NovelToon NovelToon
Sang Raja Kota

Sang Raja Kota

Status: sedang berlangsung
Genre:Gangster / Preman / Roman-Angst Mafia / Balas Dendam / Persaingan Mafia
Popularitas:313
Nilai: 5
Nama Author: Boy Permana

Kota X adalah kota tanpa tuhan, tanpa hukum, tanpa belas kasihan. Di jalanan yang penuh mayat, narkoba, prostitusi, dan pengkhianatan, hanya satu hal yang menentukan hidup dan mati: kekuasaan.

Di antara puluhan geng yang saling memangsa, berdirilah satu nama yang ditakuti semua orang—
Reno, pemimpin The Red Serpent, geng paling brutal dan paling berpengaruh di seluruh Kota X. Dengan kecerdasan, kekejaman, dan masa lalu kelam yang terus menghantuinya, Reno menguasai kota melalui darah dan api.

Namun kekuasaan sebesar itu mengundang musuh baru.

Muncul Rafael, pemimpin muda Silver Fang yang ambisius, licik, dan haus kekuasaan. Ia menantang Reno secara terbuka, memulai perang besar yang menyeret seluruh kota ke jurang kehancuran.

Di tengah perang geng, Reno harus menghadapi:

Pengkhianat dari dalam kelompoknya sendiri

Politisi korup yang ingin memanfaatkan kekacauan

Hubungan terlarang dengan Vira, wanita dari masa lalunya yang tersembunyi

Konspirasi besar yang lebih gelap dari dunia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Boy Permana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pesta

...Malam itu, Red Serpent mengadakan perayaan besar-besaran di markas mereka. Lampu-lampu neon menyala terang, memancarkan warna-warni mencolok ke seluruh area. Musik disko yang memekakkan telinga berdentum keras, bercampur dengan suara tawa dan obrolan riuh para anggota Red Serpent. Bau alkohol dan asap rokok memenuhi udara, menciptakan suasana pesta yang liar dan tak terkendali. Uang tunai bertebaran di meja judi, dan kokain dengan mudah di temukan disana, semua ini adalah pemandangan biasa di Kota X. Prostitusi terselubung menjadi hal yang lumrah di kalangan anggota.

Para anggota Red Serpent berpesta dengan penuh semangat. Mereka minum, berjudi, dan menari tanpa henti. Beberapa dari mereka terlihat bersama para wanita penghibur yang berpakaian minim, tertawa dan bercanda mesra.

Di tengah keramaian, Reno berdiri di atas panggung, memandang ke arah para anggotanya dengan tatapan bangga. Ia mengangkat gelasnya dan berseru, "Untuk Red Serpent! Untuk kekuatan kita! Untuk masa depan kita!" dan untuk kota x.

Semua anggota Red Serpent mengangkat gelas dan menjawab seruan Reno dengan sorakan yang menggema. Mereka sudah seperti keluarga, terikat oleh kesetiaan dan tujuan yang sama.

Tiba-tiba, kerumunan orang membuka jalan, dan seorang wanita cantik berambut merah menyala berjalan mendekat ke arah Reno. Ia mengenakan gaun merah ketat yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah dan auranya memancarkan kepercayaan diri yang berbeda dari wanita-wanita penghibur lainnya.

"Hai, Reno," sapa wanita itu dengan suara lembut dan menggoda. "Terimakasih sudah menyelamatkan ku?"

Reno tersenyum lembut, senyum yang jarang ia tunjukkan kepada orang lain. "Vira. Tentu saja aku akan menyelamatkan mu kau adalah wanita ku?"

Reno turun dari panggung dan memeluk Vira. Ia menggenggam tangannya lalu membawanya ke tempat yang lebih tenang.

"Aku merindukanmu," kata Reno, suaranya lembut.

"Aku juga merindukanmu," jawab Vira. "Aku senang kau berhasil mengalahkan Rafael dengan begini kita bisa lebih tenang."

Reno menghela napas. "Itu hanyalah satu masalah yang selesai. Masih banyak masalah lain yang harus kuhadapi."

"Aku tahu," kata Vira. "Tapi aku percaya padamu. Kau akan menyingkirkan semua pengacau di kota ini."

Reno memeluk Vira erat-erat. "Terima kasih, Vira. Kau selalu tahu cara membuatku merasa lebih baik."

Vira membalas pelukan Reno. "Apapun yang terjadi Aku akan selalu ada untukmu, Reno."

Di tengah pesta yang ramai, Reno dan Vira menemukan kedamaian dan ketenangan satu sama lain. Mereka saling mencintai dan saling mendukung. Mereka adalah pasangan yang serasi.

Laras berdiri di dekat bar dan mengamati Reno dan Vira dengan tatapan yang sulit dibaca. Ia tahu, Vira adalah satu-satunya wanita yang bisa menaklukan hati Reno. rasa iri menjalari hatinya, namun ia tahu, ia tidak akan bisa memiliki Reno.

Tiba-tiba, Iwan mendekat ke arah Laras dengan senyum nya yang menawan. Iwan tahu betul bahwa Laras menaruh hati pada Reno, dan ia melihat ada kesempatan untuk bersenang-senang.

"Hai, Laras," sapa Iwan dengan suara rendah. "Kenapa kau sendirian di tengah keramaian."

Laras menatap Iwan dengan tatapan dingin. "Apa yang kau inginkan, Iwan langsung saja?"

Iwan tertawa kecil. "Aku hanya ingin menemanimu saja. Aku tahu kau menyukai Boss Reno, tapi dia sudah punya Vira. Jadi, mengapa kau tidak bersenang-senang denganku?"

Laras terdiam sejenak. Ia memandang Reno dan Vira yang sedang berpelukan. Rasa sakit menusuk di hatinya.

"Baiklah," kata Laras dengan suara lirih. "Aku akan bersenang-senang denganmu, Laras memang cukup tertarik secara fisik dengan Iwan dia pemuda yang tampan dan atletis.

Iwan tersenyum lebar dan menggandeng tangan Laras. Mereka berjalan menuju salah satu kamar pribadi Iwan di markas Red Serpent. Kamar itu dipenuhi dengan tempat tidur besar, cermin-cermin, dan lampu-lampu kecil yang redup.

...Tanpa banyak bicara, Iwan mencium Laras dengan penuh nafsu. Laras membalas ciuman Iwan dengan liar, mencoba melupakan Reno dan rasa sakit hatinya. Ia membiarkan dirinya terhanyut dalam kenikmatan sesaat, melepaskan semua kekangan dan norma yang selama ini ia pegang. Malam itu, di kamar pribadi sang kapten di markas Red Serpent, Laras dan Iwan menari dalam irama dosa dan kenikmatan.

Pagi harinya, Laras terbangun dengan perasaan campur aduk. Penyesalan, rasa bersalah, dan rasa puas bercampur aduk dalam dirinya. Ia melihat Iwan tertidur pulas di sampingnya, wajahnya terlihat sangat damai. lalu Laras diam-diam bangkit dari tempat tidur dan berpakaian lalu keluar dari kamar.

Saat ia berjalan keluar dari kamar, ia melihat Reno dan Vira keluar dari salah satu kamar yang lain. Mereka bergandengan tangan, dan Laras tanpa sengaja mendengar sedikit percakapan mesra di antara mereka.

"Aku sangat mencintaimu, Reno," kata Vira dengan suara lembut dan menggoda.

"Aku juga mencintaimu, Vira," jawab Reno. "Kau adalah segalanya bagiku."

Laras merasakan hatinya seperti ditusuk ribuan jarum. Ia menundukkan kepalanya dan berjalan pergi secepat mungkin, mencoba menjauh dari pemandangan menyakitkan itu. Ia keluar dari markas Red Serpent dan menghirup udara pagi yang segar. Ia tidak tahu ke mana ia harus pergi, tetapi ia tahu ia tidak bisa kembali ke markas sebelum Vira pulang.

Tidak lama kemudian, Renata berjalan menuju kamar Iwan. Ia tahu Iwan adalah seorang playboy sejati, dan ia ingin mencoba keberuntungannya. Ia mengetuk pintu kamar Iwan dan membukanya perlahan.

Iwan masih tertidur dengan setengah telanjang, tetapi ia langsung terbangun ketika mendengar suara pintu dibuka. Ia melihat Renata berdiri di depannya, mengenakan pakaian yang sangat minim.

"Hai, Iwan," sapa Renata dengan suara menggoda. "Apa kau punya waktu sebentar untuk ku ?"

Iwan tersenyum lebar dan duduk di tempat tidur. "Tentu saja, ada apa Renata?"

Renata mendekat dan mulai berjoget di depan Iwan, menggoyangkan pinggulnya dengan gerakan yang sensual. Ia kemudian mulai melepaskan pakaiannya satu per satu, memperlihatkan tubuhnya yang indah.

"Aku ingin kau memuaskan ku," bisik Renata di telinga Iwan.

Mata Iwan berbinar-binar. Ia menarik Renata ke dalam pelukannya, bisik nya, "Pagi ini akan menjadi pagi yang panjang...bukan sarapan dengan makanan, tapi denganmu."

...Iwan dan Renata tenggelam dalam cumbuan yang panas dan liar. Tidak ada kata-kata yang keluar hanya desahan dan erangan yang memenuhi kamar. Mereka berdua haus akan sentuhan, haus akan kenikmatan, dan mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk saling memuaskan. Pagi itu, kamar Iwan menjadi saksi bisu atas nafsu yang membara antara dua orang dewasa yang tahu betul apa yang mereka inginkan.

Sementara itu, di restoran mewah, Reno dan Vira menikmati sarapan mereka, dengan suasana Romantis dan mewah.

"Ada apa, Reno?" tanya Vira.

Reno menghela napas dan menggenggam tangan Vira erat-erat. "Suatu hari nanti aku ingin menikahi mu.

Vira tersenyum lembut dan mengusap pipi Reno dengan lembut. "Jangan khawatir," katanya. "Aku akan selalu ada di sisimu, dan kapan pun kamu siap menikah, aku akan menunggu mu.

Reno tersenyum dan mencium tangan Vira. Ia merasa sangat tenang setelah mendengar kata-kata Vira.

Setelah selesai sarapan, Reno mengantar Vira pulang ke rumahnya. Ia mencium Vira dengan lembut dan berpamitan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!