NovelToon NovelToon
My Lovely Step Brother

My Lovely Step Brother

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Enemy to Lovers
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Agnettasybilla

Semasa Joanna kecil ia tidak pernah menyukai kehadiran anak-anak laki-laki yang tinggal satu rumah dengannya. Namun, ketika duduk dibangku SMA Joanna merasa dirinya merasakan gejolak aneh. Ia benci jika Juan dekat dengan orang lain. Ia tidak bisa mengartikan perasaannya pada laki-laki itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agnettasybilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15 : Sosok Menakutkan

...- happy reading -...

...***...

Sosok dengan topi dan jaket hitam itu terdiam menatap kepergian taksi di hadapan nya. Tatapan nya lurus lalu tubuhnya berbalik, berjalan di trotoar. Sosok itu adalah Joanna.

"Suster ruang UGD dimana ya?" tanya Juan panik lalu keduanya segera berlari menuju ke arah yang ditunjuk perawat tersebut. Sesampainya di depan UGD keduanya di cegat oleh seorang perawat.

"Cari siapa ya kak?" tanya perawat itu ramah.

"Cari Kak Laras," jawab Saka masih dengan nafas terengah engah.

"Oh pasien bernama Laras? Udah di pindah ke ruang inap paviliun Mawar."

Keduanya saling berpandangan lalu berbalik arah menuju paviliun Mawar. Setelah sampai di depan ruangan itu, tanpa mengetuk pintu Juan langsung menerobos ke dalam.

Saka dan Laras yang sedang berbicara langsung melihat ke arah pintu. Juan terdiam melihat kondisi Laras dengan tangan kiri, kaki kiri dan dahi di perban.

"Kak kenapa ga bilang sama gue?" tanya Juan sembari menatap Laras khawatir.

"Ga bisa Ju. Ponsel gue rusak."

Melihat Juan dan Laras berbicara, Saka dan Yuda pun berjalan keluar kamar.

"Gimana kejadian nya? Kenapa bisa lukanya separah itu?" Laras menghela nafas.

"Gue lagi di jalan mau ke mall, tapi tiba tiba ada mobil yang nyerempet motor gue jadinya jatuh."

"Lo harus lebih hati-hati Kak." Laras tersenyum menatap Juan lalu mengangguk cepat.

"Maaf ya lo jadi nunggu lama."

"Kok malah minta maaf sih? Kan lo kecelakaan gini." Juan berdesis kesal tapi justru mengundang tawa renyah dari sosok Laras.

"Tapi kan tetep aja gue ga enak, tadi lo nunggu sendiri pasti di sana."

"Ngga kok, gue tadi di temenin Kak Sisil." Ekspresi wajah Laras berubah setelah mendengar itu.

"Kenapa bisa Sisil ada disitu?" Juan mengangkat bahunya.

"Katanya dia mau makan disana terus liat gue sendirian jadinya nemenin gue deh." Laras terdiam sejenak.

"Gue seneng deh kalo lo perhatian gini ke gue," ujar Laras lalu tersenyum

***

Rumah

"Dari mana?"

Juan yang awalnya mengendap endap di tengah kegelapan itu pun tercengang. Lalu perlahan ia mendongak ke arah tangga, di ujung tangga atas sana nampak Joanna bersidekap menatap tajam.

"Aduh mati gue. "

"Jam segini baru pulang, abis ngapain aja?" Jantung Juan berdegup kencang, suara Kakak nya itu benar benar menyeramkan.

"I-itu abis dari rumah sakit."

"Siapa yang sakit?"

"Kak Laras. Temen Kakak lagi sakit apa ga niat jengukin?"

Juan berusaha menatap mata itu namun tatapan nya berubah semakin mengintimidasi.

"Balik ke kamar lo sekarang."

Juan hanya menurut lalu berjalan menuju kamarnya. Ia melirik sedikit sebelum benar benar masuk ke dalam kamar. Joanna yang balik menatap nya sembari bersidekap. Setelah pintu tertutup, Juan menghembuskan nafas lega lalu melepas tasnya. Tapi pikiran nya beralih.

"Baju Kak Joanna kaya ga asing ya? Kenapa mirip orang yang tadi ngikutin gue?"

Setelah selesai membersihkan diri, Juan melirik ke arah balkon kamar yang terbuka, pasti mbak lupa nutup deh, batin nya.

Sebelum menutupnya, Juan melirik sekilas keluar, tidak ada apa apa disana hanya orang lewat menggunakan motor dan satu mobil abu milik tetangga yang baru pulang. Sudah biasa perumahan sekitar situ sepi, bahkan banyak rumah kosong di sekitar situ.

Pintu balkon terkunci rapat, ia akan langsung tidur karena sekarang sudah pukul 1 malam. Awalnya Juan ingin menginap sana di sana, tapi Laras memaksanya pulang, katanya beberapa anak Girlvy akan datang untuk menjaganya.

Juan hanya menurut karena pasti Ayah dan Bundanya akan memarahinya jika tau semalaman tidak pulang.

Ting! Sebuah notifikasi chat masuk.

Udah sampe rumah ya cantik?

Juan mendengus kesal lalu membiarkan chat itu tanpa dibalas.

Ting!

Kenapa cuma di read?

Oh.. habis mandi ya?

Deg!

Tangan yang awalnya sedang mengusap rambut menggunakan handuk itu berhenti. Bagaimana orang itu bisa tau? Tiba tiba ia merinding.

Ga usah takut, santai aja.

Dengan tangan gemetaran, Juan memblokir nomor itu dan menghapus semua pesan tadi. la lalu melihat ke sekeliling kamarnya, apa ada kamera disana. Ia berjalan ke setiap sudut kamarnya untuk mencari kamera itu, tapi tidak ada satupun yang mencurigakan.

"Dimana sih?!" Juan mengacak acak rambutnya kesal. Suara ketukan pintu terdengar.

"Tidur, berisik tau ga lo?" Juan menahan nafas saat suara serak kakaknya terdengar.

Karena sudah pukul setengah 2 pagi, akhirnya Juan memilih tidur. Namun tidurnya pasti tidak akan pulas, karena ia tidak merasa nyaman di kamarnya sendiri.

***

Esok harinya

Sekarang sudah hari terakhir ujian akhir semester. Cowok dengan Hoodie hitam polos itu berjalan keluar kelas dengan santai, karena ujian jadi kelas mereka terpisah. Juan berada di ruang satu, Saka dan Gerald di ruang dua, dan Yuda di ruang 3.

"Juan!"

Juan menoleh dan mendapati Laras tersenyum ke arahnya, untung saja kaki dan tangan nya tidak memiliki luka serius sehingga di hari ke tiga ulangan mereka, Laras bisa ikut melaksanakan ulangan di sekolah.

"Eh kak? Mau balik?" Laras mengangguk pelan.

"Kita libur panjang nih, lo ada rencana liburan keluarga?" Juan hanya menggeleng pelan.

"Ngga sih kayanya, soalnya Ayah dinas di luar kota." Juan tersenyum senang.

"Kalo gue ajak jalan kapan kapan mau?" Juan mengangguk.

"Boleh deh, dari pada bosen dirumah. Tapi jangan awal awal libur ya kak." Juan tersenyum memamerkan deretan gigi dan gummy smile nya.

"Loh kenapa?"

"Gue mau menikmati bangun siang dulu, udah lama ga bangun siang." Laras tertawa dan mengangguk.

"Ayo balik."

"Aduh Kak sorry, gue ada janji sama temen temen gue nih."

Juan memasang wajah tidak enak tapi dibalas dengan kekehan Laras.

"Santai kali, yaudah sana lo spending time dulu sama temen temen lo."

Juan mengangguk lalu keduanya berpisah. Juan menghampiri ketiga teman nya yang sudah berdiri di depan gerbang sekolah.

"Ih lama banget lo," protes Gerald.

"Ya sorry, tadi gue ngobrol dulu sama Kak Laras."

"Dasar bucin." Saka memajukan bibirnya sebal.

"Ih udah kek marah marahnya, ayo otw cafe."

Juan mendorong ketiga teman nya untuk masuk ke dalam go car yang sudah di pesan Saka. Mobil itu berjalan perlahan meninggalkan area sekolah, ke empatnya asik bercanda ria di dalam mobil tanpa merasa malu pada driver nya. Keempatnya terdiam saat mobil tiba tiba menjadi lebih cepat.

"Bapaknya marah kali ya gara gara kita bacot dari tadi?" bisik Saka ke Yuda.

"Aduh neng itu kok mobil di belakang kaya ngikutin kita ya? Saya takut itu orang jahat." Driver tersebut melihat ke arah spion dan kaca kecil di depan mobil.

"Masa sih pak? Siapa ya itu?" tanya Yuda khawatir, semuanya pun menoleh ke arah belakang. Benar saja sebuah mobil berwarna hitam berada di belakang mereka namun terhalang oleh mobil merah yang berada tepat di belakang mobil mereka.

Melihat jalanan kosong di hadapan, driver go car itu mempercepat gas dan berhasil menjauh dari mobil tadi. Setelah mobil tadi hilang dari pandangan, mereka semua merasa lega.

"Guys, ada yang mau gue ceritain nanti di cafe."

1
Maya Sari
mulai baca Thor, semoga lanjut ya Thor cerita nya gk d gantung
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!