Satria Barra Kukuh atau lebih dikenal dengan Barra adalah seorang mantan mafia kejam pada masanya. Sejak kecil dia hidup dengan bergelimang harta namun haus akan kasih sayang orangtuanya sehingga membuat Barra mencari jati diri di dunia baru yang sangat bebas. Barra adalah pria yang tidak tersentuh wanita dan tidak pernah merasakan jatuh cinta sejak muda. Namun ketika usia nya telah matang dan dewasa dia bertemu dengan seorang gadis kecil yang tengil dan bar bar.
Alina, gadis kecil berusia dua belas tahun lebih muda dari Barra yang mampu membuatnya jatuh cinta layaknya seorang abege yang baru saja masuk masa puber.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chococino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu apain anak saya?
"Ini masih jauh Bar?" tanya Pak Badhot ketika mobil memasuki kawasan kota Semarang.
"Sebentar lagi Pak. Kita cari makan dulu pak isi tenaga. Setelah itu langsung ke kantor saya, saya ada meeting satu jam lagi." ucap Barra dan Pak Badhot kembali tertegun mendengar nya
"Kantor? Kamu punya kantor?"
"He he he nanti Pak Badhot bakal tau semua kok. Itulah sebabnya saya ngajak Pak Badhot biar saya ngga usah repot jelasin siapa saya nantinya. He he he,"
"Hemm.. Serah kamu lah Bar. Kamu terlalu mengejutkan bagi saya," ujar Pak Badhot sambil terkekeh
"Ya kalo gitu siap siap saja denger kejutan selanjutnya dari saya Pak."
"Gasss lah.. Jangan ada yang ditutupi lagi dari saya."
"Siyap... bapak mertua!!!"
"Huuuu..."
Barra memarkirkan mobilnya pada sebuah restoran yang tak jauh dari kantornya. Ia merasa lapar sehingga memilih beristirahat sejenak dan mengisi perutnya.
Lagipula ia membawa Pak Badhot, tak mungkin Barra membiarkan calon mertuanya itu merasa kelaparan, bisa bisa dicap sebagai menantu durhaka ha ha ha.
"Bar, apa kasus Panti itu sudah selesai?"tanya pak Badhot ketika mereka tengah menunggu makanan datang
"Ya sudah dong Pak. Secara hukum pun sudah selesai semuanya."
"Hebat kamu Bar. Apa itu kasus paling besar yang kamu tangani?"
"Engga Pak. Itu malahan termasuk kasus yang kecil Pak."
"Astaghfirullah... Jadi sebelum nya kamu terlibat kasus kasus besar lainnya Bar?"
"Iya lah Pak. Kan itu kerjaan saya dahulunya,"
"Kalo boleh tau yang paling besar itu apa Bar? Terus kamu dibayar berapa he he he... Itu sih kalo kamu mau jawab jujur, engga juga ngga papa, saya cuma kepo saja. Hihihi,"
"Paling gede itu sekitar tahun 2016 2017 2018 saya lupa Pak tepatnya itu kasus ekspor ilegal yang melibatkan para petinggi negri ini Pak."
"Ekspor apa Bar?"
"Kayu Kalimantan Pak. Kalo itu saya di sewa sama pejabat juga. Waktu itu saya berhasil mengungkap sindikat ekspor kayu yang merugikan negara milyaran rupiah."
"Hemmm.. Jadi kamu itu mafia baik ternyata ya Bar. Saya pikir mafia itu ya kaya pembunuh, gembomg narkoba, perdagangan manusia dan organ."
"Yeee kalo itu mah bukan mafia pak. tapi penjahat."
"Jadi kamu bukan penjahat?"
"Ya penjahat juga. orang saya juga nipu hehehehe,"
"Au ah Bar, pusing dengernya... dah lah ngga usah di jelasin lagi. pusing saya mikirnya."
"Jiahahah ya ngga usah di pikirin Pak. orang udah berlalu juga."
"iya iya bener. Yang penting kamu punya niat untuk berubah jadi lebih baik, itu sudah cukup bagi saya."
"Insha Allah Pak. Lain kali saya ajak Pak Badhot mengunjungi Pondok Pesantren ya .. Sama Bu Koni juga sekalian diajak, sekalian jalan jalan,"
"Hahaha atur aja lah Bar... Ngomong ngomong kenapa kamu bisa suka sama anak saya?"
"Ya nggak tau Pak. Saya ngga bisa milih pada siapa jatuh cinta nya. He he he,"
"Awalnya gimana itu bisa suka sama anak ingusan kaya Alina?"
"Ya nggak tau pak, ngalir gitu aja. Jiahahah,"
"Iyaaa ceritanya gimana, ah elah....."
"Jadi, waktu itu sore sore pak.. Saya baru balik dari Semarang.. Saya capek banget waktu itu. Kerasa lelah banget pokoknya."
"Terus terus?"
"Laah pas saya lagi duduk santai minum kopi di teras, tiba tiba anak bapak si Alina itu teriak teriak manggil manggil Kevin Kevin. Lahh saya nggak tau siapa itu Kevin. Nggak taunya kucing ahahahah.
Dia nanya sama saya, Kevin ada dirumah saya apa engga. Karena saya lagi capek,ya saya diemin ajalah. Laaah si Alina itu malah nyelonong masuk rumah saya cari cari Kevin di dalam.
Ya udah saya biarin aja. Saya pikir, alah bocil ini biarin aja lah masuk masuk rumah.
Setelah saya tungguin lama banget kok Alina ngga keluar keluar, masuklah saya ke dalam.
Eeh nggak taunya anak bapak lagi nungging nungging ngga jelas di kamar pribadi saya. Ck ck ck,"
"Hah??? Alina masuk kamar kamu terus nungging nungging gitu maksudnya??" tanya Pak Badhot seakan tak percaya
"Iyaaa...."
"Lahhh lagi ngapain dia di kamar kamu Bar? Iseng banget itu anak!"
"Ternyata Alina itu lagi nungging nungging karena ngeliatin kucing kawin di kolong tempat tidur kamar saya. Ha ha ha ada ada aja."
"Astaghfirullah hal adzim... Jadi gara gara nonton kucing kawin? Terus kamu jadi suka sama Alina gitu?
" Nggak gitu pak. Coba Pak Badhot pikir, saya ini laki laki normal, saya juga pernah berhubungan sama wanita layaknya orang berumah tangga. Lah setelah dia meninggal saya ngga lagi menyentuh wanita Pak. Saya malas ketemu perempuan. Masih ingat jelas sakitnya di khianati....
Lahh ini hidup lagi cape capenya tiba tiba ngeliat Alina pake baju tipis, tanpa lengan, celana nya pendek pula lagi nungging di kamar saya... Jelas saya tergoda lah...Untung saja saya ngga kalap ngabisin Alina pak, he he he,"
"Sialan kamu Bar!! Terus kamu apain anak saya??"
"Untungnya cuma saya cium dikit Pak. He he he"
"Astaghfirullah hal adzim..."
"Nah dari situ. Jiwa saya hidup lagi pak. Saya jadi punya semangat hidup lagi. Saya jadi Ingin melindungi Alina, membahagiakan nya. Dan yang pasti, ingin memilikinya." ucap Barra dengan sorot mata penuh arti.
******
itumah nglunjak pk olh" mita mobil