Mars Untuk Kejora
Perusahaan Megatech.
Di sebuah ruangan kerja yang sangat luas, tampak seorang Office Girls sedang membersihkan ruangan tersebut.
"Kejora cepatlah! Presdir baru sebentar lagi datang." Seru Tari rekan seprofesi Kejora.
Kejora yang masih membersihkan meja kerja, menengok kearah temannya.
"Sebentar lagi." Kejora kembali membersihkan meja kerja tersebut secepat mungkin, lalu menatap table sign yang ada di atas meja dengan mengerutkan keningnya. "Nama ini ...?"
"Kejora ...!" Tari kembali memanggil sahabatnya dengan tidak sabaran.
"I-iya ...."
Dengan bergegas Kejora melangkahkan kakinya keluar dari ruangan tersebut, dan disepanjang perjalanan menuju pantry. Tari menceritakan semua tentang Presdir baru mereka, termasuk peraturan baru dan apa yang menjadi kebiasaan dari atasan baru mereka.
"Tari presdir baru kita itu kan baru saja masuk hari ini, tapi kenapa kau bisa tahu semuanya?" tanya Kejora dengan raut wajah yang bingung.
Plak
Tari menepuk bahu Kejora dengan sangat gemas.
"Kau tidak baca catatan yang diberikan Ibu Nadya pada kita?"
"Catatan?" Gumam Kejora dengan bingung.
"Ya ampun Kejora." Tari mengambil catatan yang ada di saku pakaiannya, dan memberikannya pada Kejora.
"Dari kabar yang aku dengar, kemarin sekertaris pribadinya datang memberikan note yang berisikan peraturan baru. Dan catatan itu bukan hanya untuk bagian pantry saja tapi untuk semua divisi yang ada di perusahaan ini."
"Oh ...." gumam Kejora mengambil catatan yang diberikan Tari kepadanya. "Semua yang tertulis di sini benar?"
"Tentu saja benar memangnya kenapa?" Tari mengambil cangkir lalu menuangkan teh kedalamnya, sambil menatap kearah Kejora yang terlihat bingung.
"Di sini tertulis kalau Presdir baru kita tidak suka dengan sesuatu yang manis, dan kopi atau teh yang kita buat tidak boleh memakai gula?" Kejora menggelengkan kepalanya. "Aku yakin Presdir baru kita itu pasti orang yang sangat tua, kaku, galak, dan sangat dingin."
"Siapa bilang? Apa kau tidak pernah dengar tentang Mars Graham?"
"Mars Graham?" Kejora kembali mengingat table sign yang tadi dibacanya, berarti benar kalau nama Presdir mereka yang baru sama dengan nama sebuah planet, membuat Kejora tertawa kecil karena tidak bisa membayangkan seperti apa wajah sebuah planet yang berwujud manusia.
"Ya ampun ini orang malah ketawa? Pernah dengar tidak?" Tari mengulangi pertanyaannya.
"Tidak?" jawab Kejora dengan singkat.
"Kau itu." Tari mengambil ponselnya dan mengetik nama Mars Graham di dalam kolom pencarian.
"Lihat ini!"
Kejora yang hendak mengambil ponsel milik Tari, dikagetkan dengan sebuah suara yang datang dari pintu masuk pantry.
"Hei kalian tahu tidak? Presdir baru kita sudah datang!" Seru Nia pada Tari dan Kejora.
"Benarkah?" tanya Tari dengan antusias.
"Ya, dan kalian tahu dia sangat tampan." Nia kembali mengingat wajah tampan Presdir baru mereka.
"Kalian mau lihat tidak? Dia masih ada di lantai satu."
"Mau ... mau ...." Tari langsung menggaet tangan Kejora.
"Aku tidak ikut." Kejora melepaskan tangannya.
"Kenapa?"
"Aku takut ketahuan Ibu Nadya." Kejora mengingat bagaimana galaknya Ibu Nadya, yang bekerja sebagai kepala office girl dan office boy di lantai delapan. Lantai di mana mereka bekerja adalah lantai khusus untuk ruangan presdir.
"Kau tenang saja kita tidak akan ketahuan, kita melihatnya dari tempat biasa." Tari kembali mengajak Kejora.
"Kalian saja aku takut."
"Baiklah kalau begitu kita pergi dulu!" Tari kemudian berlalu dari ruang pantry.
Kejora yang ditinggal sendirian menatap note yang tadi diberikan oleh Tari, ia merasa heran kenapa hanya dirinya yang tidak mendapatkan note tersebut dari Ibu Nadya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
Adim Faudzil
aq udah baca.. tapi ngulang lagi ah.. abis suka banget
2024-12-15
0
Siti Tanisah
aku juga udh baca..baca ulanh nih
2024-12-22
0
Ketawang
Baca lagiiii....
kangen karya mom tree😁
2024-11-15
0