My Happy Life Was Destroyed In Another World

Luke memapah tubuh Violet dengan lembut mencoba membangunkan nya dengan heal, Luke mengingat kembali momen momen di desa saat semua nya masih damai, keluarga nya masih utuh dan mereka tidak harus melalui hal kejam seperti ini.

Luke memeluk erat tubuh Violet untuk melepas kerinduan nya, di balik jiwa tenang Luke ada juga jiwa yang rapuh saat menyangkut keluarga nya, Luke benar benar bersyukur karena Violet masih hidup setidak nya dia tidak sendirian di dunia ini.

"Kakak.." perlahan Violet tersadar dan menyadari siapa yang memeluk saat melihat rambut emas nya.

"Ya terima kasih karena sudah bertahan." Luke semakin memeluk erat adik nya.

"Violet percaya kakak pasti akan datang menjemputku." Suara Violet sangat sayu.

"Kakak punya air hangat minumlah." Luke mengeluarkan sebotol air hangat dari Storage nya.

"Violet pernah bercerita ke teman teman di panti bahwa kakak ku adalah orang yang hebat, bisa memunculkan air dan makanan dari tangan kosong jadi selama bersama kakak Violet pasti tidak akan kelaparan tapi tidak ada yang mempercayai Violet." Violet tampak sangat bangga dengan Luke.

"Sudah, cukup Violet saja yang tau minum lah kakak juga punya banyak roti hangat." Luke tentu ingin memanjakan adik nya meskipun saat ini air mata terus mengalir di pipi nya.

Violet sendiri tampak sangat bahagia bisa memakan kembali makanan pemberian dari kakak nya, di lihat dari tubuh nya yang kurus saja sudah jelas kalau selama ini dia cukup kelaparan.

Namun ada satu kebiasaan Violet yang membuat Luke tersenyum pulas dan bernostalgia yaitu ketika kenyang Violet akan langsung tertidur.

"Pada dasar nya tidak ada yang berubah." Luke segera menggendong Violet dan membawa nya keluar.

Kondisi di luar tampak sudah cukup teratur berkat putri Milis yang membocorkan identitas nya.

"Lisa teman mu sudah menceritakan situasi mu pada ku, seharus nya ada kan satu dua kata yang ingin kau sampaikan padaku?" Putri Milis cukup geram dengan kelakuan Luke yang tiba tiba membunuh bangsawan.

"Seharus nya anda lah yang berterima kasih pada saya, saya telah mengotori tangan saya agar tangan anda yang bersih tetap bersih dan lagi anda masih belum membayar tumpangan ke kota ini jadi anggap aja impas, sisa nya saya serahkan pada anda tuan putri." Luke hanya ingin menghabiskan waktu untuk merawat adik nya.

"Awas saja kau! Akan ku ingat ini baik baik." Rupanya putri Milis cukup pendendam.

...

Penginapan

Setelah tiba di penginapan Luke langsung membersihkan tubuh Violet menggunakan sihir dan mengganti pakai sebelum menidurkan nya kembali.

"Aku harus melakukan sesuatu dengan segel budak di leher Violet. Delvcop!" Luke menggunakan Delvcop untuk mempelajari struktur sihir pada segel budak tersebut.

Tidak butuh waktu lama bagi Luke untuk mengetahui nya berkat bantuan sistem juga. "Berikut nya Barrier Master." Dengan skill Barrier Master yang memiliki wewenang untuk mengatur ulang segel yang sudah ada selama sudah mengurai dan mengetahui jalur sirkuit pada segel maka Luke dapat dengan mudah membuka segel budak tersebut.

"Delvcop dan Barrier master ini kalau di pertemukan terlalu cheater sih jadi nya." Luke sudah merasakan nya karena berkat skill Delvcop, Luke dapat meningkatkan skill Barrier master menjadi mentok level sepuluh dengan cepat.

"Jadi dia yang nama nya Violet." Lisa seperti biasa datang tiba tiba.

"Ya.. dia adalah satu satu nya keluarga ku yang tersisa." Luke tersenyum penuh haru saat mengatakan nya.

"Hmm oh." Lisa pun baru kali ini melihat Luke tersenyum seperti itu karena biasa nya dia selalu memasang wajah serius. "Jadi apa rencana kita selanjut nya?"

"Musim dingin akan berakhir kurang dari sepuluh bulan lagi,.. kita juga punya persedian yang cukup, kurasa menetap di kota ini sementara waktu bagus juga." Luke berencana untuk hidup tenang.

"Jika itu rencana mu aku menyarankan untuk kita setidak nya menyewa atau membeli rumah di daerah dekat mansion." Lisa memberi saran sambil mengibas ibaskan tangan di depan hidung nya.

"Ah.. benar juga perumahan di sana tidak terlalu padat jadi tidak akan terlalu bau jika kita tinggal di sana." Luke cukup setuju dengan saran Lisa.

"Tapi sewa rumah di sana pasti sangat mahal." Lisa baru terpikirkan sekarang.

"Tenang saja si Edgar bodoh itu pasti memiliki setidak nya satu dua properti di sana, tinggal ambil saja." Luke dengan santai nya mengatakan hal tersebut padahal mengetahui sendiri semua nya pasti sudah di sita oleh putri Milis.

"Hah terserah mu saja lah." Lisa tidak ingin berpikir lagi dan memilih untuk pergi beristirahat.

Dan begitulah hari pertama mereka di Buchwald City adalah membunuh bangsawan dan memberikan pekerjaan pada putri kerajaan sehingga putri tersebut tidak memiliki alasan untuk pulang lebih awal.

Keesokan hari nya Luke memperkenalkan teman teman nya pada Violet, Luke juga mulai mengatur pola makan dan segala kebutuhan Violet agar bisa cepat memulihkan kesehatan nya kembali.

Keseharian mereka di penginapan cukup normal dan santai tapi itu semua karena mereka memiliki uang, mereka tidak perlu bekerja seperti hunter pada umum nya bahkan hunter tingkat atas saat ini hanya memiliki pekerjaan sebagai tukang bersih bersih salju.

Setelah dua minggu di penginapan dan sama sekali tidak pernah melihat putri Milis sama sekali selama dua minggu ini, Luke pun berinisiatif mengunjungi nya di mansion walikota.

"A-ada keperluan apa anda kemari?" Prajurit penjaga gerbang kini menjadi ciut karena tau Luke lah yang membunuh bangsawan Edgar.

"Apa putri Milis sedang di tempat?" Bertanya Luke.

"Ya.. tapi anda harus membuat janji-"

"Kalau begitu aku bisa menemui nya kan." Luke langsung menerobos saja.

"Tentu saja tuan! Silahkan!" Dari pada di buat mampus seperti penjaga gerbang sebelum nya mending langsung mengizinkan saja.

"Kalau begitu tugas khusus untuk mu, antarkan aku ke tempat putri Milis." Ucap Luke.

"Baiklah." Prajurit hanya pasrah dan segera mengantarkan Luke.

...

Ruang kerja putri Milis

Tok tok tok!

"Ya masuk lah!" Putri Milis tampak menjawab namun masih fokus pada semua dokumen di atas meja nya. "Ada apa?"

"Lama tidak bertemu tuan puteri." Luke memberikan salam.

Putri Milis baru menyadari bahwa orang yang masuk ke ruangan nya adalah Luke. "Oh cukup lama hingga aku melihat batang hidung mu dari mana saja kau?" Putri Milis segera merapikan dokumen di atas meja nya dan memilih untuk meladeni tamu yang menurut nya merepotkan ini.

"Karena insiden ini dan tampak nya seorang tuan putri yang sangat tidak becus mengurus panti asuhan sehingga adik tercinta saya harus mengalami penderitaan yang begitu pedih ah.. kasian sekali, jadi saya harus merawat adik saya selama dua minggu ini." Sebenarnya apa yang Luke katakan adalah kebenaran jika dia tidak sedramatis itu dalam berbicara.

"Haih.. aku saat ini sedang sibuk ada banyak pekerjaaan yang di kacaukan oleh si Edgar bodoh itu, cepat lah apa keperluan mu." Putri Milis mengumpat.

"Saya hanya ingin bertanya.. apakah ada properti kosong yang di tinggalkan oleh Edgar bodoh yang putri maksud?"

"Ada."

"Wah-"

"Tapi aku sudah memindahkan anak anak panti ke sana." Singkat saja putri Milis langsung menghancurkan harapan Luke.

"Apa tidak ada yang lain?" Luke masih berusaha.