NovelToon NovelToon
Pendekar Pemburu Yang Diburu

Pendekar Pemburu Yang Diburu

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Petualangan / Tamat / Contest
Popularitas:7.9M
Nilai: 4.6
Nama Author: Baryodo Aman

Demi untuk membalaskan dendam kepada orang - orang yang telah menghancurkan kebahagiaannya, sehingga seorang remaja pria berpetualang untuk mencari sebuah sekte yang akan di jadikan tempatnya mendalami ilmu bela diri.

Akhirnya dia bertemu dengan seorang pendekar serta sekte untuk tempatnya bernaung.

Karena kejeniusannya, dia dengan cepat bisa menjadi seorang pendekar yang kuat.

Akhirnya dia mulai memburu setiap murid sekte yang telah menghancurkan desa dan keluarganya serta setiap murid sekte aliran hitam lainnya.

Hal itu pula yang membuat dirinya juga di buru oleh sekte aliran Hitam

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baryodo Aman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19. Belajar Menulis Dan Membaca

Matahari baru terbit, Ma Guang sedang menanti kedatangan seseorang dengan penuh semangat.

Sudah sekitar satu jam waktu yang berlalu, tetapi sosok yang di tunggunya belum juga muncul di hadapannya.

Ma Guang masih tetap sabar untuk menanti kedatangan sosok tersebut.

2 jam kemudian, sosok tersebut belum juga datang.

Entah apa yang membuat sehingga sosok tersebut belum juga datang.

Setelah beberapa saat kemudian, akhirnya sosok yang dinantinya muncul juga.

" Hai...!!! Apakah aku telat...!!!???."

Ucap sosok gadis yang baru tiba itu dengan nada suara yang agak canggung.

" Hai, juga...!!! Tidak kok...!!! Aku juga baru saja menyelesaikan sarapanKu."

Ucapnya menanggapi kata - kata gadis tersebut.

" Oh, begitu yah."

" Apakah kita sudah bisa memulainya."

Ucap gadis itu dan langsung menanyakan kesiapan dari Ma Guang.

" Terserah nona saja."

Ucap Ma Guang menanggapi kata - kata gadis itu.

" Baiklah, ayo kita memulainya."

Ajak gadis itu sambil berjalan memasuki ruangan kediaman Ma Guang dan di ikuti oleh remaja pria itu dari belakang.

" Eeeemmm....terus dimana tempat kita untuk belajar...???."

Tanya gadis itu dengan nada suara yang masih canggung.

" Oh, iya...aku belum memberitahukan tempatnya."

" Ayo, ikuti aku." Ajak Ma Guang.

Duan Meng pun lalu mengikuti Ma Guang dari belakang.

Setelah sampai di tempat yang Ma Guang maksudkan, mereka berdua langsung mengambil posisi mereka masing - masing untuk duduk.

Saat sudah duduk, mereka berdua pun saling diam dan tidak berani untuk saling menatap.

Akhirnya Ma Guang memberanikan diri untuk membuka suara terlebih dahulu untuk memecah keheningan.

" Bagaimana kita memulainya...???."

Ucapnya sambil menatap kearah gadis di depannya.

" Oh, iya...eeeemmmm....dimana alat - alat yang akan kita gunakan....???."

Tanya Duan Meng kepada Ma Guang dengan keadaan yang belum bisa menghilangkan rasa canggung di hatinya.

Duan Meng seperti itu, karena masih merasakan efek dari situasi yang terjadi di kediamannya.

Dan kejadian itu menghadirkan sesuatu rasa yang aneh di dalam hati, pikiran serta perasaannya.

" Maaf...alat - alat apa yang nona Duan maksudkan...???."

Ucap Ma Guang menanggapi pertanyaan dari Duan Meng.

" Oh, iya...aku lupa memberitahukannya."

Ucap Duan Meng sambil tersenyum dengan pipinya yang mulai memerah.

" Sediakan saja kertas, kuas dan tinta."

Lanjut Duan Meng sambil menatap kearah wajah Ma Guang.

Pria itu pun membalas tatapan yang di tujukan kewajahnya dengan senyuman yang di sertai dengan anggukan kepala seakan mengiyahkannya.

Ma Guang bangkit berdiri dan langsung berjalan menuju ketempat dimana barang - barang yang di maksud itu berada.

Tidak lama kemudian, Ma Guang pun sudah kembali dengan membawa barang - barang yang di maksud.

" ini mau di letakkan dimana...???."

Ucap Ma Guang sambil menatap kearah gadis itu.

" Letakkan saja di situ."

Ucap Duan Meng sambil menunjuk kearah meja yang dekat dengan tempat duduk dari Ma Guang.

Ma Guang pun meletakkan alat tulis yang akan di gunakan, di tempat yang sesuai dengan petunjuk dari gadis itu.

Setelah Ma Guang sudah kembali duduk di posisinya semula, dia menatap alat tulis di depannya dan binggung bagaimana harus memulainya.

" Ayo, mulailah." Perintah gadis itu.

" Bagaimana cara memulainya."

Tanya Ma Guang dengan wajah yang terlihat bingung sambil menggaruk - garuk kepalanya yang tidak gatal.

Gadis itu pun secara spontan langsung tersenyum lebar karena pertanyaan yang di ajukan oleh Ma Guang.

" Apa...!!! Seorang jenius bela diri tidak tahu cara memegang alat tulis...???."

Gumam Duan Meng dalam hatinya menanggapi apa yang pria itu katakan.

Memang Ma Guang tidak tahu apa yang harus di lakukannya, karena sejak dia kecil sampai saat ini, belum pernah dia melihat orang lain menulis, apa lagi memegang alat tulis, itu adalah hal yang sama sekali belum pernah dia lakukan.

Hal itu juga yang tanpa sengaja menghilangkan rasa canggung yang ada di dalam diri Duan Meng.

Gadis itu pun langsung berdiri dan berjalan mendekati posisi duduk Ma Guang dan langsung duduk di samping pria itu.

Duan Meng pun mengambil kuas yang ada serta langsung memberikan contoh cara memegang kuas dengan baik dan benar.

Setelah itu, kuas itu pun kemudian di berikan kepada Ma Guang.

Ma Guang pun langsung menerima kuas itu dan mempraktekkan cara memengang kuas itu sesuai dengan yang telah dia lihat.

Duan Meng langsung mengambil kembali kuas itu dan mencelupkan ke wadah yang terisi cairan berwarna hitam dan langsung menuliskan nama Ma Guang di atas kertas.

Setelah selesai, Duan Meng langsung memberikan kembali kuas itu kepada Ma Guang dan menyuruhnya untuk mempraktekkan apa yang sudah di ajarkan olehnya.

Ma Guang pun melakukan apa yang di perintahkan oleh gadis itu, namun hasil dari apa yang dia lakukan tidak sesuai harapan.

Duan Meng pun secara spontan langsung memegang tangan Ma Guang yang memegang kuas tersebut dan menuntunnya untuk mulai menulis.

" Tangan dan jariMu jangan terlalu kaku untuk memegang dan menggerakkan kuas ini, juga jangan terlalu menekannya."

Ucap Duan Meng sambil menggerakkan tangannya yang sedang memegang tangan Ma Guang.

Ma Guang pun mulai merenggangkan sedikit pegangannya dari kuas dan mulai mengikuti gerakan lembut dari tangan seorang gadis yang sedang menuntun tangannya.

Akhirnya Ma Guang bisa menulis namanya sendiri atas tuntunan tangan dari Duan Meng.

" Harus seperti itu cara untuk menulis."

Ucap Duan Meng yang di tujukan kepada Ma Guang.

Ma Guang pun tersenyum puas karena sudah bisa menulis walau pun itu hanyalah tulisan dari namanya sendiri.

Seperti di berikan aba - aba, keduanya secara bersamaan saling menatap satu sama lain seakan ingin merayakan secara kecil - kecilan keberhasilan itu.

Namun hal itu membuat bibir dari kedua remaja yang berlainan jenis tersebut, saling bertemu dan beradu.

Itu di sebabkan karena memang posisi duduk dari meraka berdua sangat berdekatan.

Kejadian tersebut bertahan dalam beberapa detik, sampai akhirnya mereka berdua tersadar dan segera menarik wajah mereka masing - masing hingga ke posisi yang saling berjauhan.

Mereka berdua langsung terdiam dengan wajah yang langsung memerah.

Setelah beberapa saat kemudian, Ma Guang pun bersuara dan memecahkan keheningan itu.

" Ma..maaf...aku tidak sengaja."

Ucapnya sambil terbata - bata.

Duan Meng masih tetap dalam keadaan terdiam, seperti tubuh dan jiwanya sedang tidak bersama.

Jantung gadis itu berdetak dengan kencang, serta pikiran dan perasaannya sangat kacau karena memikirkan serta merasakan apa yang baru saja di alaminya itu.

Duan Meng seperti tidak mendengarkan apa yang baru saja di ucapkan oleh pria di sampingnya.

Perasaannya seperti sangat senang menerima hal itu, namun di dalam pikirannya mengatakan hal yang sebaliknya.

" Nona Duan...!!! Sekali lagi aku mohon maafkan saya. Karena saya tidak sengaja melakukannya."

Ucap Ma Guang lagi dengan wajah yang seperti takut jika gadis itu tidak akan memaafkannya.

Akhirnya Duan Meng mengalahkan segala hal yang berkecamuk di dalam pikiranNya dan langsung mengikuti perasaanNya.

" Ah, itu.... aku tidak apa - apa kok, jadi kamu tidak perlu untuk meminta maaf lagi kepadaKu."

Ucap Duan Meng menanggapi kata - kata pria itu dengan pipinya yang memerah.

" Baiklah...ayo kita melanjutkannya."

Ucapa gadis itu dengan nada suara yang seolah - olah tidak pernah terjadi apa - apa di antara mereka berdua.

Akhirnya mereka melanjutkan aktivitas mereka.

Duan Meng pun langsung mengajarkan Ma Guang untuk membaca setiap apa yang sudah di tulisnya.

Saat sudah tiba waktu untuk makan, mereka berdua istirahat untuk makan siang dan melanjutkan kembali aktivitas mereka setelah selesai makan.

Mereka berdua saling berkomunikasi lagi dengan baik dalam melakukan aktivitas itu.

Hingga waktu sudah menunjukkan, bahwa sudah tiba saatnya untuk gadis itu kembali ke rumahnya.

Ma Guang pun mengantarkan gadis itu kerumahnya, karena dirinya juga akan berlatih bersama kakak gadis tersebut.

~Bersambung~

1
Imam Sutoto Suro
semangat Thor lanjut seruuu
Imam Sutoto Suro
top markotop story lanjut
Imam Sutoto Suro
lanjutkan gan seruuu
Imam Sutoto Suro
top deh gan lanjut
Imam Sutoto Suro
lanjutkan gan seruuu
Imam Sutoto Suro
lanjut seruuu
Imam Sutoto Suro
top markotop story lanjut
Imam Sutoto Suro
semangat Thor lanjut seruuu
Imam Sutoto Suro
semangat Thor lanjut
Imam Sutoto Suro
good luck Thor lanjut
Imam Sutoto Suro
dahsyat banget
Imam Sutoto Suro
buset dah keren
Imam Sutoto Suro
lanjutkan gan seruuu
Imam Sutoto Suro
lanjutkan
Imam Sutoto Suro
woow keren banget gan lanjut
Imam Sutoto Suro
woow amazing story
Imam Sutoto Suro
dahsyat banget gan lanjut
Imam Sutoto Suro
joos lanjut
Imam Sutoto Suro
mantap gan lanjut
Imam Sutoto Suro
lanjutkan gan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!