Setelah menikah kebahagiaan Alina hanya berlangsung sebentar, ia mendapati grup chat rahasia keluarga suaminya di ponsel Danu yang isi chat nya itu sangat menyakiti hati Alina. Di grup chat yang terdiri dari suami, kakak ipar, bude dan mertuanya itu. Alina dihina fisiknya dan lebih sadisnya ternyata selama ini Danu tidak benar-benar mencintai Alina ia hanya ingin harta Alina. Terlebih lagi ternyata Danu juga miliki wanita simpanan yang merupakan cinta pertamanya. Segala Kebusukan suami dan keluarganya itu akhirnya terbongkar.
Di dalam masa keterpurukannya itu Alina bertemu dengan sosok Raffa yang merupakan teman SMA Alina. Raffa tanpa sengaja mengetahui masalah yang sedang dialami Alina, ia bertekad untuk membantu Alina, dengan terlebih dahulu mengubah Alina menjadi angsa cantik seperti dulu. Agar membuat suami dan keluarga berhenti menghina fisik Alina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon niya_23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Dengan berbekal kesaksiannya sendiri Raffa akhirnya dengan tegas meminta pembatalan atas pernikahannya dengan Rania. Karena hal ini termasuk pelanggaran yang dilakukan pihak keluarga Rania maka Raffa saat ini tidak menanggung kerugian, saham perusahaan akan tetap dimiliki Raffa walaupun tidak ada pernikahan.
Kini Raffa bebas tidak ada lagi Rania di hidupnya ia kini akan melakukan apa saja yang ia inginkan termasuk jodoh.
“Akan aku kejar lagi cinta yang sempat hilang,” gumam Raffa mengulum senyum.
Sementara itu di kantor Alina. “Bu..Bu Alina!” teriak Sari.
“Ada apa Sari? kenapa kamu teriak-teriak seperti itu? ujar Alina terkejut.
“Lihat ini Bu?” Sari menunjukkan sebuah buket bunga mawar yang besar.
“Untuk siapa itu Sari?” tanya Alina heran sekaligus penasaran.
“Ini untuk Ibu lah mangkanya saya kasih ke Ibu.”
“Untuk saya dari siapa?” Alina penasaran.
“Sari gak tahu Bu, tapi ini ada note nya coba saja Ibu lihat. Barangkali ada nama pengirimannya,” Jawab Sari.
Alina lalu membuka note kecil yang berada di dalam buket bunga itu dan membaca isinya dengan seksama.
Alina tidak berhenti tersenyum ketika membaca note kecil itu. Ia lalu meraih bunga itu dan mencium baunya.
“Wangi,” ucapnya sambil mengulum senyum.
“Cie.. Cie. Sari jadi penasaran siapa yang kirim bunga segede ini?”
“Ah, kamu mau tahu saja ini bukan urusan kamu kembali ke ruangan kamu Sari,” Titah Alina sambil tersenyum.
“Iya deh,” jawab Sari lalu pergi dari ruangan Alina.
Setelah Sari pergi dari ruangannya alina kemudian meraih ponselnya untuk menghubungi si pengiriman bunga mawar itu.
“Halo, Fa,” sapa Alina malu.
Halo, Al kamu sudah terima bunganya sengaja aku kirim bunga mawar kesukaan kamu biar kamu bisa nerima aku lagi,” rayu Raffa langsung tanpa basa basi.
“Maksud kamu?” tanya Alina memastikan.
“Maksud aku, mau tidak kamu jadi pacar aku sudah lama aku ingin mengatakan hal ini tapi tak kunjung terlaksana banyak rintangan yang harus aku lalui dahulu untuk menyampaikan perasaan ku yang sebenarnya.”
Alina terdiam sejenak hatinya merasa senang sekaligus haru, karena benar apa yang di katakan Raffa butuh banyak waktu untuk akhirnya bisa menyatakan perasaan satu sama lain.
“Dengan hati yang berdegup kencang akhirnya Alina menjawab. “Iya Raffa aku mau jadi pacar kamu,” jawab Alina malu.
Keduanya terdiam untuk mencerna apa yang baru saja mereka katakan dan dengar langsung.
“Yes,” ucap Raffa berteriak membuat Alina terkejut.
“Astaghfirullah Raffa kaget aku,” sahutnya.
“Dengar Alina aku berjanji akan memperlakukanmu dengan baik dan membuat kamu bahagia aku tidak ingin lama dalam hubungan seperti ini yang aku inginkan adalah sebuah pernikahan, aku ingin menghabiskan hidupku bersama kamu,” ujar Raffa menggebu.
Ucapan itu membuat Alina terharu. “iya insya Alloh,” jawab Alina dengan pipinya yang basah.
“Malam ini aku akan jemput kamu tunggu aku. Sampai bertemu nanti malam,” ucap Raffa mengakhiri percakapan telepon.
Malam harinya Raffa sudah bersiap untuk menjemput Alina di rumahnya, ia tampak gagah dengan mengenakan pakaian kemeja putih dan celana cream.
Raffa sangat bersemangat untuk menemui Alina dengan membawa sebuah buket bunga untuk Alina.
“Assalamu'alaikum!” teriak Raffa sambil mengetuk pintu rumah Alina.
“Waalaikumsalam,” terdengar jawaban dari dalam
Lalu ia segera membuka kan pintu untuk pria yang ia tunggu sedari tadi. Alina tampak cantik ia mengenakan baju dress merah, selutut dengan rambut yang dibuat ikal menambah kecantikan Alina.
“Kamu cantik banget malam ini Al,” puji Raffa. Dengan mata berbinar.
“Bisa aja kamu,” jawab Alina. “Itu untuk aku?” tanya Alina menunjuk bunga yang di pegang Raffa.
“Oh iya hampir lupa, aku terkesima melihat kecantikan kamu hampir lupa memberikan ini,” sambungnya.
“Jangan gombal kamu,” ujar Alina ia lalu mencium bunga yang dibawa Raffa. “Makasih yah aku suka.”
“Sama-sama. Udah siap?” tanya Raffa.
“Kita mau kemana?” Tanya Alina penasaran karena Raffa sudah mewanti wanti dirinya agar mengenakan dress yang cantik.
“Ada deh,” sahur Raffa. “Btw Pak Edi kemana apa dia masih disini?”
“Beliau sedang cuti untuk menemani istri nya yang akan melahirkan,” Jawab Alina.
“Oh, gitu.”
Mobil Raffa meluncur ke tempat yang sudah ia booking sebelumnya. Keduanya tampak bahagia hingga tersipu malu. Sesampainya disana, Restoran mewah itu tampak dipenuhi dengan cahaya lilin romantis menciptakan suasana yang begitu hangat. Di tengah ruangan, sebuah meja khusus telah disiapkan, dengan mawar merah cantik menghiasi meja itu dan lampu gantung kristal yang berkilauan di atasnya.
Alina duduk di kursinya, mengagumi bagaimana Raffa telah mengatur semuanya dengan sempurna. Dari pemilihan tempat, menu istimewa, hingga lagu lembut yang mengalun di latar belakang semua terasa seperti adegan dari film romantis.
Raffa, yang duduk di seberangnya, menyunggingkan senyum penuh arti. “kamu suka Al?” tanya Raffa sambil menuangkan anggur ke gelas Alina.
Alina mengangguk, sambil tersenyum “Aku suka ini indah, Raffa. Terima kasih sudah membawaku ke tempat ini”
Raffa menatap Alina dalam. “Alina, Aku ingin malam ini menjadi malam terbaik kita setelah semua yang kita lalui aku ingin melihatmu tersenyum bahagia."
Alina terkekeh, matanya berbinar menatap pria yang kini berada di hadapannya “Aku bahagia, selama kamu ada bersamaku."
Raffa memegang tangan Alina di atas meja, " aku berjanji akan membuatmu bahagia. Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu."
Alina merasa terharu mendengar hal itu Setelah semua cobaani yang mereka lalu.
Kemudian seorang waiters datang membawa hidangan utama, berua sepiring steak untuk Raffa dan salmon bakar untuk Alina. Aroma wangi dan lezat memenuhi udara, membuat Alina nyaman dan menikmati malamnya.
Lalu mereka mulai makan, Raffa menatap Alina dengan mata penuh kasih. "Aku masih ingat saat pertama kali kita berjumpa ketika di rumah sakit saat itu hati patah ketika tahu kamu sudah bersuami mangkannya aku tidak pernah menyangka kita akan sampai di titik ini ucap Raffa tersenyum.”
Alina mengangkat alis. “Aku juga tidak pernah menyangkanya Raffa.”
Raffa tertawa kecil. “ Terkadang takdir memang sulit di tebak.”
"Kamu benar Raffa setelah aku bercerai aku kira tidak akan bisa jatuh cinta lagi ternyata aku salah,” Alina terkekeh.
Raffa mengangkat alisnya “Aku bersyukur kamu menyukaiku. Aku sudah lama menantikan momen ini.”
Mereka melanjutkan makan dengan obrolan ringan, menikmati setiap detik kebersamaan. Sesekali, Raffa menyelipkan pujian, membuat Alina tersipu malu hingga pipinya merona.
Terima kasih yang sudah membaca... author tunggu likenya bye🥰
atau ajak raffa seklian
tp aku beda sih dah bilang terakhir yo wes mau SMS mau tlp gk ku anggap kl perlu ganti nmer 😅