SEMUA GARA-GARA PARIJI
Ini Novel harusnya horor, tapi kenapa malah komedi, saya yang nulis juga bingung, tapi pasti hororlah.
KOK dengan huruf yang terbalik, ya semua serba terbalik di dalam novel ini, tidak ada yang sesuai dengan semestinya, dan jangan berpikir dengan nalar, karena nggak akan masuk di otak kita.
Jangan dipikir dengan otak normal, karena akan bikin kram otak.
kebalikan adalah keasikan, ingat baliklah hidup kalian agar mengalami sesuatu yang luar biasa!
KOK,
Kalok dibilang time travel kok rasanya nggak jugak, tapi ada yang hilang dan bertambah di dalam diriku.
KOK gini rasanya, KOK aku ada disini, KOK aku diginiin, KOK aku harus ada di sini, KOK sakit gini, KOK KOK KOK KOK semua harus KOK.
Jangan takot, gitu kata orang yang aku temui, tapi KOK rasanya takot tapi enak dan menyenangkan..
Itulah KOK yang dibalik
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Bashi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. PAK WITO KOK
“Lenk ada yang nggak beres Lenk, Lenk liaten ini ada yang nggak beres sama kuntilaku Lenk”
“Hagh opo ae se ente ini Ji, kita ke orang yang sedang jongkok itu aja Ji”
“LHOOO LENK.. LHOOO LENK, TULUNG LEEENK AKU KEJIRET!”
“KEEEHG…KEEEGHHH KHUMTILAKHUUU KGHHHH NGATJENG LENK AAGHHH KKKHH!”
Aku sempat merasakan Celenk berusaha melepaskan Kuntilaku, dia sempat meneriakan beberapa kalimat yang aku nggak jelas, tapi sayangnya kesadaranku mulai menurun akibat leherku tercekik kuntilaku yang ngatjeng.
*****
Rasanya lemes dan lemah sekali…..
Aku berusaha membuka mataku, rasanya aku tadi pingsan akibat sesuatu yang mencekikku.
“Ji, ayo bangun…..!” suara Celenk terdengar lembut, beda dengan biasanya yang ngawur cara ngomongnya
“Ugh, kita dimana Lenk, eh tadi aku pingsan atau tidor se Lenk?”
“Stttt diam Ji, nggak usah bicara dulu, kita udah sampai di tempat yang dimaksud pak Ruslan” kata Celenk dengan suara yang pelan
“Kita sekarang ada di rumah mbah Wito, orang yang tadi sore sempat aku lihat di depan kita itu Ji”
“Dia yang tadi menolong ente. Tapi nanti aja tak jelasin caranya, soalnya kalau tadi kamu nggak ditolong beliau, kamu pasti matik Ji” bisik Celenk
Kubuka mataku, kulihat aku ada di sebuah rumah yang sangat sederhana, tidak ada lampu listrik, pencahayaan hanya ada pada sebuah ublik yang ada di dinding rumah yang terbuat dari anyaman bambu atau gedek.
Setelah kuperhatikan ternyata aku dibaringkan di sebuah tikar lusuh, sedangkan lantai rumah ini hanya berupa tanah liat yang dipadatkan. Tidak kulihat yang namanya mbah WIto di sebelah Celenk.
“Mana mbah Witonya Lenk?”
“Dia sedang cari umbi umbian untuk kita makan Ji?”
“Eh ini jam berapa Lenk?”
“Wis jam delapan malam Ji”
“Lho mbah WIto cari umbi malam-malam gini Lenk?”
“Iyo Ji, tadi aku wis bilang kalau kita akan balik, dan tidak lama ada disini, tapi kata dia keadaan ente sangat lemas, dan harus istirahat dulu”
Kuperhatikan kuntilaku sudah tidak berbentuk dasi lagi, benda itu dalam keadaan ngelimpruk di sebelahku, dan keadaanya lembek agak basah dan ada bekas lendir di batang kuntilanya.
“Lenk, tadi apa yang dilakukan mbah Wito waktu menyelamatkan aku?”
“Eh nganu Ji, apa nggak usah tak jelaskan aja ya Ji, pokoknya ente sekarang selamat kan”
“Nggak papa Lenk, kasih tau aja aku kan harus terima kasih sama mbah WIto”
“Tadi waktu leher ente terbelit kuntila, kuntila ente kayak ular anakonda Ji eh…..”
“Terus gimana Lenk?”
“Tadi nggak ada cara lain kecuali bikin lemes kuntila ente Ji, jadi aku dan mbah WIto berusaha bikin kuntila ente lemes… eh….”
“Caranya eh, tadi kuntila ente aku dan mbah Wito kocok, eh gitu caranya Ji!”
“Tapi kenapa mulutmu kok kayaknya juga banyak lendirnya Lenk?”
“Tadi kan ente udah sekarat udah melotot melotot karena leher ente dibelit kuntila, eh…akhirnya aku dan mbah WIto gantian ngemot kuntila ente Ji, itu juga demi keselamatan ente juga”
Seketika aku lemas dan pingsan lagi!
*****
“Nak Pariji, mbah tau suatu saat ada yang kesini dengan keadaan seperti ini” kata mbah WIto dengan suara kalem ketika aku sudah siuman
“Ruslan adalah murid saya yang saya tugaskan untuk mencari korban dari kutukan asbak kuntila yang selalu mencari korban nyawa”
“Coba kamu ingat-ingat, kamu pernah beli asbak dari batu dengan bentuk khelamin laki laki atau tidak”
“Atau jangan-jangan benda itu sudah kamu jual nak. Coba kamu ingat-ingat lagi nak”
“Eh saya lupa mbah, memang saya jualan barang-barang kuno dan lawasan, tapi saya lupa kalau juga ada asbak berbentuk khelamin laki-laki yang pernah saya beli”
“Gini nak, mbah kasih tau kamu ya, kamu harus temukan benda itu, kemudian bawa kesini untuk memutus kutukannya”
“Asal kamu tau nak, kutukan ini terus akan berjalan, alat khelaminmu bisa lebih panjang dan lebih besar, sementara di belakangmu akan semakin sering ada ghaib yang menyethubhuhimu”
“Dan kamu sudah tau bahayanya kan, tadi kamu hampir mati dibelit khelaminmu sendiri, dia seperti ular semakin kamu mengeraskan uratmu, semakin benda itu keras dan liar”
“Jangan salahkan nak, suatu saat benda itu akan masuk ke bagian belakangmu tanpa kamu sadari nak”
Saat ini aku sedang duduk bertiga di tikar lusuh bersama mbah Wito, aku merasa aneh tiap melihat wajah mbah Wito, aku kayak merasa pernah ketemu sebelumnya.
Aku merasa seperti pernah tau dengan rumah ini, cuma semakin aku berpikir, semakin aku bingung dengan yang sedang terjadi sekarang.
Kulihat Celenk, dia seolah seperti sudah mengenal lama dengan mbah Wito, dia membantu mbah Wito waktu merebus singkong dan ubi. Aku heran juga melihat perubahan si Celenk. Karena Celenk bukan tipe orang yang mudah untuk berbaik-baikan dengan siapapun.
“Kalian berdua tidur saja, tapi maaf rumah mbah seperti ini, besok pagi kalian bisa melanjutkan perjalanan pulang”
“Tapi sebelum pulang, nak Parji harus ingat dimana atau dijual kepada siapa benda terkutuk itu, jadi nanti mbah bisa bantu caranya membawa benda itu ke sini”
“Kan tinggal bawa ke sini saja mbah. Nggak susah kan mbah….. Itupun kalau saya ingat dimana saya simpan, atau kepada siapa saya jualnya mbah”
“Ngawur koe nak, caranya beda apabila benda itu sudah dijual atau masih disimpan dirumah, atau lebih sulit lagi apabila benda itu sudah berpindah tangan lagi dari orang yang beli dari kamu”
“Apalagi kalau yang beli itu sudah mati, kamu harus gali kuburannya dan tanyakan langsung kepada mayatnya nak”
“Maksudnya tanya ke mayatnya itu gimana mbah, mosok saya harus gali kuburannya mbah”
“Iya memang gitu caraya nak, mereka mati dengan keadaan penuh rahasia, dan arwahnya nggak akan tenang sebelum memberitakan dimana benda itu dia simpan”
seru ,...
mimpi yang sangat panjang ya ji.... mimpi yang nggak pernah bangun-bangun...
Hendrik dalam bahaya dong....
asal nebak hhhhh😁
operasi dimana bisa nyembul gede sana sini...???🤣