Kehidupan Weni semakin memburuk semenjak dia menikah dengan Aldi Wijaya. Weni mengira dia akan bahagia dengan pernikahan nya dengan Aldi, tetapi semua nya salah.
Hingga Weni memutuskan untuk pergi karena sudah lelah dengan semua nya.
"Maaf aku menyerah, dan aku akan pergi sesuai keinginan kamu"
Weni Widjadja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan Lauren dan Aldi
Berita kepergian Weni dan keluarga nya pun sudah terdengar oleh keluarga besar Wijaya. Mereka sangat menyayangkan bahwa pernikahan Aldi akan kandas dalam beberapa bulan.
Paman-paman Aldi sangat kesal saat tahu kelakuan Aldi. Saat ini mereka sedang berkumpul di Mansion Wijaya.
"Mbak, aku harap kalian tidak akan menyesal telah melukai Weni dan Orangtua nya" ucap sang Paman.
"Aku tidak akan menyesal, karena Aldi akan menikah dengan Lauren. Keluarga nya juga lebih setara dengan keluarga ku" balas Bu Mia dengan bangga.
"Seperti nya kalian melupakan sesuatu tentang mereka" ucap istri paman lainnya.
"Lupa akan apa? Lupa kalau mereka memang tidak sederajat dengan kita" balas Bu Mia terkekeh.
Adik-adik nya merasa geram dengan tingkah Bu Mia yang sombong. Bahkan mereka langsung pergi ke kamar nya masing-masing.
"Jangan sampai kalian menyesal di kemudian hari dan kalian baru ingat siapa Cokro sebenarnya" ucap Paman dengan datar
Lalu sang Paman langsung pergi ke kamar nya, ia tidak habis pikir dengan Adik nya, Mia.
***
Pagi-pagi sekali semua orang sudah bersiap, mereka akan ke gedung dimana pernikahan Aldi dan Lauren akan di selenggarakan.
Tepat 1 bulan Weni pergi, Aldi memutuskan untuk menikahi Lauren. Bahkan sang Bunda pun sudah ia cuci otak nya bersama Lauren.
Aldi dan kedua Orangtua nya berangkat dalam satu mobil. Dan yang lainnya memakai mobil mereka pribadi.
Keluarga Lauren memang keluarga yang cukup terpandang. Bahkan perusahaan Morasya berkembang pesat dalam 1 tahun ini.
Keluarga Wijaya sampai di halaman gedung tersebut, disana sudah banyak orang yang hadir bahkan media pun ada.
Aldi langsung saja di giring masuk dan duduk di hadapan penghulu dan Ayah Lauren.
Sedangkan yang lainnya nampak duduk di tempat yang sudah di sediakan.
Acara pun langsung di mulai, dengan satu tarikan nafas Aldi langsung mengucapkan kata sakral tersebut.
"Alhamdulilah" ucap semua tamu dan keluarga.
Lauren langsung di gandeng masuk oleh Bunda dan Adik nya. Ia terlihat begitu sangat cantik dengan balutan kebaya putih yang sangat pas di tubuh nya.
Semua orang berdecak kagum dengan pasangan itu, bahkan blitz kamera pun terlihat dari sudut sana-sini.
"Kau sangat cantik dan semakin cantik sayang" ucap Aldi dengan begitu lembut
Lauren hanya tersenyum malu, lalu ia mengecup tangan Aldi dan di balas oleh kecupan di kening nya oleh Aldi.
Setelah acara akad selesai, Aldi dan Lauren di dudukan di singgasana nya.
Senyuman terus mengembang dari bibir kedua nya, bahkan Aldi tidak sedikitpun memberi jarak pada Lauren.
Di pojok sana terlihat seseorang yang sedang tersenyum sinis ke arah sang pengantin.
"Kalian tampak bahagia sekali dan kalian melupakan Mbak Weni yang telah kalian lukai" ucap Reni dengan mengepalkan tangannya.
"Sudahlah sayang, biarkan saja nanti juga dapat karma nya" timpal suami nya dengan lembut.
Reni hanya menganggukan kepala saja, ia kehilangan kontak bersama Weni dan yang lainnya.
Dan sudah hampir 1 bulan ini dia mencari Weni kesana-kemari tetapi nihil.
Acara pernikahan tersebut berlangsung hingga malam hari, bahkan kolega dari kedua belah pihak masih datang silih bergantian.
Hingga acara berakhir dan mereka langsung saja bubar dari gedung tersebut.
Aldi dan Lauren langsung menuju ke Hotel dimana mereka akan bermalam. Sedangkan keluarga nya langsung pulang.
"Mas, aku seneng banget akhir nya kita bersama juga" ucap Lauren dengan memeluk Aldi erat.
"Aku juga seneng, sayang" balas Aldi mengecup kepala Lauren.
Sepanjang perjalanan mereka hanya berpelukan dan mengobrol ringan saja.
Hingga mobil yang mereka tumpangi sampai di depan Hotel.
Aldi dan Lauren langsung saja masuk dan bergegas ke kamar yang sudah di pesan.
Lauren bergelayut manja di lengan Aldi.
Mereka langsung saja melakukan hubungan suami istri yang sudah sejak lama mereka tidak melakukannya.
Bahkan Aldi di buat terbuai dengan kelakuan sang Istri.
Mereka melakukannya hingga benar-benar puas dan lelah. Setelah itu mereka langsung terlelap dengan saling berpelukan.
***
Sedangkan di mansion Wijaya, tepat nya di ruang kerja Bram Wijaya.
Disana sudah ada Bram dan kedua Adik nya.
"Kak, kenapa istri mu jadi berubah?" tanya Adik pertama.
"Entahlah, aku juga tidak tahu. Dia selalu saja bersama Aldi dan Lauren" jawab Bram menghela nafas.
"Kak, apa kau lupa siapa Cokro?" tanya Adik kedua.
Bram mengeryit dan menatap sang Adik dengan bingung.
"Maksud mu?" tanya balik Bram.
"Kau benar-benar lupa, Kak. Suatu saat nanti kau akan tahu" jawab Adik pertama dengan tegas.
Lalu mereka membahas pekerjaan yang mereka pimpin, Bram memang adil kepada Adik-adik nya bahkan mereka di berikan satu anak perusahaan dan sekarang berkembang.
"Istirahatlah ini sudah dini hari" ucap Bram beranjak dari duduk nya.
"Ya, kau juga istirahatlah" balas Adik pertama nya
Mereka lalu keluar dari ruang kerja tersebut dan masuk ke kamar masing-masing yang ada disana.
Bram terus saja memikirkan ucapan dari Adik nya. Memang nya apa yang dia lupakan tentang Cokro selain sahabat nya.
"Ahh entahlah" ucap Bram memejamkan mata nya.
Pagi hari nya, keluarga Wijaya berkumpul kembali di ruang makan. Hanya Aldi saja yang tidak ada disana.
"Bagaimana kalau kita liburan?" usul Adik pertama.
"Bagus juga tuh, mumpung sedang kumpul" balas Bu Mia
"Bagaimana kalau kita ke Kita B?" tanya istri Adik pertama.
"Ayooo" jawab Bu Mia dan istri Adik ke dua
"Yaudah sana segeralah bersiap, kita akan pergi pagi ini juga. Dan jangan lupa ajak Aldi sekalian bulan madu" ucap Bram
Bu Mia menganggukan kepala nya dan langsung saja menelpon sang Putra. Setelah itu, mereka semua langsung bersiap-siap.
Para wanita sangat heboh bahkan sampai memakan waktu lumayan lama untuk siap-siap saja.
Sedangkan Aldi dan Lauren menunggu di Bandara.
"Ayo cepat" ajak Bu Mia dengan membawa koper nya.
Bram hanya menggelengkan kepala dan memasukan koper nya pada mobil. Mereka berangkat dengan menggunakan 1 mobil saja dan dengan sopir.
Selama perjalanan , Bu Mia terus saja mengoceh ingin kesana-kemari sesampai nya di Kota B.
Sedangkan para lelaki hanya diam dengan memejamkan mata nya.
Memang ini liburan bersama yang baru terjadi lagi setelah 2 tahun yang lalu.
Saat sampai di Bandara, terlihat Aldi dan Lauren yang sedang duduk di ruang tunggu.
Mereka sudah mendapatkan tiket untuk ke Kota B.
"Kenapa lama sekali, Bun, Ayah?" tanya Aldi kesal.
"Biasa Bunda dan para Bibi mu yang terlalu heboh" jawab Bram dengan terkekeh.
"Hai sayang" ucap Bu Mia memeluk Lauren.
Sedangkan para Bibi nya hanya tersenyum saja, sejujur nya mereka tidak terlalu suka dengan Lauren dan mereka lebih menyukai Weni.
Tetapi mereka tidak ingin mempersalahkan nya, mereka juga bersyukur Weni lepas dari Aldi yang tidak mencintai nya.
.
.
.
yg gak baik itu bram sama Weni dan keluarga nya
kalo orang jahat pasti saling mendukung sesama penjahat