri secara diam-diam tanpa sepengetahuan Naya.
Lantas apakah Naya akan terpaksa melanjutkan rumah tangga barunya atau lari dari kenyataan?
Simak terus updatenya di TERJEBAK PERNIKAHAN RAHASIA DI HARI WISUDA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khof, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18 Mbok Jah yang Jail
Akhirnya___
Alfath mendekati Naya, pelan-pelan menarik ujung dressnya kebawah agar tidak terbangun. Tapi entahlah Alfath selalu dibuat sial oleh nasibnya.
“Mau ngapain Kamu...? ” Naya yang awalnya tidur pulas langsung terperanjat duduk. Alfath tidak bisa berkata apa-apa. Matanya yang sudah sayu menahan rasa kantuk terlihat pasrah. Tapi dimata Naya berbeda.
“Kamu mau apain Aku... Hah...? ”
“Cuma mau__”
“Mau apa...? ”
“Ah sudahlah males berdebat malam-malam. Ngantuk... ” Alfath segera menuju ke sofa tidurnya.
“Seharusnya Kamu tidak boleh masuk rumah karena melebihi jam perjanjian. ”
“Bodo amat. Tuh pesananmu bikin malu orang aja... ” Alfath menunjuk kantong plastik yang berisi pembalut.
“Telat. Udah nggak butuh lagi__” Mata Alfath langsung melotot kaget plus menahan marah.
“Gila. Kamu cuma mempermainkanku...? ”
“___”
Setelah drama malam yang cukup panjang itu berlalu, Mereka berdua tidur dengan keyakinannya sendiri-sendiri. Naya tidur di ranjang dengan nyenyak begitu juga Alfath yang tidur di sofa.
...****************...
Pagi selepas Subuh, Naya bangun karena perutnya terasa sangat nyeri. Itu sudah rutinitasnya setiap tamu bulanannya datang. Dia memegangi perutnya sambil jungkir balik karena kesakitan.
Alfath yang sudah bangun sejak tadi merasa heran dengan kelakuan Naya. Dia menyibukkan dirinya sendiri dengan menscroll benda pipih.
“Ngapain tuh anak jungkir balik kek gitu. Nggak sekalian salto aja kalau mau olahraga.” Dia terkekeh sendiri melihat kelakuan Naya.
Naya bangkit dari tempat tidur dengan sempoyongan. Dia menyadari ada noda di spreinya.Sehingga Dia harus segera menggantikan dengan yang lain sebelum ketahuan Alfath atau Naya akan malu sendiri. Sprei itu cukup tebal, sehingga berat bagi Naya untuk membawanya sambil menahan nyeri yang luar biasa. Alfath melihat Naya hampir saja menabrak sofa yang di tempati duduk Al-Fath.
“Lihat-lihat dong kalau jalan. Atau kalau nggak kuat bawa minta tolong. Emang kegedean gengsi sih... ”
Sedangkan Naya, napasnya tersengal. Dia tidak memperdulikan Alfath yang entah mengoceh sampai mana tadi. Kepalanya sudah pusing tujuh keliling. Ruangan itu awalnya berwarna abu-abu kemudian berubah menjadi hitam. Dia tidak bisa melihat dengan terang. Dan___
Brugh__
Naya ambruk tepat di hadapan Alfath. Spreinya berserakan. Alfath langsung panik saat melihat wajah Naya pucat pasi.
“Nay... bangun Nay... ”
Alfath langsung membawa Naya ke tempat tidur. Kemudian mengoleskan semacam minyak ke hidung Naya. Dia juga memberikan sprei itu kepada Mbok Jah agar untuk di cuci.
“Spreinya kenapa tuan? ”
“Nggak tau Mbok, tadi Naya nggak kuat bawa. Jadi Saya yang bawain kesini... ”
“Oh... ya udah tuan kalau gitu... ” Mbok senyum-senyum sendiri.
“Mbok ngapain senyum-senyum sendiri gitu... ? ”
“Karena tuan muda berhasil... ”
“Maksudnya...? ”
Mbok Jah langsung menutup mulutnya karena keceplosan. Dia pikir pasti itu adalah ulah dari tuan muda Alfath semalam.
“Sepertinya Nona Naya sama tuan muda Alfath habis ngelakuin itu deh... biasanya kan gitu, kalau pengantin baru udah ganti sprei berarti... ”
“Kita buktikan saja nanti kalau sambil nyuci... ”
“Mbok... Udah masak belum...? ” Mbok Jah tersadar dari lamunannya.
“Su__ sudah tuan muda... ”
“Mbok ngapain sih dari tadi di tanyain malah bengong sambil senyum-senyum sendiri. Ngelamunin apa Mbok... ”
“Hehehe... enggak tuan. Oh ya, Non Naya kemana tuan...? biasanya jam segini udah turun. ”
“Tidur Mbok. Sepertinya Dia lagi kurang enak badan...”
“Pasti itu ulah tuan semalam. Iya kan tuan...? ”
“Apaan... nggak paham deh Aku sama maksud Mbok... ”
“Itu loh tuan... ” Mbok Jah memberikan kode ke Alfath.
“Ah Mbok ngaco deh... ”
Alfath segera kembali ke kamar. Muak dengan pertanyaan-pertanyaan Mbok Jah. Naya masih belum siuman. Alfath mengoleskan minyak lagi ke hidung Naya.
“Badannya panas banget. Bibirnya pucat lagi... ini pasti asam lambungnya naik lagi. Lebih baik Aku bawa ke Dokter aja... ”
Alfath bergegas menggendong Naya turun ke bawah. Segera melajukan mobil untuk pergi ke rumah sakit.