Arra sangat tahu bahwa pernikahannya dengan Erzan Harold hanyalah sebuah kontrak pernikahan.
Untuk mendapatkan kehidupannya kembali, dia meninggalkan putrinya yang baru lahir dan mengganti wajah serta identitasnya.
Arra kira hubungan mereka berakhir malam itu, namun siapa sangka tuan muda Harold terus mencarinya.
Mampukah Erzan menemukan Arra? bukan hanya demi Eleanor anak mereka, tapi juga dia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FLW BAB 1 - Hanya Ingin Pergi
Arrasya Tifany sangat tahu bahwa pernikahannya dengan Erzan Harold hanyalah sebuah kontrak pernikahan.
Di suatu malam mereka melakukan hubungan terlarang hingga Arra mengandung benih dari pria dingin itu.
Arra ingin menggugurkannya dan mengakhiri hubungan diantara mereka, namun Erzan melarang. Bukan hanya melarang, Erzan pun mengancam akan menghancurkan hidupnya dan sang kakak, merenggut semua hidup dan kebebasannya hanya untuk anak ini lahir.
9 bulan Arra dikurung dalam sebuah rumah mewah. Apapun Erzan berikan kepada Arra, hanya satu yang tidak boleh Arra dapatkan selama menjadi istrinya, yaitu kebebasan.
Arra bukan tidak tahu kenapa dia dikurung, itu semua demi nama baik keluarga Harold, kelak anaknya pun akan diakui sebagai anak dari tunangan pria badjingan itu.
Arra menangis, tiap dia kenang hanya ada luka yang semakin menganga.
Dan setelah bayi ini lahir, Arra seperti menemukan cara untuk pergi. Mencari tahu bagaimana keadaan sang kakak, Austin.
Erzan selalu mengatakan jika Austin baik-baik saja, namun tidak pernah menemukan mereka. Austin adalah satu-satunya keluarga yang Arra punya. Austin sudah seperti separuh hidupnya yang lain. Semenjak kedua orang tuanya meninggal, Arra dan Austin selalu saling menguatkan. Sampai akhirnya Arra terjebak dan mereka berpisah.
Ditatapnya bayi mungil yang sangat cantik, masih berada di dalam inkubator, Eleanor Harold adalah nama yang tersemat untuk putri cantiknya itu.
Arra tersenyum diantara air mata yang mengalir dari salah satu sudut mata, sementara dimata yang lain air bening itu masih menggenang.
Maafkan mommy Elea, mommy akan pergi meninggalkan mu. Sejak awal yang menginginkan mu hanyalah pria itu.
Arra menghapus air mata, tidak ingin kesedihan ini nampak jelas meski hatinya begitu hancur lebur. Eleanor hanya mengingatkannya pada luka, meski tak dipungkiri olehnya bahwa ikatan yang terjalin diantara dia dan anak itu begitu kuat.
Tapi dia yakin Eleanor akan tahu, bahwa dia pergi bukan karena tidak menyayanginya. Namun untuk terbebas dari pria kejam itu.
Tidak ingin hatinya semakin hancur, akhirnya Arra memutuskan untuk pergi saat itu juga.
Arra keluar dari dalam ruangan inkubator bayi dan melihat sekeliling. Saat ini tengah malam dan rumah sakit nampak sudah sunyi.
"Nyonya, mari kembali ke kamar," ucap seorang pengawal yang tiba-tiba datang dan cukup membuat Arra terkejut.
Pengawal anak buah Erzan yang selalu mengawasi Arra.
"Ah iya, tapi sebelumnya aku ingin ke toilet dulu, bolehkah?"
"Mari saya antar."
Arra mengangguk.
Arra melangkah perlahan, matanya tidak tenang mencari celah untuk kabur. Kedua tangannya pun mulai dibasahi oleh keringat dingin.
Sampai akhirnya mereka tiba di salah satu toilet umum. Arra masuk ke dalam sana dan alangkah senangnya saat dia bertemu dengan orang lain.
Seorang wanita cantik dengan jas dokter, Arra melihat tanda pengenalnya dan membaca nama Anna Walker.
"Dok, saya mohon bantu saya, saya mohon," lirih Arra, dia menangis dan bersimpuh di kaki Anna.
Membuat dokter ini sangat terkejut dan langsung menarik Arra untuk bangkit.
"Nona, apa yang Anda lakukan! jangan seperti ini."
"Sstt! saya mohon Dok, bantu saya untuk pergi." lirih Arra penuh permohonan.
Sekilas Arra menjelaskan tentang apa yang terjadi, tentang dia yang terbelenggu oleh pria keji.
Dan Anna mulai memahami situasi, terlebih saat Arra menunjukkan beberapa lebam di pergelangan tangannya bekas ikatan. Tapi saat itu Arra tidak mengatakan jika dia pun meninggalkan seorang putri, yang Arra katakan hanyalah dia sakit dan ingin kabur.
"Aku akan membantu mu melaporkan kasus ini pada polisi."
"Tidak, itu hanya akan membuat saya terus berurusan dengan pria itu."
"Tapi_"
"Saya mohon Dok, saya hanya ingin pergi."
Anna terdiam, menatap iba kedua mata yang terus menangis penuh permohonan.
"Baiklah, gunakan jas dokter ku."
Dan akhirnya malam itu, Arra benar-benar berhasil pergi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Cerita tentang para dokter disini ada di cerita Author yang lain ya, judulnya Doctor Alamsyah's Secret Wife