NovelToon NovelToon
Anindirra

Anindirra

Status: tamat
Genre:Janda
Popularitas:14.4M
Nilai: 4.7
Nama Author: non esee

Warning.!!! 21+


Anindirra seorang single parent. Terikat perjanjian dengan seorang pria yang membelinya. Anin harus melayaninya di tempat tidur sebagai imbalan uang yang telah di terimanya.

Dirgantara Damar Wijaya pria beristri. Pemilik perusahaan ternama. Pria kesepian yang membutuhkan wanita sebagai pelampiasannya menyalurkan hasratnya.

Hubungan yang di awali saling membutuhkan akankah berakhir dengan cinta??

Baca terus kisah Anindirra dan Dirgantara yaa 🤗🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon non esee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 15

"Kamu paham?" tanya Bayu.

"Paham Pak!" Sambil membungkukkan tubuhnya.

Dia adalah Lia asisten rumah tangga baru, yang mulai hari ini akan melayani segala kebutuhan Ratna.

"Pastikan juga dia meminum obatnya,"

"Baik Pak!"

Lia keluar dari ruang kerja dan segera turun menuju dapur, pekerjaannya hari ini di mulai dari menyiapkan sarapan untuk majikannya.

Ratna baru saja keluar dari kamar mandi setelah membersihkan tubuhnya. Dengan menggunakan kursi roda3 in1. Salah satu kursi roda multifungsi. Memberi kemudahan kepada Ratna untuk melakukan aktifitasnya sehari-hari.

Di lihatnya di ranjang belum ada baju ganti yang biasa bik Asih siapkan.

Tok...Tok...Tok...

“Masuk!"

Lia masuk dengan membawa nampan berisikan sarapan pagi. Ia menaruhnya di atas nakas samping kanan tempat tidur.

"kamu siapa? Kenapa masuk kamar saya?" Ratna menatap Lia dengan sorot mata curiga.

"Maaf Nyonya, saya Lia. Saya pelayan baru yang akan melayani anda. Mulai hari segala kebutuhan anda saya yang akan menyiapkankannya."

Ratna langsung memencet intercom di atas nakas yang langsung menghubungkan ke lantai bawah.

“Bik Asiiiihhh!!! Ke kamar saya sekarang!" Ratna Berteriak memanggil.

Tak lama Bik Asih datang dengan tergopoh-gopoh. Dia segera meninggalkan pekerjaannya yang belum terselesaikan.

"Ya Nyonya, Bik Asih mendekat ke arah Lia sedang berdiri di hadapan Ratna.

"Saya sudah bilang! Saya tidak mau orang baru! Kamu paham kan? siapkan pakaian saya!" Ratna memerintah Bik Asih.

"Maaf Nyonya, Pak Bayu memerintahkan Lia yang akan melayani Nyonya." saya tidak berani membantah.

"Bayu ! Bayu ! Selalu Bayu! Yang harus Bik Asih dengarkan itu saya bukan Asissten itu. Asissten itu sangat menjengkelkan! Apa suamku ku tidak pulang?" Rasa kesal terlihat di raut wajahnya.

"Tidak Nyonya," suara Bik Asih terdengar pelan saat mendengar langkah sepatu memasuki ruangan.

Setelah menjelaskan banyak hal kepada Lia. Bayu yang berada di ruang kerja memutuskan kembali ke kantor. Saat melewati kamar Ratna ia mendengar teriakan Ratna memanggil bik Asih.

Kedua pembantu itu segera keluar dari dalam kamar setelah Bayu mengisyaratkan agar Bik Asih dan Lia keluar dari dalam kamar.

"Kamu lagi!" Ratna mendengus kesal.

"Sejak kapan kamu ada di rumah ku?!" Ratna bertanya dengan wajah sinis.

"Sejak kapannya, anda tidak perlu tau Nyonya. Saya bebas keluar masuk rumah ini atas seijin tuan Dirga. Dan jangan mempersulit keadaan Nyonya, anda cukup mematuhi apa yang Tuan Dirga inginkan."

"Siapa kamu berani memerintah ku! Kamu hanya seorang bawahan!" Teriak Ratna.

"Saya tidak lupa dengan kedudukan saya Nyonya. Jadi, anda tidak perlu mengingatkan! Saya hanya menjalankan tugas dan pekerjaan saya. Mulai hari ini, akan ada fisioterapis yang datang untuk melakukan fisioterapi. Dan anda tidak di ijinkan untuk menolaknya lagi."

"Di mana Suamiku? Apa Suamiku sedang bersama Wanita lain?" tanyanya dengan sinis.

“Maaf Nyonya, itu sudah di luar wewenang saya. Sebaiknya anda segera sarapan dan meminum obat yang sudah di sediakan. Bersiap-siaplah, sebentar lagi anda akan melakukan sesi pertama fisioterapi."

Bayu melangkah keluar meninggalkan Ratna dengan segala umpatannya yang belum berhenti.

"Agggrrrrrhh!!! Sialan! Bisa ketahuan kalau seperti ini! Aku harus segera menghubungi Soni."

Bayu yang masih berada di depan pintu tersenyum penuh arti.

"Baik Nyonya, kita ikuti permainanmu."

Bayu sudah berada di dalam mobil setelah menyelesaikan beberapa tugas dari Tuannya. Salah satunya menelfon seorang Ibu. Untuk memastikan Anaknya dalam keadaan baik.

Sikap Ratna seperti itu bukan untuk yang pertama kalinya. Bayu harus berurusan dengan istri Tuanya. Makian bahkan teriakan sudah menjadi hal yang biasa bagi Bayu. Kesetiaan Bayu tidak bisa di anggap remeh. Segala yang di perintahkan Dirga mampu ia selesaikan dengan baik.

Bayu melajukan kendaraannya menuju perusahaan. Ia harus menjadwal ulang beberapa pertemuan dengan beberapa investor. Sepertinya anda tidak bisa libur Tuan.

*

*

Pagi ini, di kantor Dewi mencari keberadaan Anin.

"Kemana ya anin?" Mengeluarkan ponsel ia mengetik pesan singkat.

"An, kamu dimana?" - Dewi

"Duh... Centang satu lagi." Dewi terus mengirim beberapa pesan.

"An, kamu baik-baik saja kan?" - Dewi

"An, balas donkk!" - Dewi

"Kamu ada dimana An?" - Dewi

Sambil menopang dagunya dia atas meja kerja, Dewi terus memikir keberadaan temennya. Kemarin, saat di acara ulang tahun Mira. Anin menghilang entah kemana? Ponselnya mati tidak bisa di hubungi. Dan ia menjadi bingung.

"Kemana sih kamu An?" Dewi terus bergumam mempertanyakan keberadaan temannya.

Dreettt.

Ada pesan masuk ke ponselnya. Di lihat nomor tidak di kenal masuk ke aplikasi pesannya.

"Hai Dewi, saya Adi sepupunya Mira."

"Hai, Kak."

"Saya dapat nomor kamu dari Mira."

"Maaf."

"Iya Kak, tidak masalah. "Ada apa ya Kak?"

"Wi, bisa kirimkan nomor Anindirra?"

"Ok."

"Thanks you Dewi."

Obrolan melalui pesan pun berakhir.

"Ishhh… kirain balasan pesan dari Anin."

Dewi mengirimkan kontak Anin ke nomor Adi dan langsung menyimpan ponselnya kembali ke dalam tas. Ia harus melanjutkan pekerjaannya hari ini tanpa kehadiran temannya.

Jarum jam terus berputar. Hari ini terasa begitu lama. Dewi tidak bersemangat. Pikirannya tidak konsentrasi karna memikirkan keberadaan temannya.

"Kamu kemana sih An?" ia bertanya-tanya.

Siang ini Dewi menuju kantin sendirian. Biasanya ada Anin yang selalu bersamanya. Ia melihat Aldi sudah menunggunya dengan segelas juice melon di mejanya.

"Kog wajahnya di tekuk gitu sih?" Aldi memperhatikan raut wajah kekasihnya.

"Aku gak semangat hari ini." jawabnya lemas.

"Kenapa?"

"Anin gak masuk. Gak ada kabar."

"Kamu sudah coba telfon?"

"Ponselnya mati." Sambil cemberut, Dewi menyeruput juice melon milik Aldi hingga tandas. Aldi hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan kekasihnya.

"Emm, gimana kalau pulang kerja nanti kamu antar aku ke rumah Anin?"

****

Bersambung❤️

1
Ami Kerto Surat
aku kira Sunda...Asep hahaha
Ami Kerto Surat
Diego Manengkey haha
Zuhril Witanto
ada rasa kayaknya
Zuhril Witanto
🤣🤣
15_01 RD
padahal itu jelas kewajiban ayahnya,, ckckck 😔
Roslina. Rafidzi
Luar biasa
Zuhril Witanto
lanjut
Zuhril Witanto
Indonesia banget Iki... koyok aku
Zuhril Witanto
dasar
Zuhril Witanto
Stella
Zuhril Witanto
lanjut
Zuhril Witanto
dafi wong kok kemaruk
Zuhril Witanto
terima saja
Zuhril Witanto
ternyata dah pindah semua
Zuhril Witanto
pasti jadi masalah
Zuhril Witanto
lah bukan istrinya lagi kok minta uang bulanan situ waras
Zuhril Witanto
tau aja 🤭
Zuhril Witanto
bentar lagi kamu di tinggal ma semua asistenmu
Zuhril Witanto
mau nya terus saja
Zuhril Witanto
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!