NovelToon NovelToon
WAGE

WAGE

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Spiritual / Selingkuh / Mata Batin / Kutukan / Hantu
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dayang Rindu

Diambil dari cerita weton Jawa yang populer, dimana seseorang yang lahir di hari tersebut memiliki keistimewaan di luar nalar.
Penampilannya, sikapnya, serta daya tarik yang tidak dimiliki oleh weton-weton yang lain. Keberuntungan tidak selalu menghampirinya. Ujiannya tak main-main, orang tua dan cinta adalah sosok yang menguras hati dan airmata nya.
Tak cukup sampai di situ, banyaknya tekanan membuat hidupnya terasa mengambang, raganya di dunia, namun sebagian jiwanya seperti mengambang, berkelana entahlah kemana.
Makhluk ghaib tak jauh-jauh darinya, ada yang menyukai, ada juga yang membenci.
Semua itu tidak akan berhenti kecuali Wage sudah dewasa lahir batin, matang dalam segala hal. Dia akan menjadi sosok yang kuat, bahkan makhluk halus pun enggan melawan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dayang Rindu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menemukan dukunnya

Suara orang berkelahi terdengar samar di telinga Wulan, antara sadar dan tidak, tapi itu bukan mimpi. Sekelebat bayangan seperti seorang pria yang tidak asing tampak lincah menangkis serangan tak kasat mata.

"Siapakah lawannya berkelahi?" gumam Wulan, namun matanya begitu berat sehingga untuk melihat sejenak rasanya tidak mampu. Dia pun terlelap di bawah pohon besar yang dia sendiri tidak sadar kapan sampainya di tempat itu.

"Bangunlah!"

Suara seorang pria itu terdengar sangat dekat di telinga, Wulan seperti tersadar kalau saat ini memanglah sudah waktunya bangun dan melanjutkan perjalanan yang tidak tahu arah.

"Ternyata sudah siang." Wulan membuka matanya yang terasa silau. Sejenak berpikir siapakah yang membangunkannya.

Sudahlah, rasanya hal itu terdengar dekat, tidak asing, ataukah....

Wulan mulai berpikir tentang keanehan tapi dia sendiri memang membutuhkannya. Ingatannya kembali ke masa dimana ia dapat melihat sosok hantu tapi hantu tidak pernah bisa menyentuhnya. Mungkinkah dia terlalu takut waktu itu sehingga menganggap mereka menyeramkan.

Kicau burung mengundang perhatiannya, mereka terbang sambil bernyanyi menyambut pagi. Samar matahari mulai menelusup masuk lewat celah dedaunan yang menerpa retinanya. Wulan segera berdiri mengamati sekitar, hutan lebat itu adalah tempatnya beristirahat semalam.

Dari kejauhan ia melihat jalan setapak yang mulai tertutup daun semak yang menjulur, menandakan jalan itu sangat jarang di lalui. Ia pun berlan menyusurinya tanpa ragu.

"Guk! Guk!

Wulan terkejut, di tengah hutan ini ada seekor anjing yang berkeliaran, artinya ada manusia di sana.

"Dimana rumahmu?" kata Wulan.

Tatapan nyalang anjing berbulu cokelat itu menyurut, ia menunduk, mencium tanah yang di pijak lalu berjalan menjauh, Wulan segera mengikutinya. Dan langkahnya terhenti ketika melihat sosok pria sudah tua sedang menjemur pakaian di halaman sebuah gubuk kayu.

Pria tua itu menoleh, menatap Wulan dengan tatapan ramah, dia tersenyum hingga menyipitkan mata. Rambutnya, alis bahkan kumisnya berwarna putih, pakaiannya berwarna putih lusuh, dia memakai tongkat.

Wulan membalas senyum tipis, lalu mengikuti pria itu masuk ke dalam gubuk panggung yang lumayan kokoh.

Tidak ada pembicaraan, hanya denting sendok dan gelas yang terbuat dari bambu beradu, pria itu menuangkan air panas kedalamnya.

"Minumlah!" titahnya, sekilas melirik Wulan yang duduk melamun dengan tatapan kosong keluar sana.

"Ajari aku ilmu kebatinan." pinta Wulan, kemudian menatap gelas bambu yang mengepul, tampak dedaunan kering di rendam sebagai teh, aromanya wangi bercampur bunga melati.

"Tidak ada ilmu kebatinan yang harus kau pelajari, Yang harus kau pelajari adalah dirimu sendiri."

Wulan menatap pria tua yang di juluki Mangku Alam itu. Jauh-jauh dia datang, apakah akan sia-sia belaka?

Setelah hening sejenak, pria itu duduk diambang pintu sambil menatap halaman gubuknya yang menghijau penuh dengan segala tanaman. "Ilmu yang harus kau kuasai adalah ikhlas."

Wulan diam menyimak, jarinya memelintir resleting jaket Arif sambil memikirkan ucapan sang pria tua.

"Wage tidak boleh membalas. Wage tidak boleh dendam."

"Meskipun sudah keterlaluan? Membalas tidak dosa, kecuali memulai." desis Wulan, matanya kosong, hatinya penuh dendam.

Tarikan nafas berat terdengar dari pria yang sudah sepuh, tapi masih terlihat bugar itu.

"Sejatinya Wage memiliki kesabaran yang luas, tapi ilmu tertinggi yang paling sulit di kuasai adalah ikhlas. Kamu harus bisa jika ingin hidupmu baik-baik saja. Bukan hanya hidupmu, tapi hidup orang lain."

Wulan mendongak, berusaha untuk menahan butiran air mata yang nyaris tumpah. "Tapi kehilangan itu rasanya sakit sekali." jawabnya.

"Tentu, kelak takdir akan menuntun mu menemukan dia, dan dendammu akan menyiksa habis-habisan jika kamu tidak bisa mengikhlaskannya."

"Apapun dia Ki, siapapun dia! Aku tidak akan pernah membiarkan dia bahagia! Aku mungkin tidak akan menghabisi nyawanya, tapi aku akan membuatnya sengsara sampai mati! Ku pastikan dia mati dalam kesedihan, mengakhiri hidupnya dengan air mata yang tidak akan berhenti sampai tanah mengubur jasadnya! Seperti dia yang sudah mengubur jasad orang yang ku cintai dalam kesakitan!"

Pria tua itu menatap Wulan dengan tatapan sedih, lalu berkata dengan nada gemetar. "Dendammu juga akan menyiksa mu!"

"Tidak apa-apa."

Pria itu memejamkan matanya, sesak di dada membayangkan ucapan Wulan yang terdengar seperti sumpah yang mengerikan.

"Aku akan menemukan orang sakti yang membunuh mas Arif." kata Wulan lagi.

"Kau tidak akan menemukannya, karena dia sudah mati."

"Apa?" Wulan terkejut.

"Dia sudah mati bunuh diri."

"Dimana dia berada?" tanya Wulan, ia meraih lengan pria tua itu, memohon.

"Di arah selatan lereng bukit bebatuan yang sunyi. Dia bunuh diri setelah meramalkan sesuatu."

"Aku akan kesana."

Wulan segera meneguk teh tanpa gula yang di sediakan pria tua itu, lalu beranjak menuruni anak tangga.

"Tunggu! Bawalah ini untuk menemanimu." melempar sebuah buntalan kain lusuh kepada wulan.

( Ki Mangku Alam/ Suryo Sumarto, juru kunci puncak bebukitan yang memiliki kawah berawan, angker untuk di masuki manusia awam.)

"Apa ini?" tanya Wulan.

"Isinya butir batu lima warna, dua ku berikan padamu. Mereka memiliki penghuni masing-masing untuk menjagamu."

Wulan pun mengambilnya, kemudian berjalan menuju celah perbukitan naik turun. Meskipun sempat ragu akan mencapai arah selatan itu atau tidak, tapi jalan pintas itu diyakini akan menemukan musuhnya. Jalan begitu licin, sunyi, seram dan sulit. Tapi ingin melihat sendiri dukun mana yang sudah membunuh Arif.

Tak terasa menjelang Maghrib ia sampai di sebuah perkampungan terpencil, ia melihat sekeliling sudah tampak sunyi padahal cahaya matahari masih lumayan terang.

Hingga seorang pria muncul dari sebuah gubuk yang sudah rapuh. Wulan mendekati lalu bertanya.

"Pak, saya tersesat karena mencari keberadaan seseorang teman. Katanya dia pulang kampung karena kakeknya yang meninggal semalam."

"Maaf, tidak ada yang meninggal semalam." ucap pria itu, ia pun menelisik Wulan yang tampak kelelahan.

"Kalau begitu, dimana ada warung atau tempat menginap." tanya Wulan, ia menoleh jalanan di sampingnya, tampak luas dan di lewati kendaraan roda empat. Artinya dia tidak akan kesulitan pulang besok pagi.

"Ada." sosok pria itu menunjuk sebuah gubuk yang masih terbuka, di sana tampak menjual berbagai makanan ringan. Wulan pun mendatanginya.

"Bu, saya mau beli_"

"Tolong! Tolong! Ada mayat! Ada mayat!"

Si pemilik warung pun jadi tegang, dia menatap Wulan yang terlihat lelah dan lapar, tapi juga terkejut karena teriakan seseorang itu.

"Mayat? Dimana?" teriak pemilik warung tersebut.

"Mayatnya Mbah Somo, tadi saya datang karena menyerahkan kambingnya yang lepas. Tapi pas saya masuk ternyata Mbah Somo sudah meninggal, dan.... Dan."

"Dan apa?" si pemilik warung berteriak penasaran, pun dengan beberapa warga mulai keluar dan panik.

"Itu.... Itu. Bu_burungnya putus!"

"Hah!"

Kehebohan terjadi di kampung yang asing itu.

Mereka beramai-ramai mendatangi rumah Mbah Somo yamg dikatakan telah meninggal itu. Pun dengan Wulan, dia ikut melihat dan masuk ke dalam rumah itu dengan hati sangat penasaran.

Dan betapa terkejutnya mereka semua melihat sosok Mbah sudah tua itu meninggal dengan kemaluannya sudah terputus.

Bisik-bisik tetangga mulai menggema, konon katanya Mbah Somo sudah sangat tua dan dia tidak bisa mati meskipun sudah sakit-sakitan sejak lama.

Mereka menduga Mbah Somo mati bunuh diri memotong burungnya sendiri karena ingin segera menjemput ajal.

"Apakah dia yang dimaksudkan Ki Mangku Alam atau Mbah Suryo itu?"

Wulan terdiam mengamati dinding gubuk lapuk itu dengan saksama. Semuanya tampak jelas ketika seorang warga membawa generator listrik dan menyalakan semua lampu di gubuk tersebut.

Semuanya terlihat antik, semua peralatan bahkan kamarnya terlihat seperti tempat semedi. Dan sesuatu menyita perhatian Wulan di dinding kamar pria itu. Sebuah foto terselip di sana.

Tangan Wulan bergetar, matanya mengabur menyaksikan sebuah foto yang lapuk seperti bekas di letakkan diatas api. Dia menutup mulutnya dengan jari yang terasa dingin, ia hampir berteriak.

"Mas Arif!"

1
☠ 🇸 🇺 🇱 🇱 🇾🍒⃞⃟🦅
nyesek jaddi anak pertama ya Wulan
harus mengalah
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
kok iso usman nekad ya 🤭
Ai Emy Ningrum: lho 🙄
total 3 replies
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
cinta ditolak, golok bertindak /Cleaver//Cleaver/ Usman cari mati niih😋
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅: nah betul kata mbk ning
total 4 replies
💞
walah walaaah apa yang terjadi niihh, kok seyem bawak bawak golokk
☠ 🇸 🇺 🇱 🇱 🇾🍒⃞⃟🦅
Wulan sedih alam pin ikut sedih
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
oalah gono too
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ: emboooh yoo 😋
total 4 replies
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
tamatan SMP kek, tamatan SD kek, atau gak sekolah samsek, bukan urusan situ, kan gak nyusahin situ, gak minta makan sama situ 🤪🤪 bangga bisa merendahkan orang lain hanya karena merasa lebih berpendidikan? huh.. berarti situ yg sebenernya gak tamat sekolah, cuma makan bangku sekolahnya doang, ilmunya gak ketelan 😏😒😒
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ: hape fitur lain gak penting yg penting kameranya jahat 🤣🤣
total 8 replies
☠ 🇸 🇺 🇱 🇱 🇾🍒⃞⃟🦅
Sarinah plekk ibune kelakuan nya
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
wahh itu knp yaaa 🤣🤣🤣
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅: ya entah ngintip yok biar tau
total 2 replies
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
jurig pelet si Usman dah gatot, gagal total, kalah dihajar sama khodam Wulan, Usman nanti jadi planga plongo cengo gegara peletnya berbalik? 🙄
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ: ya sudahlah..😋
total 18 replies
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
widih dinserang 6 sekaligus lho tp kuat jd emag sakti mandra guna itu penjga wulan ya 🤭
Ai Emy Ningrum: iyee donk 🤪 kalok ga sakti mandrabokir ga usah jd penjaga,jd hansip aja , jaga pos ronda😙
total 1 replies
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
ehh kok tau ya si bara asli ini sosok bara kek si om bara deh keren ya 🤣🤣
☠ 🇸 🇺 🇱 🇱 🇾🍒⃞⃟🦅
ibuknya Sarinah emg yaaa
g beda jauh watak nya jelek
ibu dan anak perangai nya buruk
☠ 🇸 🇺 🇱 🇱 🇾🍒⃞⃟🦅
yg di lamar Arif Wulan kog
kog Sarinah ngaku2
calon istrii arif
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
itu ada 6 sosok, yg dua dari batu, yg satu khodam Wulan, yg 3 bawa senjata itu kiriman? atau penjaga Wulan juga? 🤔🙄
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅: turu dsik buuu
total 17 replies
𝓡⃟⎼ᴠɪᴘ Uttariᄂ⃟ᙚ🍒⃞⃟🦅
semangat dengan karya nya kak
semoga bisa memberi pencerahan buat para readers.
pepeleng bagi orang jawa,jangan sembarangan menyebutkan weton atau hari lahir versi jawa kepada siapapun,jika tidak ingin terjadi hal hal diluar nalar dan perkiraan.
tetap eling lan waspada.
berserah pada Allah ta'alla.
Dayang Rindu: terimakasih kakak, mudah-mudahan ada manfaat yang diambil dari cerita ini, selain untuk hiburan dan menjalin pertemanan. 🙏
total 1 replies
𝓡⃟⎼ᴠɪᴘ Uttariᄂ⃟ᙚ🍒⃞⃟🦅
terimakasih update nya thor.
tetap semangat dengan karya nya
Dayang Rindu: sama-sama kak, terimakasih kembali karena sudah mampir di karya receh ku ini. Semoga suka. 🥰
total 1 replies
𝓡⃟⎼ᴠɪᴘ Uttariᄂ⃟ᙚ🍒⃞⃟🦅
jodoh selanjutnya kah
💞
ini bara saposee, penasaran jadinyaa
𝓡⃟⎼ᴠɪᴘ Uttariᄂ⃟ᙚ🍒⃞⃟🦅
Ada kekuatan lain yang mengincar arif juga?? 🤔 siapa kiranya? atau seseorang yang juga mencintai arif selain sarinah tentunya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!