NovelToon NovelToon
Rahasia Kakak Ipar

Rahasia Kakak Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / CEO / Hamil di luar nikah / Cinta Terlarang / Cinta Seiring Waktu / Konflik etika
Popularitas:105.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy Ghina

Satu malam yang kelam … mengubah segalanya.

Lidya Calista, 23 tahun, gadis polos, yang selama ini hanya bisa mengagumi pria yang mustahil dimilikinya—Arjuna Adiwongso, 32 tahun, suami dari kakaknya sendiri, sekaligus bos di kantornya—tak pernah membayangkan hidupnya akan hancur dalam sekejap. Sebuah jebakan licik dalam permainan bisnis menyeretnya ke ranjang yang salah, merenggut kehormatannya, dan meninggalkan luka yang tak bisa ia sembuhkan.

Arjuna Adiwongso, lelaki berkuasa yang terbiasa mengendalikan segalanya. Ia meminta adik iparnya untuk menyimpan rahasia satu malam, demi rumah tangganya dengan Eliza—kakaknya Lidya. Bahkan, ia memberikan sejumlah uang tutup mulut. Tanpa Arjuna sadari, hati Lidya semakin sakit, walau ia tidak akan pernah minta pertanggung jawaban pada kakak iparnya.

Akhirnya, gadis itu memilih untuk berhenti kerja, dan menjauh pergi dari keluarga, demi menjaga dirinya sendiri. Namun, siapa sangka kepergiannya membawa rahasia besar milik kakak iparnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21. Transferan

Keesokan pagi, udara di sekitar mansion terasa lebih dingin dari biasanya. Embun masih menempel di kaca jendela besar ruang makan, sementara sinar matahari menembus tirai tipis dengan lembut. Aroma kopi hitam dan roti panggang memenuhi ruangan, tapi suasananya hampa — tanpa canda, tanpa suara lembut dari Eliza seperti biasanya.

Arjuna duduk sendirian di meja makan, mengenakan kemeja putih dan dasi abu-abu. Wajahnya tampak tenang, tapi pandangannya kosong. Di hadapannya, sepiring omelet mulai mendingin karena tak tersentuh. Ia menatapnya beberapa detik, lalu meneguk kopi tanpa minat.

Biasanya, di pagi seperti ini, Eliza sudah duduk di seberang meja, mengeluh tentang warna baju yang harus ia kenakan atau sekadar menceritakan rencana belanja hari itu. Tapi pagi ini kamar utama masih tertutup rapat.

Arjuna tahu Eliza tidak ingin turun.

Dan ia … juga tidak berniat menyusul.

Ia memilih diam — bukan karena tidak peduli, tapi karena terlalu lelah untuk memulai pertengkaran baru.

Langkahnya berat saat bangkit dari kursi. Ia meletakkan cangkir di wastafel, menatap pantulan dirinya di kaca dapur. Wajahnya tampak asing, mata sembab karena kurang tidur, rahang mengeras menahan sesuatu yang tak bisa diucapkan.

Ia menghela napas panjang, lalu mengambil kunci mobil.

***

Di lantai atas, kamar utama, Eliza masih duduk di tepi ranjang dengan gaun tidur satin warna hitam. Rambutnya acak-acakan, tapi wajahnya tetap cantik — hanya saja sembab karena menangis semalaman.

Ia menatap jam di dinding. Sudah lewat pukul delapan. Biasanya Arjuna akan masuk ke kamar, mencium keningnya, dan membujuknya agar jangan terlalu lama ngambek. Tapi pagi ini terasa sunyi.

Tidak ada langkah kaki mendekat, tidak ada ketukan pelan di pintu.

“Mas,” gumamnya pelan, meski tahu tidak ada jawaban.

Ia menunggu beberapa menit, berharap pintu berderit terbuka. Tapi yang terdengar justru suara mesin mobil di luar — Arjuna berangkat kerja tanpa menemuinya.

Seketika matanya panas. Ia beranjak ke jendela, menyingkap tirai dengan tangan gemetar. Dari balik kaca, ia melihat mobil hitam Arjuna keluar dari gerbang.

“Mas, masih marah, ya?” gumamnya, getir.

Eliza menggigit bibirnya, berusaha menahan tangis yang kembali menggenang. “Padahal aku cuma pengin Mas kayak dulu. Ngerayu aku, minta maaf duluan, terus ngasih uang belanja. Cuma itu aja.” Lagi dan lagi, isi kepala Eliza hanya uang dan belanja.

Ia menjatuhkan diri ke ranjang, menatap langit-langit kamar yang terasa begitu asing. Rasa curiga mulai tumbuh di dadanya — dingin, menusuk, dan membuat pikirannya berputar tanpa henti.

“Apa dia beneran sibuk? Atau ada sesuatu yang disembunyikan?” gumamnya pelan.

***

 

Di dalam mobil, Arjuna menyetir tanpa arah selama beberapa menit sebelum akhirnya menepi di dekat gedung kaca bertuliskan “Bank Metropolitan”. Ia menatap papan nama itu lama, seakan menimbang keputusan yang akan ia ambil.

Ia tahu, begitu uang itu berpindah tangan, tidak akan ada jalan kembali. Tapi ia juga tahu, inilah satu-satunya cara agar semuanya bisa berakhir.

Ia masuk ke dalam bank, mengenakan masker hitam. Petugas menyapanya ramah, tapi Arjuna hanya mengangguk singkat. Ia menuju ruang transaksi prioritas.

“Transfer ke rekening atas nama Lidya Calista,” ucapnya datar sambil menyerahkan kartu identitas. “Nominal dua miliar rupiah.”

Petugas menatapnya sekilas, sedikit terkejut, tapi tetap profesional. “Baik, Pak. Apakah ingin menambahkan keterangan untuk penerima?”

Arjuna berpikir sebentar, lalu mengetik di layar:

“Untuk masa depan. Jaga diri baik-baik.”

Ia menatap tulisan itu lama sebelum akhirnya menekan tombol OK.

Transaksi selesai.

Tapi dadanya terasa semakin berat.

Ia menatap slip transfer di tangannya — angka dua miliar tertera jelas. Seharusnya ia merasa lega, tapi yang muncul justru rasa kosong yang menelan seluruh pikirannya.

“Sekarang tanggung jawabku sudah selesai,” katanya pelan, nyaris seperti menyakinkan diri sendiri.

Ia keluar dari bank, menatap langit Jakarta yang mulai terang. Mobil-mobil melintas, suara klakson bersahutan. Tapi di dalam dirinya, segalanya tetap gelap.

***

Rumah Sakit Brawijaya

Sinar matahari menembus tirai ruang rawat Lidya. Ia duduk bersandar di ranjang, mengenakan baju pasien berwarna biru muda. Wajahnya mulai membaik, meski masih tampak pucat. Di meja kecil di sampingnya, nampan sarapan sudah hampir habis — bubur ayam, roti isi, teh hangat, dan buah potong.

Ia mengambil ponselnya saat terdengar bunyi notifikasi. Layar menyala, menampilkan pesan singkat dari m-banking:

Uang masuk: Rp2.000.000.000,-

Dari: Arjuna Adiwongso.

Keterangan: Untuk masa depan. Jaga diri baik-baik.

Lidya terpaku.

Matanya melebar, lalu perlahan berkaca-kaca. Jemarinya bergetar memegang ponsel.

Ia tidak tahu harus bahagia atau hancur.

Dua miliar … jumlah yang besar, tapi bukan itu yang membuat dadanya sesak. Kalimat di bawahnya yang menghancurkan — “Jaga diri baik-baik.”

Ia tahu artinya.

Arjuna ingin menutup semuanya. Ingin menebus dosa dengan uang. Ingin menjauh.

Senyum getir muncul di bibirnya. “Kak Arjun,” gumamnya lirih. “Sebenarnya aku nggak ingin minta ini. Aku cuma pengin bisa tenang tanpa rasa bersalah.”

Air matanya menetes, jatuh ke layar ponsel yang masih menampilkan nama Arjuna Adiwongso.

Di dalam hatinya, ada rasa lega karena Arjuna masih peduli — tapi juga rasa kehilangan yang tak bisa dijelaskan.

Ia menatap keluar jendela. Langit Jakarta cerah, tapi di dadanya langit justru mendung.

***

Dua Hari Kemudian — Di Ruang Rawat

Sudah dua hari berlalu sejak transfer itu.

Arjuna tidak pernah muncul lagi di rumah sakit. Tidak ada kabar, tidak ada pesan. Bahkan Mama Riri mulai heran karena menantunya yang biasanya rajin menjenguk, tiba-tiba menghilang begitu saja.

Sebaliknya, Eliza masih datang setiap hari. Tapi bukan dengan ketenangan seorang kakak, melainkan dengan keluhan yang tak ada habisnya. Dan, sang adik harus menjadi pendengar yang baik.

Pagi itu, Lidya baru saja selesai sarapan ketika pintu kamar rawatnya terbuka. Eliza masuk dengan kacamata hitam besar dan tas tangan mahal tergantung di lengannya.

“Huh, macet banget di jalan!” keluhnya sambil menaruh tas di sofa. “Kayaknya Jakarta makin nggak karuan aja.”

Lidya tersenyum lemah. “Makasih udah datang, Kak.”

Eliza meliriknya, lalu duduk di kursi dekat ranjang. “Gimana badanmu? Udah mendingan?”

“Lumayan,” jawab Lidya pelan. “Tinggal agak pusing sedikit. Mungkin hari ini udah bisa pulang.”

“Syukurlah.” Eliza menghela napas panjang, lalu tiba-tiba berkata, “Mas Arjuna nggak datang lagi, ya?”

Lidya menelan ludah. “ Enggak Kak. Mungkin sibuk, Kak. Proyek beberapa apartemen lagi banyak.”

Eliza tertawa pendek, nada sinisnya muncul. “Sibuk, ya? Dari kemarin alasannya itu terus. Tapi biasanya kalau sibuk pun masih sempat kabarin aku. Sekarang? Hening. Chat nggak dibales, telepon juga diangkatnya singkat. Bahkan, sekarang suka pulang malam.”

Bersambung ... ✍️

1
Kimo Miko
eh.... arjun cemburu... terus apakabar eliza. dulu mama nawari pilih lidya gak mau.. karena lidya gemoy kurang cantik terus kamu pilih eliza yang manjalita. kenapa sekarang jadi seperti itu jun
aliifa afida
iya mom .. aq sabar nunggu... bikin juna kelimpungan dl ... 🤣🤣🤣
aliifa afida
hhhhmmm... panas ya jun... 🤣🤣🤣
iqha_24
jadian aja lidya dan Farel
Dwi ratna
sebenarnya kesian jg sma si Eliz, tp ya gmn yah sifatny jauh bgd sm Lidya
Srie Handayantie
dan Lidya berhasil bikin bang Jun cenat cenut gak karuan 🙈 udh gelisah banget ituu hidupnya udh gak tenang pulaa skrg 🤭 sering banyak merenungg🙃
Putri Dhamayanti
aku menikmati alurnya, aku menikmati saat othor membuat Arjuna panasshh 😄 maaf ya pak bos 🤭
etapi knp aku berharap Lidya nantinya sm Arjun yak, apa gegara Eliza nyebelin.. 🤣
shenina
santai bang juned 😄
Mamah Nisa
siap mom ......bikin juna kepanasan dulu 😂😂
kira2 lidya akan pergi kemana ya....hmmm...penasaran nih mom....😄
juwita
kasihan Arjuna emak bpknya bikin nama smpe bubur merah bubur putih tp sm kita di ganti ada yg blg juned ada junaedi ada jumanto ujung"nya di panggil jurig🤣🤣🙏
Zeliii... S
Sabar Lidya... ttp semangat ya.. 😘
shenina
suka kalau ada moment reuni itu seru banget 😁
Zeliii... S
Si juned mulai kepanasan.... 🔥🔥🔥
shenina
gemoyyy lucu.. 😄
shenina
ihh kepo deh pak Arjun..
cemburu yee 🤭
Esther Lestari
kita tunggu cenat cenut nya hati Arjuna, yang semakin hari semakin bertambah cenat cenut nya🤭
Ema
kalo langsung tiba tiba Lidya pergi seperti nya kurang greget deh ceritanya🤭. seperti kata mom Ghina nanti cepat tamat deh
Fa Yun
cie ada yang panas 😄
Teh Euis Tea
aku mah ngikutin alurnya aj thor, iya bikin arjun cemburu dan makin uring uringan lihat lidya bahagia sm farel
Neaaaa(ʘᴗʘ✿)o(〃^▽^〃)o
hahaaa... gemes soalnya mommy.. tak apalah siap menunggu waktu nyaaa junjun ditinggal kasih terindah.. Syedaaap😄😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!