Ketabahan Arini benar-benar diuji. Selama 6 tahun menikah, Arini tidak juga dikaruniai seorang anak dalam rumah tangganya bersama Dodi Permana. Hinaan, caci maki dan perlakuan tidak adil selalu ia dapatkan dari Ibu mertuanya.
Namun, Arini tetap tabah dan sabar menghadapi semuanya. Hingga sebuah badai besar kembali menerpa biduk rumah tangganya. Dodi Permana, suami yang sangat dicintainya berselingkuh dengan seorang wanita yang tidak lain dan tidak bukan adalah Babysitter-nya sendiri.
🚫 Warning! Cerita ini hanya untuk Pembaca yang memiliki kesabaran tingkat dewa, sama seperti tokoh utamanya. Cerita ini memiliki alur cerita ikan terbang yang bisa membuat kalian kesal 💢 marah 💥 dan mencaci maki 💨😅 Oleh sebab itu, jika kalian tidak sanggup, lebih baik di skip saja tanpa meninggalkan hujatan buat othor, yeee ...
❤ Terima kasih ❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aysha Siti Akmal Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Walaupun Bu Nining tidak setuju, tetapi Dodi tetap kekeh pada pendiriannya. Ia tetap bertekad mencari sosok Baby sitter untuk Azkia. Dodi membuat selebaran kemudian ia tempelkan di depan pagar rumahnya.
"Apa itu, Dod?" tanya Bu Ria sembari menghampiri Dodi yang sedang sibuk menempel selebaran tersebut.
Dodi tersenyum sembari menoleh kepada Bu Ria yang datang menghampirinya. "Hanya sebuah selebaran, Bu Ria. Aku ingin mencari seorang Baby sitter buat bantu jagain Azkia," jawab Dodi.
"Oh." Bu Ria pun mengangguk pelan sambil memperhatikan tulisan yang ada di selebaran tersebut. Setelan selesai memasang selebaran tersebut, Dodi pun segera kembali masuk ke dalam rumahnya.
Keesokan harinya.
Setelah Dodi berangkat bekerja, si kecil Azkia pun kembali dititipkan kepada Bu Ria. Ya, walaupun sebenarnya kondisi Arini sudah lumayan membaik. Namun, Dodi masih belum mengizinkannya merawat Azkia sendirian.
Sementara itu di depan halaman rumah Arini dan Dodi.
Tampak seorang wanita cantik dan masih muda, berusia 22 tahun berdiri tepat di depan pagar. Ia memperhatikan selebaran yang ditempel oleh Dodi dengan seksama. Sesekali ia mengedarkan pandangannya, mencari seseorang yang bisa ia tanyai soal lowongan pekerjaan yang disebutkan di selebaran tersebut.
Bu Ria yang baru saja selesai menidurkan si kecil Azkia, tiba-tiba melihat sosok wanita itu dari balik jendela kaca rumahnya. Ia bergegas keluar kemudian menyapa wanita tersebut.
"Ada perlu apa ya, Mbak?" tanya Bu Ria kepada wanita itu.
Wanita itu sempat terkejut ketika Bu Ria menyapanya. Ia segera menoleh ke arah Bu Ria sambil menyunggingkan sebuah senyuman hangat.
"Sebenarnya saya tertarik dengan tawaran pekerjaan yang ditawarkan di selebaran ini, Bu. Kira-kira kalau saya berminat, ke mana saya harus menghubunginya? Soalnya di sini tidak tercantum nomor ponsel yang bisa dihubungi," sahut wanita cantik tersebut.
"Oh, jadi kamu berminat menjadi seorang Baby sitter?" tanya Bu Ria lagi, memastikan.
Wanita itu menganggukkan kepalanya pelan, masih dengan senyuman hangatnya. "Benar, Bu."
"Kalau kamu memang berminat, kamu bisa hubungi Arini, istri Pak Dodi, pemilik rumah ini. Sebentar, biar aku bilangin ke Arini," sahut Bu Ria lagi sembari melangkah keluar dari pekarangan rumahnya.
"Terima kasih, Bu." Wanita itu terlihat bahagia karena Bu Ria bersedia membantunya menemui seseorang yang bernama Arini tersebut.
"Tidak masalah," sahut Bu Ria sembari masuk ke halaman rumah Dodi kemudian berjalan menuju teras. Kebetulan saat itu Bu Nining sedang tidak ada di rumah. Wanita paruh baya itu sedang menghadiri acara arisan di rumah salah satu sahabatnya.
Bu Ria langsung masuk ke dalam rumah tersebut kemudian menuju kamar Arini, di mana wanita itu sedang merapikan kamarnya dengan perlahan.
Tok, tok, tok!
"Arini, maaf Ibu langsung masuk tanpa permisi. Di luar ada seseorang yang ingin bertemu denganmu," ucap Bu Ria sambil mengetuk pintu kamar Arini.
"Ah, ya. Sebentar, Bu." Arini segera menghentikan pekerjaannya kemudian bergegas menghampiri pintu kamar dan membukanya. Tampak Bu Ria yang sedang berdiri tepat di hadapannya sambil tersenyum lebar.
"Siapa yang ingin bertemu denganku, Bu?" tanya Arini heran.
"Seorang wanita. Dia bilang pada Ibu bahwa ia berminat menjadi Baby sitter untuk Azkia," tutur Bu Ria dengan sangat antusias.
"Benarkah? Wah, ternyata selebaran yang dibuat oleh Mas Dodi sakti. Baru saja di tempel kemarin sore, sekarang sudah ada yang ingin mengajukan diri," jawab Arini sambil membalas senyuman Bu Ria.
"Ibu sih berharap, semoga wanita itu benar-benar serius menginginkan pekerjaan itu dan memiliki pengalaman dalam mengurus bayi mungil seperti Azkia," tutur Bu Ria.
"Ya, Ibu benar. Tapi, untuk saat ini aku tidak berani memutuskan menerima ataupun menolak wanita itu, karena semua itu Mas Dodi yang berhak memutuskannya," jawab Arini.
"Ya, kamu benar, Arini."
Bu Ria dan Arini pun segera melangkah menuju halaman depan untuk menemui wanita itu. Wanita itu kembali melemparkan senyuman hangatnya ketika Arini dan Bu Ria datang menghampirinya.
"Selamat siang, Mbak." Wanita itu menganggukkan kepalanya pelan kemudian memperhatikan Arini dengan seksama. Dari ujung kepala hingga ujung rambut dan tak ada yang terlewat sedikitpun.
Begitu pula sebaliknya. Arini juga memperhatikan wanita itu dengan seksama, sama seperti wanita itu memperhatikan dirinya. Arini membalas senyuman wanita itu kemudian menjawab sapaan wanita itu.
"Selamat siang. Jadi benar, kamu berminat menjadi Baby sitter untuk bayi kami?" tanya Arini dengan sangat antusias.
"Ya, Mbak. Saya sangat berminat," jawabnya.
Bu Ria dan Arini pun saling tatap untuk sejenak kemudian kembali fokus pada wanita yang masih berdiri di hadapan mereka.
"Sebaiknya kita bicara di dalam saja. Biar enak," ajak Arini.
"Baiklah," sahut wanita itu.
"Ah, sebaiknya Ibu pulang dulu ya, Arini. Takutnya Azkia bangun," ucap Bu Ria sambil menepuk pundak Arini pelan.
"Baik, Bu. Maaf, sudah merepotkan Ibu," ucap Arini sebelum Bu Ria kembali ke kediamannya.
"Ah, kamu ini apaan, sih!" jawab Bu Ria sambil terkekeh pelan. Wanita itu segera kembali ke kediamannya sambil melambaikan tangan kepada Arini.
Sepeninggal Bu Ria, Arini segera merangkul wanita itu kemudian mengajaknya memasuki rumah sederhana milik suaminya itu.
...***...
penasaran nih kita /Grin//Grin/