Alexis seorang ilmuwan wanita dan juga ahli beladiri yang berhasil menciptakan sebuah ruang penyimpanan ajaib ke dalam sebuah kalung.
Namun, dia di khianati dan meninggal secara tragis oleh orang kepercayaan nya sendiri.
Dan siapa sangka, jiwa nya justru masuk ke dalam tubuh wanita lemah yang teraniaya. Yang juga memiliki nama yang sama dengannya.
Rencana balas dendam pun di mulai melalui tubuh wanita yang bernama Alexis itu.
Berhasilkah Alexis membalas dendam? Kalau penasaran, baca yuk!
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Tidak ada hubungannya dengan dunia nyata dan tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20
"Kamu baca berita hari ini?" Bukannya menjawab, Raymond malah bertanya balik.
"Iya Tuan. Kebakaran di gedung milik profesor Ar," jawab Jason.
"Kamu tahu penyebabnya?" tanya Raymond.
"Dari penyelidikan polisi, katanya akibat arus listrik yang konslet," jawab Jason. Raymond tersenyum dengan jawaban Jason.
Ya, polisi sudah menyelidiki penyebab kebakaran terjadi akibat arus listrik. Semua orang percaya dengan cerita itu.
Karena polisi tidak menemukan apa-apa yang mencurigakan. Alexis melakukan pekerjaan nya dengan sangat baik tanpa meninggalkan jejak apapun.
"Kenapa Tuan? Apa ada orang yang sengaja membakar gedung itu?" tanya Jason.
"Sengaja atau tidak, kita juga tidak bisa menyimpulkan," jawab Raymond.
Kini mereka sudah berada di parkiran mobil. Raymond meminta Jason untuk masuk duluan. Sementara dirinya menemui petugas keamanan.
"Selamat pagi Pak," sapa Raymond.
"Pagi Tuan. Ada yang bisa saya bantu Tuan?" tanya petugas keamanan.
"Semalam bapak ada melihat seseorang keluar dari gedung apartemen ini?" tanya Raymond.
"tidak ada Tuan, saya berjaga dari jam 8 malam hingga tidak ada melihat siapa-siapa keluar," jawab petugas keamanan.
Raymond mengangguk, kemudian ia kembali ke mobil untuk pergi ke perusahaan. Sementara petugas keamanan hanya tersenyum.
Semalam, petugas keamanan yang berjaga di malam hari sudah di sogok oleh Alexis agar tidak bicara.
Bahkan bukti rekaman cctv juga sudah di hapus oleh petugas keamanan. Agar Alexis tidak ketahuan.
Kebetulan pria itu sudah mau pulang karena pergantian shift. Jadi saat Raymond menemuinya pun pria itu sudah hampir pergi.
"Jalan!" Perintah Raymond.
"Baik Tuan," jawab Jason.
Jason menjalankan mobilnya perlahan keluar dari parkiran. Kemudian melaju di jalan raya dengan kecepatan sedang.
Raymond pun meminta melajukan mobilnya agar lebih cepat sampai ke perusahaan.
Sementara Alexis baru saja bangun dari tidurnya. Alexis menggeliatkan tubuhnya lalu meraih ponselnya.
Alexis tersenyum, karena berita kebakaran gedung menjadi topik utama. Bahkan polisi mengatakan penyebab kebakaran akibat arus listrik pendek.
"Profesor Ar, Merlin. Ini baru permulaan, nanti akan ada kejutan selanjutnya untuk kalian berdua," gumam Alexis.
Alexis menyimpan ponsel, kemudian dia berjalan ke kamar mandi. Alexis ingin membersihkan diri terlebih dahulu. Baru setelah itu dia berencana untuk jalan-jalan.
Setelah selesai mandi dan berganti pakaian lengkap, Alexis keluar dari kamar. Perutnya terasa lapar, lalu dia pun sarapan.
"Selamat pagi Nyonya. Maaf, sarapan nya sudah dingin," ucap Bibik.
"Tidak apa-apa Bik. Ini juga masih enak kok," ujar Alexis.
"Oh iya Nyonya. Tadi Tuan Raymond datang, tapi Nyonya belum bangun. Tuan hanya menanyakan Nyonya lalu pergi," kata Bibik.
Alexis hanya menanggapinya dengan senyum. Kemudian Alexis meminta Bibik untuk siap-siap. Karena Alexis ingin mengajaknya jalan-jalan ke mall.
Bibik ragu, dia belum pernah sekalipun pergi ke mall. Karena, selama menjadi PRT dia hanya di rumah saja.
"Nyonya sendiri saja, Bibik masih banyak kerjaan," kata Bibik menolak.
"Kerjaan tidak akan pernah habis Bik. sesekali kita juga perlu refreshing biar tidak mumet," ujar Alexis.
Bibik sebenarnya cukup heran. Karena yang dia tahu, nyonya nya tidak seperti ini dulu. Nyonya nya saja tidak pernah keluar jalan-jalan sewaktu jadi istri tuan nya.
Namun sekarang malah mengajak Bibik jalan-jalan untuk refreshing. Tapi Bibik tidak berpikir lebih jauh. Dan akhirnya mengiyakan ajakan Alexis.
Setelah selesai sarapan, Alexis kembali ke kamar untuk mengambil tas miliknya. Bibik juga sudah selesai berganti pakaian dengan pakaian yang lebih layak.
"Ayo!" ajak Alexis sambil menggandeng tangan Bibik. Bibik merasa senang di perlakukan seperti itu.
Mereka masuk ke dalam lift dan menekan angka untuk ke lantai bawah. Setibanya di bawah, mereka di sapa oleh petugas keamanan.
Alexis dan Bibik hanya mengangguk dan tersenyum. Kemudian mereka langsung ke parkiran.
Mobil pun mulai bergerak setelah mereka masuk. Bibik menoleh ke Alexis, sepertinya ada sesuatu yang ingin di sampaikan.
"Katakan saja Bik," ucap Alexis.
"Bisakah saya beli sesuatu untuk anak saya, Nyonya?" tanya Bibik.
"Bisa dong Bik. Mau beli apa? Katakan saja," jawab Alexis.
"Saya mau beli hadiah untuk anak saya. Sebentar lagi dia akan masuk sekolah menengah atas," kata Bibik.
"Berapa umurnya?" tanya Alexis.
"16 tahun," jawab Bibik.
Alexis tersenyum. Menurutnya umur 16 sudah bisa menggunakan laptop. Jadi Alexis berencana untuk membelikan laptop.
Mobil terus melaju, hingga akhirnya mereka pun tiba di sebuah pusat perbelanjaan. Alexis pun segera memarkirkan mobilnya di parkiran bawah tanah.
Untuk pertama kalinya Bibik menginjakkan kaki ke mall besar ini. Jadi dia sedikit grogi. Alexis menyadari hal itu pun segera menggenggam tangan Bibik.
Mereka langsung ke lantai tiga. Hal yang pertama yang ingin Alexis beli adalah laptop. Alexis pun membawa Bibik ke toko elektronik.
"Nyonya, kenapa kemari?" tanya Bibik. Namun Alexis tidak menjawab, dia malah mengajak Bibik masuk.
"Selamat datang Nyonya, Nona," ucap pramuniaga toko.
"Saya mau laptop yang seperti ini dua," kata Alexis. Pramuniaga itu tersenyum senang. Apalagi Alexis meminta dua laptop.
Tidak berapa lama dua laptop pun sudah berada di hadapan Alexis. Alexis meminta izin untuk memeriksa nya. Dengan senang hati pramuniaga itu mempersilakan nya.
"Saya ambil dua, tapi sebelum itu saya ingin bertanya. Apa di sini menyediakan jasa pengiriman?"
"Ada, mau jauh dekat tetap bisa. Tapi ...."
"Saya mengerti, jasa pengiriman pasti butuh modal," ujar Alexis.
Pramuniaga itu tersenyum senang. Harga laptop itu adalah yang paling mahal di toko ini. Otomatis dia akan mendapatkan bonus penjualan.
"Bik, berikan alamat lengkapnya, nanti saat pengiriman barang bisa sampai tepat sasaran," kata Alexis.
"Nyonya, apa ini tidak terlalu berlebihan? Ini harganya mahal sekali," ujar Bibik.
Namun Alexis tidak perduli, tetap meminta pramuniaga membungkusnya dengan rapi. Kemudian Alexis memberikan alamat tempat tinggal Bibik. Dan yang satunya alamat Alexis tinggal.
"Baik Nona, tapi ini sepertinya cukup jauh. Jadi pengiriman nya mungkin agak sedikit terlambat," kata pramuniaga.
Alexis pun mengatakan tidak apa-apa. Kemudian Alexis menyerahkan kartu nya untuk di gesek.
Setelah selesai pembayaran, Alexis pun mengajak Bibik ke toko pakaian. Alexis ingin membelikan Bibik pakaian.
Namun saat ingin masuk ke toko pakaian. Alexis dan Bibik malah bertemu dengan orang yang sepatutnya tidak mereka temui.
"Wah, wah, wah. Apa mall ini tidak ada petugas keamanannya? Orang seperti ini pun bisa masuk seenaknya," kata Meri mengejek.
"Ma, jangan bicara seperti itu. Ini mall bebas, siapapun boleh masuk termasuk anjing dan kucing sekalipun," kata Jessy.
Alexis tidak perduli, dia tetap ingin masuk ke toko pakaian. Lagipula mall ini bukan milik mereka. Jadi mereka tidak berhak menentukan siapa saja yang bisa masuk.