Bagaimana jika dendam yang kita simpan sangat lama jatuh pada orang yang salah
dan bagaimana jika upaya pembalasan dendam yang sudah di susun dengan seapik mungkin malah berbalim menyerang kita dengan bertubi-tubi, mengikis tubuh kita, dari kulit sampai ketulang dan begitu teramat menyiksa sampai mendarah daging
"Kamu jatuh hati pada orang salah"
Kata itu lebih menyakitkan dari sasaran dendam yang salah alamat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nerissa ningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makin Dekat
Tak terasa waktu berjalan cukup cepat, dan tanpa terasa Danica sudah berada di Indonesia selama 6 bulan lamanya, dan selama enam bulan itu banyak perubahan yang terjadi di hidupnya
misalnya saja sekarang jabatan Danica naik menjadi asisten manager karena ia cukup banyak memberikan kontribusi untuk King Group, dan semua orang mengakui hal itu sehingga tidak ada insiden iri ataupun tidak terima karena Danica yang sudah naik jabatan setelah 6 bulan bekerja
Tak hanya itu, Danica juga sekarang cukup dekat dengan Lionel, lebih tepatnya Lionel lah yang terus mendekati Danica dan selalu mencuri waktu untuk bisa berdekatan dengan Danica, seperti sekarang ini
Lionel memilih makan siang di kantin bersama Emira dan juga Bara, hal yang jarang terjadi tentunya "itu Danica, ke sana yuk" ajak Lionel pada asisten dan sekertarisnya ketika melihat Danica makan seorang diri di kantin
"bilang saja kamu ingin bisa makan bersama Danica, gak usah pakai banyak alasan Lionel" Emira berkata sinis dan berjalan lebih dulu ke arah Danica meninggalkan Bara dan juga Lionel
"Danica" panggil Emira dengan pelan
Danica menoleh dan menampilkan senyum tipisnya "kak Emira" Danica menepuk sisi sebelahnya yang kosong agar Emira bisa duduk di sebelahnya
"Terima kasih" Emira langsung duduk di sebelah Danica
"kakak sekarang makin sering makan siang di kantin ya" tanya Danica
"itu karena seseorang " Emira melirik ke arah Lionel yang akan duduk di depannya
Lionel membalas lirikan mata Emira dengan tatapan sengit "lagi jarang ketemu klien di luar jadi makan di kantin saja " itu Lionel yang menjawab
"biasanya kamu sama Safiya atau Ema, lah mana orangnya " tanya Bara yang mendapati Danica hanya makan seorang diri
"Ema lagi izin gak masuk kerja dan Safiya lagi datang bulan, jadi dia bawa bekal dari rumah karena hanya bisa makan bubur saja pas datang bulan " balas Danica
"masih gak berubah saja kebiasaannya sejak dulu" gumam Lionel
"ngomong apa tadi tuan" rasa-rasanya Danica mendengar sesuatu tapi tidak terlalu jelas apa
"gak ngomong apa-apa kok" Lionel berusaha menutupi kegugupannya agar tidak ketahuan kalau sudah mengenal Safiya dari lama
Karena sampai detik ini belum ada yang tahu identitas Safiya sebagai sepupu Lionel, dan selama bekerja di perusahaan Lionel Safiya sudah jauh lebih baik biarpun sikap angkuhnya masih terlihat walau tidak separah dulu
mungkin benar adanya kalau kita harus pintar memilih teman untuk bergaul agar kita tidak ikut arus, buktinya makin jarang teman-teman sosialitanya untuk mengajak Safiya bepergian, sifat boros Safiya makin berkurang, dan dari dua ratus ribu yang di berikan mama Safiya untuk Safiya, dia masih bisa menabung untuk keperluan yang lain, apalagi sekarang dia memiliki gajinya sendiri
Ya walaupun belum bisa di bilang sepenuhnya sih berubahnya, karena saat uangnya sudah terkumpul, membeli pakaian baru dan tas baru tetap lanjut untuk di beli
"oh ya Danica, kemarin aku baca rencana kerjamu dengan Dody dan waktu tenggatnya adalah pas lebaran nanti, kamu gak salah ngambil itu, emang kamu gak mau ambil libur panjang pas hari itu" tanya Lionel penasaran akan rencana libur panjang perusahaan saat hari raya nanti
"sepertinya tidak tuan, saya mau ambil cuti nya pas ulang tahun mama saja dan kebetulan ulang tahu mama mendekati hari natal" balas Danica
"oh begitu " Lionel hanya mengiyakan saja
"ngomong-ngomong kamu gak merayakan lebaran ya " tanya Emira yang jadi penasaran dengan agama Danica karena setahunya Danica tidak mencantumkan agamanya pada CV kerja
"tidak kak, aku Kristiani " balas Danica dengan santai
"loh kamu Kristiani" Bara cukup terkejut mendengarnya "aku kira kamu muslim lah karena wajah kamu lebih mirip muslim biarpun kamu blasteran" ujar Bara mewakili keterkejutan Lionel akan agama Danica yang baru ia tahu
"wajar sih kalian gak tahu, karena aku kan gak pernah mencantumkannya di biodataku, soalnya aku bukan Kristiani yang taat, aku masuk agama itu juga hanya karena orang tuaku, lebih tepatnya Daddy ku sih karena Mommy ku muslim, cuma dia muslim KTP doang jadi aku tidak pernah di ajarkan agama yang benar sejak kecil oleh mereka karena Daddy kerja nya jauh sedangkan aku hanya tinggal bersama mommy" kekeh Danica akan agama yang ia miliki mungkin hanya bisa di bilang agama pada identitas saja bukan dari hati
mendengar hal itu senyum Lionel terbit biarpun sedikit "mungkin kamu harus memulai mengenal agama Islam, bentar lagi kan bulan Ramadhan jadi banyak hal yang bisa kamu pelajari tentang agama islam, kali saja kamu lebih tertarik dan mau istiqomah masuk agama itu" ucap Lionel mencoba menarik Danica untuk masuk agama yang sama dengannya agar pelaminan bisa di raih bersama Danica nantinya
Danica diam sejenak "boleh saja, tapi siapa yang mau ngenalin juga, selama di sini aku belum punya teman dekat untuk bisa membantuku belajar" bingung Danica akan siapa yang bisa membantunya belajar sedangkan ia saja tidak punya teman dekat hanya sebatas kenalan saja
"aku bisa membantumu" celetuk Lionel tiba-tiba
Danica mengernyitkan dahinya "emang tuan mau bantuin saya " tanya Danica tak percaya
"kenapa enggak" balas Lionel dengan cepat "biarpun aku bukan di bilang ahli agama, tapi jika hanya untuk sholat, mengaji dan hukum-hukum dasar aku masih bisa lah mengajarimu " ucap Lionel dengan bangga akan pengetahuannya tentang agama yang bisa di bilang tidak terlalu dalam tapi jika untuk shalat lima waktu tidak pernah terlewat lah
"boleh saja tuan, nanti kita atur jadwal pas anda tidak sibuk saja " ucap Danica dengan senyum lebarnya karena ada yang mau mengajarinya ilmu dasar agama yang sebenarnya sudah membuatnya tertarik tapi belum tahu saja mau mulai dari mana
"oke" sesederhana itu senyum Lionel langsung kembali mengembang hanya karena Danica mau mepelajari agama yang di anutnya
***
Danica tengah memasak hidangan makan malamnya dengan santai sambil memutar musik agar ia tak cepat bosan saat ia kini mempelajari menu masakan baru yang ia baca dari internet
"Kira-kira enak tidak ya" Danica mulai mencicipi masakannya "enak sih, cuma apa ini sudah benar ya rasanya " Danica sedang mencoba menu opor ayam yang ia baca dari internet tapi karena belum pernah mencoba rasa opor ayam, ia tidak tahu apakah rasa opor ayam ini sudah benar atau belum
"lebih baik tanya kak Al kali ya" Danica mencoba menghubungi Al untuk meminta bantuan tetangganya itu untuk mencicipi masakannya
"kak Al sudah pulang kerja belum" tanya Danica langsung pada saat panggilannya sudah tersambung dengan Al
"kenapa kamu bertanya " tanya Al
"aku lagi coba masak menu baru yang aku baca dari internet kak, tapi kan aku belum pernah cobain makanan ini, jadi aku mau minta pendapat kakak apa masakan ini sudah benar atau belum rasanya " balas Danica
"emang kamu masak apa" tanya Al
"opor ayam kak" balas Danica
"oke nanti kakak ke sana buat coba masakan kamu " panggilan langsung di matikan sepihak membuat Danica hanya menghela nafas lelah ketika melihat ponselnya
"kebiasaan deh, matiin saat belum selesai telpon" Danica meletakan ponselnya di meja dapur dan kembali melanjutkan kegiatannya memasak
tak berapa lama terdengar pin pintu yang sedang di tekan dan pintu pun terbuka "loh kak Al " Danica menampilkan senyum lebarnya kala melihat Al yang masuk ke dalam apartemennya dengan menekan pin pintu apartemen yang Al tahu pin nya
"kakak langsung masuk karena ngira kamu lagi masak, jadi rasanya tidak masalah jika langsung masuk " ucap Al dengan datar
"gak papa kok kak, kan aku emang izinkan kakak tahu pin pintu apartemen aku seperti aku yang tahu pin pintu apartemen kakak" ya sedekat itu mereka sekarang sampai sama-sama tahu pintu apartemen masing-masing dan mereka bisa masuk ke sana dengan bebas walaupun tak ada pemiliknya