Terpaksa Aku Menikah

Pagi sekali santi terbangun karna bunyi alarm pada ponselnya, ia langsung menuju kamar mandi membersihkan dirinya setelah itu ia bergegas menuju dapur untuk membuatkan sarapan kepada mereka, walaupun sebenarnya sudah ada asisten rumah tangga tapi ia tidak mau berdi saja, ia harus melakukan sendiri demi merebut hati sang suami. Sampai didapur disana sudah ada bik asih.

" eh non udah bangu aja sepagi ini.?" ucap bik asih yang sadar akan kedatangan majikanya, ia melihat mata sembab majikannya meskipun santi sudah cuci muka tapi masih terlihat sedikit mata sembabnya itu Dan bi asih pun mengerti kenapa majikannya seperti itu apa lagi jika bukan tentang hubunga kedua majikannya yang tidak ada kemajuan sampai sekarang dan dia pun memilih diam.

" biar aku saja bi yang masak." ucap santi tersenyum dan mengambil alih pekerjaan itu.

Bi asih hanya bisa menatap santi dengan iba, ia tidak bisa berbuat apa untuk membantu majikannya selain berdoa untuk kebaikan kedua majikannya terutama santi.

" baiklah non kalau begitu." jawab bi asih setelah sejenak berdiam lalu pergi dari dapur.

Santi mengambila alih pekerjaan memasak itu, ia membuat nasi goreng seafood untuk menu mereka pagi ini, santi meamsukan satu persatu bumbu bumbu dalan wajan dan kemudaian memasukan bahan utamanya yaitu nasi putih, ia mengaduk nasi putuh itu dengan bahan lainnya hingga terbentuk jadi nasi goreng sesuai keinginginanya.

Setalah selesai denga masakannya ia menata sarapan itu diatas meja kemudian kembali kekamarnya mengganti pakaiannya denga pakaian dinasnya sebagai guru.

Santi keluar dari kamar menuju meja makan tapi ruben belum terlihat, niatnya santi ingin manggil sang suami namun saar hendak melangkah menuju kamar ruben bel rumeh berbunyi dengan tidak sabarnya.

" siapa yang bertamu pagi ini? kok gak sabarban banget sih dia ini.! gerutu santi, Ia melangkah dengan cepat untuk membuka pintu karna bel yang tidaK sabaran itu.

CekleK....

" eh,,, siapa.?" tanya santi bingung karna baru pertama kali ada orang lain yang bertamu kerumahnya selain orang tua ruben saja.

" Kamu yang siapa.? kenapa kamu ada dirumah ini.? ehh tunggu..Tunggu apa kamu istrinya Ruben.?" tanya rubeb beruntun tanpa menjawab pertanyaan sant ia menyusuri pandanganya pada istri sahabanya melihat dari atas samapi keujung kaki santi Dan riko sempat terpana akan kecantikan istri dari sahabatnya dan jika dia tidak ingat akan tujuannya kembali keindonesia ini jika santi bukan istri sahabatnya sudah pasti ia dekati.

" kamu siapa." ulang santi Karna tidak mendapat jawaban dari pertanyaannya.

" oh kenalkan aku riko sahabat dari suamimu." uacap riko mengulurkan tangannya didepan santi.

" sahabat suami saya.? tapi saya tidak melihatmu dekat denga suami saya dan pada saat kami menikah juga saya tidak melihatmu." tanya santi lagi karan ia masih tidak yakin jika itu sahabat suaminya.

" oh iy, saya memang tidak datang pada saat pernikahan kalian karna saat itu saya berada diluar negeri." jawab riko menjelaskan.

" oh..." jawab santi beroh ria.

" lalu siapa namamu.?" Tanya riko masih mengulurkan tangannya kedepan.

"saya santi." jawabnya membalas uluran tangan riko.

" Ruben ada.?" tanya riko setelah jabatan tangannya lepas

" ada mari silahkan masuk saja." jawab santi ramah.

" cantik." batin riko.

Riko menyusul santi keruang tamu dan duduk santi disana menunggu ruben disana.

" tunggu sebentar ya masa aku panggilakan mas ruben dulu dikamar." kata santi seraya pergi dari ruang tamu.

" yak baillah." jawab riko dan mendudukan bokongnya disofa.

Santi berjalan memuju kamar Ruben namun r berhenti di tangga tat kala ia melihat ruben yang menuruni tangga dengan pakaian kantor yang sudah rapi.

" mas ada tamu yang mencarimu." ucap santi menunduk.

Ruben hanya diam dan terus menuruni anak tangga ia melihat sikap santi yang selalu menunduk setiap kali berbicara dengannya.

" siapa." tannya ruben datar.

" eh,, itu katanya teman mas ruben namanya mas riko." jawab santi yang sudah mengangkat kepalanya namun kemabali menunduk lagi saat mata mereka bertemu.

Wajah ruben langsung berubah masam saat mendengar santi memanggil riko dengan sebutan yang sama dengannya, ia berpikir apa dirinya dianggap sama seperti riko dan tidak ada keistimewaannya bagi santi.

Karna kesal ruben langsung berjalan begitu saja melewati santi begitu saja yang masih ditempatnya, santi pun mengikuti ruben hingga diruang tamu.

Santi melihat dua orang itu duduk diruang tamu namun masih belum berbicara sama sekali, melihat itu santi langsung berinisiatif mengajak keduanya untuk sarapan bersama.

"emm,,,mas ngobrolnya sekalian sarapan saja ya di meja makan." ucap santi lembut yang membuat siapa saja terlena jika mendengar suaranya.

" wah kebetulan sekali aku belum sarapan, apa aku juga boleh sarapan bersama kalian disini.?" ucap riko girang.

" Apa kau kemari hanya untuk sarapan.? kenapa, apa kau sudah bangkrut sekarang.? sehingga kau tidak sanggup membeli sarapan diluar.?" tanya ruben dengan nada menyindir.

" ishh,, kau ini aku cuma mau sarapan kenapa kau marah begitu dan lagian kamu tidak akan bangkrut hanya karna aku menumpang makan disini dan asal kau tau santi yang mengajakku kan untuk sarapan jadi tidak urusannya padamu." ucap riko dengan cengirannya.

" hei..! ini rumahku dan uang yang dipakai untuk membeli kebutuhan itu juga adalah uangku..! lalu dari mananya itu bukan urusanku." pekik ruben tidak senang.

" iya, itu memang uangmu namun bukan kau yang masak.! apa kau pikir kau bisa makan ini jika tidak ada yang memasaknya.? cih." tanya riko dengan nada mengejek karna dia tau akan kebiasaan temannya seperti apa.

" terserah kau saja.!' ketus ruben

" eh,, dia kenapa.?" tanay riko melihat kearah santi dengan tampang bingungnya sedangkan santi hanya tersenyum dan mengangkat bahunya pertanda ia juga tidak tau.

Dimeja makan ruben masih menunggu mereka, tak lama setelah itu keduanya muncul santi melayani suaminya dengan telaten dan senyum lembut yang tidak lepas dari bibirnya sedangakan ruben masih diam tanapa berucap

Sedangkan dari sebrang meja riko memperhatikan gerakan pasangan suami istri itu bergantian, dan dari penglihatannya ia dapat melihat arti dari gerakana itu. Santi yang yang berusaha merebut perhatian suaminya sedangkan Ruben yang berusaha menahan diri untuk tidak tersentuh akan perhatian istrinya.

Santi yang sudah selesai melayani suaminya bermaksud untuk melayani riko namun seketika berhenti mendengar ucapan suaminya.

" dia bisa ambil sendiri.! duduk dan sarapanlah.! titah ruben.

" haa,," riko dab santi menoleh dan melihat kearah ruben bersamaan, terlebih riko yang ingin tertawa melihat ruben cemburu dengannya, tapi ia tahan karna tak ingin sahabatnya kembali meradang karna sudah menertawakannya.

Santi berhenti dan duduk disisi suaminya kemudian mengambil makanan untuknya dan berkata.

" maaf,, Mas riko bisa ambil sendiri kan sarapannya.?" tanya santi.

Bersambung.....

Hai....hai....

Santi kembali lagi yuhuuuuuu.....😘😘

Ayo kaka dan abang yang cantik dan ganteng, mari mampir ke cerita author ya...🙏🙏

Tinggalkan jejak pada karyaku rate, like, koment dab vote yang banyak ya....😊😍