NovelToon NovelToon
Air Mata Pernikahan

Air Mata Pernikahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Kontras Takdir
Popularitas:20.9k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

aku tidak tahu apakah pernikahanku akan berjalan sempurna atau tidak...

aku juga tidak tahu apakah aku mampu melewati pernikahan ini hingga akhir atau tidak...

hanya Tuhanlah yang tahu akhir kisah cinta pernikahanku ini...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keinginan Yang Tak Terduga

Alishba turun dari kamarnya yang ada di lantai atas.

Melangkah pelan menuju ke arah ruang makan di lantai bawah, wajahnya yang cantik tampak segar tapi menyimpan kemurungan yang dalam di hatinya.

Alishba berjalan masuk ke dalam ruangan makan yang luas.

Telah menunggu Sulaiman duduk disana seorang diri di depan meja makan yang mewah.

Sulaiman menoleh ke arah Alishba saat istrinya itu berjalan mendekat ke arah meja makan.

"Rupanya kau sudah datang, Alishba. Silahkan duduk di dekatku !" kata Sulaiman.

Alishba sengaja merias dirinya sangat cantik pagi ini, dia berdandan dengan mengenakan pakaian warna terang motif bunga yang menambah kesegaran penampilannya.

Sebuah hijab putih menghias kepalanya, semakin menambah keanggunan penampilan Alishba.

Alishba menarik nafas dalam-dalam lalu berjalan mengitari meja makan yang ada di ruangan tersebut.

Sulaiman melirik serius ke arah Alishba yang terus berjalan memutari meja makan, tidak menuruti permintaannya untuk duduk di dekatnya.

"Keras kepala juga...", ucap Sulaiman seraya menunduk.

Alishba memandang ke arah Sulaiman sambil tersenyum tipis lalu menarik cepat kursi makan di dekatnya.

"Aku akan duduk disini", ucapnya seraya duduk.

Alishba sengaja mengambil tempat duduk berseberangan dengan Sulaiman dan tidak memenuhi permintaan suaminya itu untuk duduk di dekatnya.

Meja makan yang tersedia di ruangan makan sangat lebar, ada sejumlah kursi berjejer disana, cukup menampung banyak orang untuk makan disana.

Sulaiman membuang mukanya ke arah lain, menghela nafas cepat seperti menahan kekesalannya.

"Kling ! Kling ! Kling !"

Sulaiman segera menggoyangkan lonceng di dekatnya.

Sejumlah pelayan melangkah masuk ke dalam ruangan makan, membawa berbagai hidangan untuk sarapan pagi ini.

Serentak mereka segera melayani Sulaiman dan Alishba yang ada di meja makan itu.

"Tunggu !" ucap Sulaiman sembari mengangkat tangannya dengan menahan pelayan menghidangkan makanan ke dalam piring makannya.

Pelayan itu segera menghentikan aktivitasnya lalu berdiri diam di dekat kursi, tempat Sulaiman duduk.

"Tolong kamu pindahkan piring makanku ini kesana !" kata Sulaiman memberi perintah.

Sulaiman menunjuk ke arah kursi di dekat Alishba.

"Taruh disana ! Letakkan semua hidangan makanan juga disana ! Karena aku akan pindah ke sana !" kata Sulaiman.

"Baik, tuan Sulaiman", sahut pelayan itu sambil menganggukkan kepalanya.

"Cepatlah bawa piring makanku kesana !" perintah Sulaiman lagi.

Cepat-cepat pelayan itu beranjak dari tempatnya berdiri lalu berjalan dengan langkah panjangnya ke arah kursi yang ditunjuk oleh Sulaiman.

Pelayan itu segera meletakkan piring makan milik Sulaiman di dekat Alishba.

Tampak Alishba tercengang diam saat melihat pelayan itu memindahkan piring makan milik Sulaiman bahkan semua hidangan sarapan ke dekatnya.

Tap ! Tap ! Tap !

Sulaiman bergegas cepat menuju kursi makan di dekat Alishba kemudian duduk disana dengan santainya.

"Terimakasih telah membantuku", ucap Sulaiman.

"Sama-sama, tuan Sulaiman", sahut pelayan itu.

"Kalian bisa pergi dari ruangan makan ini, sebab aku hanya ingin menikmati sarapanku berdua saja dengan istri tercintaku ini", ucap Sulaiman.

"Baik, tuan Sulaiman", sahut pelayan itu.

Sejumlah pelayan segera melangkah pergi dari ruangan makan, meninggalkan Alishba berdua bersama Sulaiman.

"Ini ! Suapi aku !" ucap Sulaiman seraya menyerahkan peralatan makan kepada Alishba.

"Mmm... !?" gumam Alishba tersentak kaget saat menerima peralatan makan dari tangan Sulaiman.

"Apa yang kau tunggu ?" kata Sulaiman.

"Apa maksudmu ini ?" sahut Alishba berpura-pura tak mengerti.

"Tugasmu sekarang adalah melayani aku sebagai suamimu ! Dan tugas pertamamu adalah menyuapi aku setiap kita makan bersama !" kata Sulaiman.

"Apa !?" sahut Alishba semakin terkejut.

"Ya, lakukan saja sekarang permintaanku ini !" kata Sulaiman sambil mengangguk cepat.

Alishba masih memandangi Sulaiman dengan sorot mata dingin, tidak segera mematuhi permintaan Sulaiman kepadanya.

"Kenapa ? Cepat suapi aku sekarang !" perintah Sulaiman.

"Kenapa kamu tidak makan sendiri sarapanmu ? Akan lebih terasa nikmat jika kamu memakannya dengan tanganmu sendiri !" sahut Alishba.

"Mungkin saja menurutmu seperti itu tapi aku lebih suka jika kamu menyuapinya sekarang", kata Sulaiman.

"Kenapa harus aku ?" ucap Alishba.

"Lakukan saja apa yang aku minta !" sahut Sulaiman.

Alishba terlihat letih dengan sikap Sulaiman tapi dia tidak bisa menolak permintaan suaminya itu dan memenuhi keinginan Sulaiman.

Diambilnya hidangan dari piring saji lalu meletakkannya ke atas piring makan milik Sulaiman.

"Apa kau suka hidangan ini atau aku perlu menggantinya dengan yang lain ?" tanya Alishba.

"Tidak perlu, aku suka hidangan ini", sahut Sulaiman.

"Baiklah, terserah kepadamu saja", kata Alishba.

Alishba mulai menyuapi Sulaiman meski hatinya sangat kesal.

Mengapa tidak pacar Sulaiman saja yang melakukan semua tugas penting ini dan kenapa harus Alishba yang melakukannya.

Berkali-kali Alishba menggerutu dalam hatinya, tidak terima dengan perlakuan Sulaiman yang memintanya menyuapinya.

Setiap suapan demi suapan yang dilakukan oleh Alishba teruntuk Sulaiman, pandangan mereka berdua saling beradu satu sama lainnya.

Alishba sendiri selalu menghindari pandangannya beradu dengan Sulaiman.

Suasana di dalam ruang makan terasa canggung bagi Alishba karena ini pertama kalinya dia menyuapi seorang pria yang menjadi suaminya.

Klang !

Alishba melempar asal sendok makan ke atas piring makan milik Sulaiman setelah dia selesai menyuapi suaminya.

Terburu-buru dia beranjak pergi dari kursi makannya.

Tidak berniat melanjutkan sarapannya karena perutnya mencengkram terasa perih.

"Kemana ? Tidak sarapan ?" kata Sulaiman.

"Aku tidak lapar", sahut Alishba sembari menggeleng.

Sulaiman menarik cepat pergelangan tangan Alishba yang hendak pergi dari meja makan.

"Duduklah ! Dan segeralah sarapan !" perintah Sulaiman lalu menarik paksa tangan Alishba agar kembali duduk di kursi makannya.

Alishba langsung terduduk kembali saat Sulaiman memaksanya untuk sarapan.

"Apa perlu aku juga menyuapimu ?" tanya Sulaiman.

"Tidak ! Aku bisa makan sendiri !" sahut Alishba cepat.

"Kalau begitu cepatlah makan karena aku akan menunggumu selesai sarapan", kata Sulaiman.

Sulaiman melirik tajam ke arah piring makan milik Alishba.

"Ayo makan !" perintah Sulaiman dengan tatapan seriusnya.

"Ya, aku akan makan", sahut Alishba sambil mengambil hidangan sarapannya ke atas piring makannya.

"Kenapa di lihati saja ? Apa kau tidak suka makanannya ?" tanya Sulaiman.

"Tidak, aku suka dengan makanannya", sahut Alishba gugup.

"Kalau begitu segeralah makan !" ucap Sulaiman.

Alishba segera memasukkan makanannya sesuap demi sesuap ke dalam mulutnya.

Sedangkan Sulaiman terus memperhatikan dirinya dari kursi makannya.

Seulas senyuman tipis mengembang di sudut bibir Sulaiman saat melihat ke arah Alishba yang sedang makan.

"Fuih !? Ternyata kau lambat juga !" keluh Sulaiman seraya menyandarkan punggungnya ke kursi makan.

"A-apa maksudmu ?" sahut Alishba lalu menghentikan gerakan tangannya.

"Lihatlah kamu makan sangat lambat ! Bagaimana bisa mengurusi perusahaanmu yang diambang kebangkrutan itu ?" kata Sulaiman tidak sabaran.

"Aku memang seperti ini, apa kau keberatan dengan kebiasanku ini ?" sahut Alishba.

"Habiskan makanan dengan cepat ! Tidak baik membiarkan makanan menjadi dingin, akan terasa tidak enak di dalam perut jika makanan sudah terlanjur dingin", kata Sulaiman mengingatkan.

"Tapi aku terbiasa seperti ini", sahut Alishba tidak terima.

"Apa kau selalu saja membantah jika ada orang yang menasehatimu !?" kata Sulaiman.

"Tentu tidak, jika menurutku tidak sesuai dengan pendapatku maka aku berhak menolaknya", sahut Alishba cepat.

"Kalau begitu segeralah kamu habiskan makananmu dengan cepat !" ucap Sulaiman.

"Baik !" sahut Alishba.

Alishba segera menghabiskan sarapannya dengan cepat. Sedangkan Sulaiman membuang mukanya dengan penuh emosi saat melihat kelambanan dari Alishba saat sarapan pagi.

Rasanya dia ingin segera menghabiskan semua makanan yang ada di atas piring milik istrinya itu saat ini juga.

1
Lina Zascia Amandia
Halo Kak Author, salam kenal. Itu like nya udah banyak, Kakak blm ajuin kontrak? Pdhl kayaknya lolos bab terbaik tuh likenya byk. Terus tadi sy lihat karyanya lumayan banyak dan ada banyak juga karya yg pop nya M M an. Boleh heran gak sih Kak, kenapa lencananya masih Silverqueen sama sprt sy sedangkan karya Kakak ada yg M M an popnya?
Lina Zascia Amandia: Ok Kak. Sama2.
Reny Rizky Aryati, SE.: gak apa apa juga... 🥲 tetap semangat juga ya 🌹
total 5 replies
Anonymous
pria tidak tahu malu, berdalih aliansi pernikahan tapi dia tidak tahu perasaan istri yang tersakiti, ini perundungan atas nama pernikahan, tepat sekali jika ini aliansi pernikahan yang berat sebelah
🌷💚SITI.R💚🌷
awal cerita penuh emosi..
Reny Rizky Aryati, SE.: 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Reny Rizky Aryati, SE.: air mata pernikahan, semoga tidak bosan mengikuti setiap babnya ya 🙏
total 2 replies
Anonymous
aduh iblis kepala ular nih, mana bisa cinta kek gini dipaksain, endingnya nanti sang istri binting trus anaknya dibawa pigi keluar rumah, normalnya nikah ma cowok kek gini, gak bakal dianya paham
🌷💚SITI.R💚🌷
nyimak dulu ceritay
Reny Rizky Aryati, SE.: thanks you semuanya atas dukungannya dan kesetiaannya pada thor thor 🎂
total 1 replies
Anonymous
gimana sich tuh laki buat gedeg saja, dah dibilang ma istrinya klo dia tidak menikah scr aliansi, buat high wa aja, mbaca nich crita !
Vania Andina
Baru sadar sekarang dan menyesal, apa yang ada di dalam otak manusia sekaleng Sulaiman nih ???
Anonymous
tudung lapis !
serem amat nikah kayak gini, thor !
aliansi pernikahan, gak ada tulus-tulusnya, gak ada cinta juga klo nikah seperti iniiii...
Vania Andina
aduh ular tangga nih thor
Reny Rizky Aryati, SE.: bukan, tapi orok orokan sawah, Vania 👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!