Harap bijak dalam membaca... ada beberapa adegan dewasa (21+)
Meylani Putri (18 th), gadis bar bar yang jatuh cinta pada sosok Om duda tampan bernama David Lander. Yang tak lain adalah Ayah dari sahabatnya sendiri. Mungkinkan gadis yang kerap di sapa Mey itu mendapatkan cinta sang Om duda? Sedangkan David sendiri sangat anti dengan wanita bar bar dan ceplas ceplos seperti May.
Yuk simak kisah selengkapnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DeNura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 19
Hari ini, adalah hari kelulusan bagi para siswa kelas XII. Semua siswa saling berebut dan berdesakan untuk melihat apakah nama mereka masuk dalam kategori lulus atau tidak. Termasuk Mey dan Tasya. Dua gadis itu masuk ke barisan paling depan. Lalu mencari nama masing-masing.
"Yes! Gw lulus, Mey. Urutan pertama." Pekik Tasya saat melihat namanya berada dibagian teratas.
"Gw juga, urutan ketiga. Selamat buat kita berdua, Sya." Pekik Mey memeluk sahabatnya. "Ah... senangnya bisa lulus dengan nilai terbaik. Gw harus cepat pulang, kasih kabar baik ini buat Bapak."
"Gw setuju, Daddy juga harus tahu kalau anaknya lulus dengan rangking pertama."
Mey mengangguk pelan. Ia jadi tidak semangat saat mendengar suaminya di sebut.
Apa Om David bakal ucapin selamat ya buat gw? Pikir Mey.
Gw senang, akhirnya punya kesempatan buat nyatuin mereka. Gw akan memanfaatkan keadaan. Pikir Tasya.
Keduanya pun keluar dari kerumunan orang dan berencana untuk pulang. Namun langkah keduanya tertahan saat melihat Alex berjalan ke arah mereka dengan sebuket bunga besar.
"Ekhem... pangeran kesiangan datang."
Bisik Tasya. Gadis itu memang sudah tahu siapa Alex. Mey sudah bercerita semuanya tentang lelaki itu. Termasuk tentang Alex yang memiliki perasaan pada Mey.
Alex tersenyum saat posisi mereka semakin dekat. "Congratulation, Mey." Ucap Alex memberikan buket itu pada Mey.
"Thank you, Kak. Gw kira lo gak bakal datang. Bunganya cakep bener, gw suka." Balas Mey tersenyum senang. Alex ikut senang mendengarnya.
Diwaktu bersamaan, David muncul bersama seorang wanita disisinya. Siapa lagi kalau bukan Nindy. Tasya dan Mey yang melihat itu terkejut.
"Daddy?" Tasya menatap David dengan tatapan tajam. Sedangkan Mey cuma tersenyum masam.
Hah, apa ya lo harapin sih Mey? Boro-boro ucapan yang lo dapat, malah sakit hati.
David menghampiri putrinya, lalu memberikan pelukan hangat. "Congratulation, Baby. Daddy bangga atas prestasimu."
"Thank you, Dad." Balas Tasya sambil menatap wanita yang berdiri di belakang sang Daddy. Terang-terangan Tasya memberikan tatapan tak suka pada wanita itu.
Sedangkan Mey sama sekali tak bicara. Ia masih kaget karena suaminya dengan gamblang membawa wanita itu ke hadapannya. Yang menandakan jika dirinya tak memiliki kesempatan lagi.
Apa gw harus nyerah secepat ini? Ah... kenapa hati gw sakit banget sih? Gak papa Mey, anggap aja ini ujian.
David menatap Mey dengan tatapan yang sulit diartikan. Lalu beralih pada Alex dan buket bunga yang Mey pegang.
Mey sama sekali tak berniat memalingkan wajahnya dari sang suami. Alex menyadari perubahan raut wajah gadis pujaan hatinya. Lalu melirik David sekilas.
Apa ini lelaki yang disukainya? Pikir Alex. Lelaki itu pun mengalihkan perhatiannya kembali untuk Mey.
"Mey, lo jadi ikut gw kan?" Tanya Alex yang berhasil menarik Mey dari lamunannya. Juga menarik perhatian David. Lelaki itu menatap istrinya begitu intens.
"Eh, kemana?" Tanya Mey bingung.
"Ck, kita udah bahas ini kemarin kan? Yuk ikut aja, gw punya suprise buat lo." Tanpa ragu Alex menarik tangan Mey dan membawanya pergi dari sana. Dan itu berhasil membuat David panas dingin.
"Mey." Panggilnya dan berhasil menahan langkah Mey dan Alex. Mereka pun menoleh bersamaan.
"Ikut pulang sekarang, Mey." Perintah David penuh penekanan. Tasya yang mendengar itu tersenyum penuh kemenangan. Ia berjalan medekati Nindy.
"Kamu lihat, pada dasarnya istri sah itu akan selalu menang. Di dunia ini, tidak akan pernah ada kesempatan untuk orang ketiga bahagia. Karena apa? Tuhan itu adil." Bisik Tasya yang berhasil menyulut emosi Nindy.
"Jangan berpikir kamu bisa masuk dalam keluarga Lander. Mungkin kamu bisa menyentuh Daddyku saat ini. Tapi kedepannya, aku yakin Daddy akan membuangmu. Setelah kedokmu terbongkar." Imbuh Tasya tersenyum miring. Nindy mengepalkan kedua tangannya. Dan sedetik kemudian ia tersenyum penuh makna ke arah Tasya. Dan perlahan bergerak mendekati David.
"Sayang, katanya kamu mau membawaku merayakan acar kelulusan Tasya. Ayok, aku sudah siap." Nindy bergelayut manja di lengan David. Sedangkan lelaki itu masih setia menatap Mey yang sejak tadi berdiam diri.
"Dad, Sasa tidak akan ikut. Lebih baik Sasa merayakannya dengan Oma da Opa. Bisa-bisa mata Sasa sakit melihat wanita centil ini." Ketus Tasya melipat kedua tangannya di dada.
"Ayok," ajak Alex menggenggam tangan Mey. Membawa gadis itu pergi dari sana. Mey sama sekali tak menolak. Saat ini ia memang ingin segera pergi dari sana, karena hatinya sangat sakit saat melihat suaminya bermesraan dengan wanita itu. Bayangan menjijikan itu kembali menghantuinya.
David yang melihat itu seketika emosi. Ia hendak menghampiri istrinya. Namun Nindy menahannya dengan cepat.
"Biarkan dia pergi, sepertinya mereka berhubungan dengan baik. Bukankah itu bagus? Kamu bisa melepaskannya dengan mudah karena gadis itu sudah mendapat pelindung. Tidak perlu terus-terusan berada di bawah ketiakmu. Aku tidak suka melihatnya." Ujar Nindy menatap punggung Mey dengan tatapan permusuhan yang kental.
David mejamkan matanya. Perkataan Nindy membuat hatinya begitu sakit. Ia tidak memahami perasaanya saat ini.
"Dad, sekarang semuanya sudah jelas. Daddy menyakiti dua hati sekaligus. Hati Sasa dan juga Mey, karena dengan berani membawa wanita itu ke sini. Sasa kecewa, Dad." Ucap Tasya yang berhasil menarik perhatian David.
"Daddy lihat kan? Mey masih memiliki banyak cinta. Jika Daddy terus bersikap seperti ini dan menyakiti Mey. Sasa akan membantu Mey lepas dari kehidupan Daddy. Sasa sudah memberikan kesempatan untuk Daddy, memilihkan intan permata untuk Daddy. Tapi Daddy malah memilih batu kerikil yang sama sekali tak berharga." Timpal Tasya dengan air mata yang sudah membajiri pelupuk matanya.
"Sasa...."
"Sasa tidak mau mendengar apa pun alasan Daddy. Seharusnya ini adalah hari bahagia untuk Mey dan Sasa. Tapi Daddy menghancurkan semuanya dengan membawa wanita sialan ini." Tasya meluapkan emosinya. Ia benar-benar marah kali ini.
"Tasya Stephanie Lander! Bicara dengan sopan." Bentak David yang berhasil membuat Tasya terhenyak. Untuk pertama kalinya David mengeluarkan suara tinggi untuknya.
David sendiri kaget dengan apa yang ia lakukan. "Sasa, Daddy minta maaf."
Tasya tersenyum getir. "Sekarang Tasya tahu alasan Daddy untuk mengirim Sasa ke luar negeri. Supaya Daddy bisa bebas bermesraan dengan wanita ini kan? Supaya tidak ada lagi pengganggu dalam hubungan kalian kan? Baik, Sasa akan ikuti keinginan Daddy." Pungkas Tasya yang langsung beranjak pergi dari sana.
David mengusap wajahnya dengan kasar. Ia tidak pernah menyangkan hal ini akan terjadi. Sebenarnya David tak berniat membawa Nindy. Namun wanita itu tiba-tiba muncul di sekolah dan mengikutinya.
"Siapa yang menyuruhmu datang ke sini, Nindy?" Kesal David menepis tangan Nindy yang sejak tadi bergelayut manja di lengannya. Nindy yang kaget pun mundur selangkah.
"Aku... aku datang karena ingin mengucapkan selamat untuk putrimu. Aku pikir ini kesempatan untuk memperbaiki hubunganku dengannya."
"Tapi kau menghancurkan semuanya, Nindy. Seharunya kau tahu Tasya tak menyukaimu." Kesal David.
"Dev, apa aku salah mencobanya? Aku juga ingin diakui oleh keluargamu." Ujar Nindy dengan air mata berlinang. David yang mendengar itu memijat keningnya. Kepalanya berdenyut sakit.
"Sebaiknya kau pulang, jangan temui aku bebarapa hari ini. Kau membuat kesalahan besar, Nindy." Pungkas David beranjak pergi meninggalkan wanita itu.
"Dev!"
David sengaja menulikan telinganya. Saat ini kepalanya benar-benar sakit. Mengabaikan teriakan wanita itu.
***
David hendak memasuki mobilnya, tetapi pergerakannya tertahan. Saat matanya menangkap sang istri berboncengan dengan lelaki lain. Lelaki itu tak lain adalah Alex. Seketika hati David memanas. Apalagi ia bisa melihat senyuman kebahagiaan di wajah sang istri.
Dengan perasaan kesal, David masuk ke dalam mobil. Memukul setir dengan keras. "Sial! Kenapa aku sangat kesal saat melihatnya pergi dengan laki-lali lain? Apa mungkin aku mulai menyukainya?"
David mengacak rambutnya dengan kasar. "Memang apa salahnya aku menyukai istri sendiri? Dia milikku, akan tetap menjadi milikku selamanya." Lelaki itu menyeringai ngeri. Kemudian menghidupkan mobil dan meninggalkan tempat itu.
Di tempat lain, Mey turun dari motor dengan perasaan heran. Karena Alex membawanya ke sebuah restoran bintang lima. "Kenapa kita ke sini?"
"Yuk masuk." Ajak Alex menarik tangan Mey. Mengabaikan rasa penasaran gadis itu. Alex membawa Mey ke sebuah ruangan khusus.
"Kamu masuk duluan." Titah Alex mendorong Mey agar berdiri di depannya. Mey melirik Alex penuh selidik.
"Lo gak lagi jebak gw kan?"
Alex tertawa renyah saat mendengar pertanyaan konyol gadis itu. "Kalau gw mau jebak lo, gw gak bawa lo ke sini. Tapi ke hotel, Mey."
Mey yang mendengar itu mengerucutkan bibirnya. "Mana tahu lo mau jebak gw."
"Bawel, buruan buka."
"Iya, gak sabaran." Kesal Mey yang kemudian membuka pintu itu.
"Congratulation, Memey." Seru semua teman-teman kerjanya saat pintu itu terbuka. Bukan hanya teman-temannya, Bos besarnya pun ada di sana.
Mey terkejut. Namun seketika senyumannya mengembang.
"Selamat Mey, akhirnya lulus juga." Ucap Buk Neny memeluk karyawan kesayangnya dengan penuh kehangatan.
"Makasih, Buk. Mey gak nyangka kalian buat kejutan besar gini." Balas Mey memeluk Buk Neny penuh perasaan.
"Kamu harus tahu, ini semua Alex yang merancang. Dia begitu semangat buat kasih kejutan," kata Buk Neny menatap Alex yang masih berdiri di ambang pintu. Mey menarik dari dari pelukan Buk Neny. Lalu menatap Alex dengan senyuman manis.
"Jangan bongkar rahasia dong, Buk. Yang lain juga ikut membantu." Alex melangkah maju. "Jangan geer, gw lakuin ini karena lo itu gadis paling nyebelin."
Bukanya kesal, Mey malah tertawa renyah. "Thank you."
"You're walcome." Balas Alex ikut tersenyum manis.
"Ekhem... Mey, selamat ya udah jadi alumni sekarang. Lo hebat bisa lulus dengan nilai terbaik di sekolah elit pula tuh." Ucap salah satu teman wanita Mey yang bernama Amel.
"Makasih, Mel. Rezeki gw mujur banget kan?"
"Hooh, pengen gw jadi lo."
"Ck, lo gak tahu aja hidup gw gimana. Yang ada lo lari entar."
Semua orang yang mendengar itu tertawa renyah. Kemudian semua orang mengucapkan selamat pada Mey secara bergantian. Dilanjutkan dengan acara makan-makan sambil mengobrol riang. Bahkan sesekali mereka tertawa saat mendengar ocehan Mey. Lain halnya dengan Alex, ia terus memperhatikan gadis itu dengan seksama.
Gw harap lo selalu bahagia dan tersenyum seperti itu, Mey. Gw seneng bisa lihat lo sebahagia ini. Apa pun bakal gw lakuin supaya lo tetap bahagia.
mampir juga ya ke novel aku
MENIKAHI WANITA MALAMKU