"Ini uang, aku menginginkan suamimu!" ucap Nadine serius.
"Apa???" Dinda tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.
Patah hati dari penghianatan sang kekasih yang berselingkuh dengan adiknya sendiri membawa kisah tersendiri seorang Nadine yang semula angkuh dan sombong namun berubah lebih baik hanya karena terpesona pada bodyguardnya sendiri.
Kisah gadis kaya raya yang terlalu mudah jatuh cinta kembali pada seorang pengawal pribadinya, membawa ia pada kenyataan lain yang tidak ia ketahui selama ini.
Farhan Pradhipta merupakan sosok yang mampu membuat Nadine kembali merasa hidup disaat yang tepat, namun siapa yang menyangka bahwa lelaki ini tidaklah seperti yang Nadine kira.
Penasaran?
Lanjut ke Bab ya......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wheena the pooh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 19
Farhan mengemudi pelan, ia tidak berani bicara saat Nadine berada dalam mood yang buruk seperti sekarang.
Gadis itu hanya diam sejak tadi, entah apa yang ada dalam pikirannya saat ini.
"Nona"
Farhan memberanikan diri untuk mulai pembicaraan.
Nadine menoleh dengan tatapan sendu dari matanya yang tampak basah.
"Farhan"
Pria itu menoleh lalu tersenyum pada Nadine.
"Aku menyukaimu"
Farhan tersenyum saja, ia pikir Nadine hanya bicara asal karena sedang tidak baik sekarang karena kehadiran Daniel di kantornya.
"Tenangkan dirimu nona, semua masalah akan ada uujungnya, semua masa sulit akan terlewati"
Jawab Farhan tersenyum, ia tahu bahwa nona Nadinenya itu sedang memiliki banyak masalah dalam hidupnya.
"Farhan aku menyukai mu"
Nadine kembali menatap Farhan dengan wajah sedih namun tersenyum simpul, ia merasa gemas dengan jawaban lelaki itu.
"Terimakasih nona menyukai ku, aku akan bekerja dengan baik, akan ku pastikan nona aman bersamaku, aku juga bisa melarang tuan Daniel mendekati mu jika nona merasa tidak nyaman yang berdampak pada mood nona Nadine seperti tadi"
"Hei kau ini bicara apa? aku bilang aku menyukai mu Farhan"
Nadine menarik napas dalam sebelum berkata.
"Aku menyukai mu, maksudku aku jatuh cinta padamu pengawal tampanku"
Farhan menoleh, ia seakan tidak menyangka apa yang ia dengar sekarang, ia menghentikan mobil itu sedikit menepi dari jalan.
Matanya menangkap pergerakan tangan gadis itu meraih tangan kirinya lalu digenggam.
"Aku jatuh cinta padamu Farhan"
"Apa?"
"Nona, jangan bercanda kita sedang berada di jalan, istirahatlah jika kau lelah kau boleh tidur"
Farhan menelan ludah saat mendapat tatapan lain dari mata indah sang nona muda.
Ia teringat perkataan Rose tempo hari yang mengatakan bahwa jika stress Nadine akan bicara asal bahkan tentang cinta sekalipun, jadi ia tidak harus menyikapi perkataan Nadine sekarang, terlebih memang wanita itu tengah dalam masalah seperti yang ia lihat di kantor beberapa saat lalu.
"Aku menyukaimu Farhan, tetaplah bersamaku.....seperti ini, jangan jadi Daniel yang pengecut itu, juga jangan mengkhianati ku, aku akan lebih terluka jika kau melakukannya nanti"
Nadine bicara pelan seraya memejamkan matanya, lalu ia terdiam dengan mata tertutup.
"Huh, benar kata nona Rose... dia selalu meracau jika sedang dalam masalah, kemarin minta aku nikahi, sekarang bilang jatuh cinta padaku... ada-ada saja nona Nadine"
Farhan tersenyum sendiri dibuat sikap Nadine saat ini, tangan cantij yang masih menggenggam tangannya pun mulai terlepas, sepertinya gadis itu memang tertidur.
Sebelum melanjutkan perjalanan, kembali Farhan menatap wajah yang masih terpejam menghadap ke arahnya, ia geleng kepala lalu entah sadar atau tidak tangannya tergerak menyibak rambut yang terburai menutupi kening nona cantik itu.
Farhan mengelus lembut pipi Nadine hingga berhenti di sudut bibir gadis itu, pikirannya kembali ke permukaan saat mendapat klakson dari mobil lain yang merasa dihalangi jalannya.
"Nona sombong, tapi kini jadi menggemaskan"
Farhan sekali lagi tidak berhenti tersenyum dibuat pikirannya sendiri, ia mengingat jelas awal pertemuannya dengan Nadine, ia merasa sedang berhadapan dengan wanita berbeda sekarang.
Nadine yang kini jauh lebih baik dari sebelumnya, Farhan mengakui itu.
Sesampainya apartemen, Nadine membuka mata saat berada dalam gendongan Farhan menuju kamarnya.
Gadis itu tersenyum, sungguh ia merasa diperlakukan baik oleh pria itu.
"Nona sudah bangun? maaf aku lancang, aku hanya tidak tega membangunkan mu tadi"
Farhan mendudukkan Nadine di ranjang. Kembali senyuman yang Nadine berikan.
Farhan ingin berdiri dari posisinya, ia berniat meninggalkan Nadine agar beristirahat namun urung saat tangan Nadine kembali menghentikan langkahnya.
"Kau menyukai ku juga bukan?"
"Apa? tentu saja nona, semua orang akan menyukai nona Nadine yang sekarang"
Farhan menjawab polos.
"Jadi kapan kita akan menikah jika begitu?"
"Apa?"
mampir juga ya di karyaku jika berkenan
semangat terus thor...