Anhe gadis yang telah di besarkan dalam lingkaran kegelapan. Hanya mengerti akan pembunuhan, membantai tanpa henti, tugas mematikan yang siap datang setiap waktu. Tanpa di duga gadis itu terbunuh saat menghadapi musuh besarnya. Dia bangkit kembali menjadi seorang gadis muda yang masih berusia lima belas tahun. Gadis dengan tubuh lemah, sakit-sakitan dan terbuang.
Anhe terlahir kembali sebagai putri kelima orang yang hampir dia bunuh. Di menit terakhir Tuan besarnya meminta untuk mundur dan pembunuhan di hentikan. Sehingga keluarga itu selamat dari pembantaian. Dan kini dia harus menjadi salah satu dari Putri perdana menteri pertahanan itu sendiri. Terjerat dalam skema keluarga besarnya bahkan keluarga kerajaan yang saling bertentangan.
Gadis pembunuh itu kini harus siap menghadapi perubahan besar dalam hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tempat penyimpanan dokumen
Treengg...
Pedang saling bersinggungan menghasilkan dentuman kuat.
"Aaaa..."
Sseee...
Seorang gadis tersungkur di tanah. Pedang yang ia pengang juga terlempar cukup jauh saat lawannya berhasil menjatuhkan dirinya. Air mata keluar begitu saja saat rasa sakit mulai terasa.
"Seret dia pergi. Berikan hukuman," ujar seorang wanita menatap dingin. "Jangan pernah meneteskan air mata di tempat ini. Jika tidak ingin mendapatkan hukuman."
Dua penjaga menyeret gadis itu pergi menghindar dari tempat pelatihan. Dia di berikan hukuman cambukan sebanyak sepuluh kali tanpa henti.
Semua anak yang ada di sana hanya bisa diam tidak berani membantah atau melawan. Yang dapat mereka lakukan hanyalah berlatih tanpa henti sekalipun luka telah bernanah di tubuhnya.
"Lanjutkan," teriak kuat wanita itu.
"Baik."
Pertarungan di lanjutkan kembali tanpa henti hingga menjelang pagi.
Li Anhe juga sudah harus kembali sebelum matahari terbit. Penutup wajah berwarna hitam di tutupkan kembali. Dia terbang dari satu batang pohon ke batang pohon lainnya. Tubuhnya sangat ringan seperti kelelawar yang terus terbang tanpa henti hingga mencapai tempat persembunyiannya.
"Ciah..." Seekor kuda di ujung hutan di pacu lebih cepat agar dapat sampai tepat waktu di kediaman.
Tepat sebelum matahari terbit Li Anhe sudah melompat masuk ke dalam kamarnya. Melalui jendela samping kanan yang langsung menghubungkan halaman belakang. Gadis itu melepas bajunya dan berendam di dalam bak mandi yang sudah di sediakan pelayannya Bi er. Kepulan asap panas membuat tubuh gadis itu semakin rileks. Dia menyandarkan tubuhnya di bak mandi. Bermain dengan air yang telah di taburi kelopak bunga mawar juga di berikan susu.
Percikan air sesekali menyiprat kesegala arah disaat Li Anhe memainkan tangannya seperti tengah bermain pedang.
"Nyonya muda. Sarapan juga telah siap," ujar pelayan Bi er dari kamar samping.
Gadis itu bangkit dari dalam bak membuat tubuh indahnya terlihat tanpa sehelai benang. Dia melangkah keluar dari kamar mandi setelah mengikat tubuhnya dengan kain bersih. Tetesan air dari tubuhnya meluncur bebas ke lantai.
Kreekkk...
Pintu di buka di saat tubuh gadis itu telah kering. Dia masuk ke dalam kamar dan mendapati gaun baru telah di siapkan. Sarapan pagi juga sudah tertata rapi di meja kamarnya.
Gaun di kenakan melekat indah di tubuh Li Anhe. Warna biru langit bertabur serbuk permata terlihat anggun ada di tubuhnya. Pelayan Bi er masuk kedalam kamar membawa mangkuk berisi sup pir yang masih hangat. Dia meletakkannya di meja mendekat kearah Nyonya mudanya. "Nyonya muda biar saya saja." Membantu merapikan ikatan rambut.
Li Anhe bangkit dari tempat duduknya tepat di depan cermin besar yang ada di ujung ruangan. "Bi er, siapkan kereta. Aku ingin keluar kota tiga hari."
"Baik." Bi er pergi menyiapkan kereta dan keperluan lainnya.
Setelah menghabiskan sarapannya Li Anhe pergi keluar kota bersama pelayan pribadinya. Dia menuju ke Kota Yinuo tempat yang selalu di gunakan mengirim informasi kamp rahasia pembunuh. Membutuhkan waktu sekitar satu hari penuh untuk bisa sampai di depan pintu masuk Kota Yinuo. "Bi er. Kamu tunggu di penginapan yang ada tepat di samping kedai teh di sana. Aku akan kembali saat sore hari." Li Anhe turun dari kereta dengan penutup wajah.
Gadis itu menuju ke salah satu kediaman kecil di pinggiran kota. Di tempat itu hanya ada satu orang yang akan berdiam menjaga keadaan. Pria tua berjenggot putih adalah penyamaran untuk pria usia tiga puluh tahunan. Dia berada di tingkatan kedua. Setiap informasi yang masuk akan langsung di kirim dari merpati menuju ke kamp rahasia pembunuh.
Sseeett...
Jarum tipis terbang seperti kilatan menembus tubuh seekor merpati yang telah melewati gadis itu. Dia mengambil merpati beserta surat di ikatan kaki. Di dalam surat tertulis "Tuan besar telah tiba di Ibu Kota. Penjagaan selama perjalanan harus di perketat."
"Tuan besar?" Li Anhe meremas surat menyimpannya di balik bajunya. Dia pergi kembali menuju ke salah satu kediaman yang selalu di gunakan untuk menyaring informasi. Dia melihat ada sekitar enam puluh penjaga berkeliling memenuhi setiap jalur masuk. Di siang hari pergerakan tidak akan bisa leluasa. Dia harus datang lagi saat malam hari.
Gadis itu pergi ke penginapan tempat Bi er berada setelah semua penyelidikan di lakukan. Setidaknya sudah ada informasi tentang Tuan besar yang sangat sulit di temukan. Sekalipun dirinya telah menjadi pembunuh nomor satu. Ketua utama dari ratusan pembunuh. Dia masih tidak memiliki kualifikasi untuk bisa melihat Tuan besar itu.
Tepat di pertengahan malam Li Anhe pergi kembali ke kediaman dengan penjagaan yang ketat.
Pakk...
Dia menekan titik utama syaraf sehingga membuat salah satu penjaga di bagian utara kediaman menjadi pingsan. Ada setidaknya empat penjaga yang harus ia lumpuhkan. Tubuh mereka di sembunyikan diantara semak belukar. Baru gadis itu masuk mencari ruangan penyimpanan dokumen rahasia.
Di dalam salah satu ruangan gadis itu menarik tali kecil yang di simpan pada ujung ruangan.
Krekk...
Pintu rahasia terbuka.
Dia Masuk sebelum ada orang lain yang mengetahui keberadaannya. Obor menyala di setiap sudut berjarak satu meter. Pintu rahasia itu memiliki tangga kecil yang masuk dua meter kebawah tanah. Tiga jalur terlihat, Li Anhe memilih jalur ketiga dari kiri. Dia berjalan masuk selama sepuluh menit. Udara samar terasa menyentuh tubuhnya. Dia sangat familiar dengan perasaan ini. Jika dia berjalan lebih dalam dirinya akan sampai di ruangan kamp rahasia pembunuh tingkatan lebih lanjut.
Namun untuk saat ini dirinya masih tidak bisa bertindak gegabah. Sebelum menemukan dalang di balik pembentukan kamp rahasia pembunuh. Dia tidak bisa bergerak lebih jauh lagi. Sebelum memotong ekornya dirinya harus memenggal kepalanya. Dengan begitu kamp rahasia pembunuh tidak akan dapat di gerakkan lagi.
Di ruangan bawah tanah begitu banyak dokumen berjejer membentang di sepanjang jalur. Dan hanya orang tertentu yang dapat masuk ke dalamnya. Li Anhe mengambil satu dokumen yang dia inginkan baru pergi. Julukannya sebagai hantu pemburu bukanlah sekedar nama saja. Dirinya bisa dengan bebas keluar masuk mencari informasi yang dia inginkan. Tanpa meninggalkan jejek.
Empat penjaga terbangun. "Penyusup. Ada penyusup," teriakan itu membuat semua penjaga kalang kabut mencari penyusup yang di maksudkan. Tapi mereka tidak menemukan apapun.
Sedangkan Li Anhe sudah berjalan santai pergi menjauh dari tempat itu. Gadis itu kembali ke penginapan di saat matahari akan terbit beberapa menit lagi.
Pelayan Bi er juga sudah bangun dan menyiapkan air hangat untuk mandi. Saparan juga telah siapa seperti biasanya.
"Bi er, setelah sarapan kita kembali. Suamiku pasti juga sudah ada di rumah." Li Anhe menatap hangat kearah pelayannya.
"Baik. Saya akan menyiapkan kereta," saut pelayan Bi er sebelum keluar dari kamar.
Kereta melaju pergi di jam tujuh pagi.
semangat dan sehat selalu
semangat terus dan bisa menciptakan banyak karya terbaik kedepan nya
lanjut