kisah seorang wanita yang berjuang hidup setelah kehilangan kedua orang tuanya, kemudian bertemu seorang laki-laki yang begitu mencintainya terbuai dalam kemesraan, hingga buah hati tumbuh tanpa pernikahan.
sungguh takdir hidup tak ada yang tahu kebahagiaan tak berjalan sesuai keinginan, cinta mereka Anita dan seno harus terpisah karena status sosial dan perjodohan dari kedua orang tua seno.
bertahun-tahun Seno menjalani kehidupan tanpa cinta, takdir tak terduga dan kini mereka di pertemuan kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arya wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERJANJIAN PRANIKAH
Lalu Anita menjawab keraguan Aldi.
"Kamu bisa datang ke alamat Jalan mawar rumah susun nomor 20"
Merasa yakin Anita tak akan mengingkari janjinya, Aldi mengakhiri telepon tersebut dan mengirim segera nomor telepon Seno, Anita merasa lega akhirnya Ia mendapatkan nomor Seno juga, tak menunggu lama, Anita langsung menghubungi Seno.
"Halo.. Ini siapa?"
Anita masih terdiam, ia terpaksa memberitahu semuanya demi keselamatan Sena.
"Halo ini siapa, jangan main-main ya"
"Ini aku Anita"
Seno merasa kaget Anita menghubunginya namun ada rasa senang bahagia dalam hatinya.
"Anita... Ini benar Kamu Anita, ada apa Anita?"
Tanya Seno dengan wajah sumringah.
"Aku butuh bantuan Kamu"
"Bantuan apa?"
"Sena butuh banyak darah dan cuma Kamu yah cocok dengan darah Sena"
Seno bingung mengapa Anita berkata seperti itu.
"Darah... donor, ini maksudnya bagaimana Anita, tolong bicara yang jelas"
"Sena jatuh dari tangga Dia sekarang pendarahan dan butuh banyak darah, tapi darah Aku gak cocok untuk Sena, dan cuma Kamu darah Kamu yang cocok dengan Sena, aku mohon bantuan Kamu"
Ucap Anita dengan bersedih hingga terdengar suara Isak tangisnya.
"Oke tenang Anita, Aku akan bantu Kamu, Pasti bantu Kamu, tapi kenapa Kamu bilang cuma Aku yang bisa mendonorkan darah untuk Sena, bagaimana Kamu yakin kalau darah Aku cocok dengan Sena"
"Aku yakin, tolong cepat kesini Seno"
Anita memohon dengan sangat pada Seno dengan suara menangis.
"Baik Aku segera kesana"
Sebenarnya Seno masih bingung mengapa Anita begitu yakin bahwa darahnya cocok dengan Sena, dengan segera Seno mendatangi rumah sakit untuk mendonorkan darahnya.
Sesampainya disana, Seno menghampiri Anita lalu berkata,
"Anita Aku sudah disini"
Betapa bahagianya Anita melihat Seno datang dengan cepat.
"Makasih ya Seno, Kamu mau kesini donorkan darah Kamu untuk Sena"
"Iya tapi Aku heran, kenapa Kamu yakin sekali darah Aku yang bisa menyelamatkan Sena"
Anita berkata akan menjawab kebingungannya setelah pendonoran darah selesai, dengan segera Anita memanggil suster untuk cepat memeriksa pendonor.
"Baik silahkan Mas"
Ucap suster kepada Seno, didalam pemeriksaan Seno masih memikirkan apa yang akan Anita akan katakan untuk menjawab kebingungannya.
"Sudah Pak, hasilnya akan Kamu beritahu 10 menit lagi"
Waktu pun berlalu hasil pemeriksaan keluar, dan benar saja darah Sena dan Seno sangat cocok.
"Alhamdulillah ya Allah, terimakasih Seno"
Seno ikut senang dirinya dapat membantu putri dari orang yang di cintai nya, namun Seno masih bingung mengapa bisa darahnya cocok dengan Sena.
"Anita Aku ikut senang, Sena bisa selamat, tapi Aku masih bingung, darah ku langka AB- tapi kenapa Aku dan Sena cocok"
Anita memandangi wajah Seno, lalu Ia mengatakan kebenaran tentang Sena.
"Karena Kamu ayahnya"
Sungguh sangat terkejut Seno mendengar pernyataan Anita tentang siapa dirinya bagi Sena.
"Apa .. Anita Kamu sadar apa yang Kamu ucapkan"
"Iya Seno, itu memang benar adanya, Sena adalah anak Kandung Kamu"
Ucap Tante Risma menyahuti ucapan Seno.
"Tapi bagaimana bisa, kemarin Kamu bilang Sena anak dari suami Kamu yang meninggal"
Anita semakin bersedih, lalu Ia menjawab,
"Aku berbohong soal itu, aku gak pernah menikah dengan siapapun"
Lalu Seno menanyakan jika memang Sena anaknya kenapa Anita tak pernah memberitahunya.
Tapi Anita tak sanggup menjawab kebenaran itu, akhirnya Ia lari dari Seno sambil menangis, dan saat Seno ingin mengejar Anita, Tante Risma menarik tangan Seno dengan berkata,
"Jangan Kamu paksa Anita untuk bicara, sudah cukup Anita menderita dalam masalalu nya jangan Kamu ungkit lagi rasa sakit itu"
"Tapi Aku butuh jawaban Tante, kenapa Anita menyembunyikan hal besar ini dari Aku"
"Biar Saya yang ungkapkan kebenaran itu"
Kini hati Seno merasa tegang mendengarkan kebenaran itu, dan kini Tante Risma menceritakan perjalanan hidup Anita lima tahun yang lalu, dan ini lah ceritanya.
Lima tahun yang lalu, sepasangan kekasih begitu sangat mencintai dan begitu dekat, hingga kata janji terucap dari bibir Seno.
"Aku akan segera menikahi Kamu, Aku sangat mencintai Kamu Anita, kita akan berjuang bersama, Kita akan buktikan sama pada orang tua ku, kalau Kamu layak menjadi pilihanku"
Anita sangat bahagia mendengar pernyataan Seno yang meyakinkan dirinya pantas untuknya.
Seiringnya berjalan waktu, terbuai oleh janji janji dan kata-kata mesra membuat Anita merelakan dirinya melakukan hubungan mesra itu dengan Seno, hingga pada suatu hari Anita merasa pusing dan mual, dengan sangat takut dan tegang, Anita mencoba tes kehamilan dan benar saja, Anita tengah mengandung.
Sebenarnya Anita gugup dan merasa takut akan kehamilannya, tapi anita bahagia ada buah hati di antara Mereka, Anita ingin segera memberitahu kabar ini pada Seno, namun saat Ia mendatangi kediaman rumah Seno, Anita di usir oleh ibu Seno.
"Kamu tidak pantas bersanding dengan anak Saya, lihat diri kamu, keluarga yang tak jelas asal usulnya, berani ingin menjadi bagian keluarga Saputra"
Ucap Bu Riana dengan suara lantangnya.
"Sekarang juga Kamu pergi, Selamanya Saya tidak akan pernah merestui hubungan Kalian"
Namun Anita tetap meminta ingin bertemu Seno untuk yang terakhir kalinya, karena Bu Riana tidak pernah menyukai Anita, Bu Riana juga tetap apa pendiriannya tak membolehkan Seno bertemu dengan Anita.
"Doni usir Dia"
Doni bodyguard Bu Riana bergegas menarik Anita dan menyeretnya keluar dari rumah Seno.
Anita sungguh sedih tak dapat bertemu dengan Seno untuk mengatakan tentang kehamilannya, Ia mencoba berkali-kali menelpon Seno, namun panggilannya tak di angkat juga.
"Seno, Kamu diman sih?, Aku ingin memberitahu kabar kehamilan Aku"
Anita menangis mengusap air matanya.
Seno yang baru saja selesai belajar mengelola perusahaan keluarga dengah sang ayah, kini duduk di sofa dan membuka handphonenya.
"Anita..."
Seno begitu kaget melihat panggilan begitu banyak tak terjawab dari Anita, Ia ingin bergegas menemui Anita, namun ketika ingin hendak pergi, papah Seno mengatakan soal perjodohannya dengan Tania.
"Gak Pah, Aku sudah punya kekasih, Aku tidak mungkin mengecewakannya"
"Seno, Kamu harus lakukan ini demi menyelamatkan perusahaan keluarga"
"Tapi ini gak adil Pah, Aku gak pernah mencintai Tania, terlebih lagi papah bilang Tania tengah mengandung dan laki-laki yang menghamilinya tidak bertanggungjawab, lalu Papah mau jadikan Aku alibi untuk menutupi aib keluarga Mereka begitu Pah"
Sungguh Permintaan yang tak masuk akal bagi Seno, bisa-bisanya Ia di jadikan alibi untuk menutupi aib Tania.
Bu Riana sama sekali tidak pernah mengetahui situasi yang terjadi sesungguhnya, bahwa Fathia bukanlah putra kandung Seno. Dan karena permohonan sang ayah juga paksaan yang begitu menekan, akhirnya Seno menyetujui perjodohan itu.
"Tapi Aku ingin Syarat"
Papah Seno terdiam menatap Seno mendengar permintaan itu.
"Syarat apa Seno?"
"Aku ingin perjanjian pranikah"
"Apa maksud Kamu, jangan macam-macam Kamu"
Kalau kedua orang tua Seno bisa mengancam dirinya, begitu pun Seno, Ia mengancam tidak akan pernah datang di hari pernikahan itu jika syarat darinya tak di setuju oleh papahnya.
Karena Tama lebih takut Perusahaannya bangkrut Dia pun menyetujui permintaan Seno membuat perjanjian pranikah yang isinya, pernikahan Seno dan Tania akan selesai jika anak Tania berumur lima tahun, karena terpaksa harus menikah dan menerima perjodohan, Seno harus menyelesaikan hubunganya dengan Anita, Ia pun segera mendatangi rumah Anita tanpa menelpon dahulu.
Anita senang melihat kedatangan Seno di rumahnya.
"Seno... Masuk, kebetulan Kamu datang kesini, Aku mencari Kamu dari tadi"
"Maafkan Aku ya sayang, membuat Kamu resah, Aku kesini ada hal yang harus kita bicarakan"
Anita tersenyum dan Ia juga mengatakan jika dirinya pun ada sesuatu yang harus di katakan.
"Kamu dulu deh, Kamu mau bicara apa sayang?"
Tanya Anita dengan manjanya, namun Seno merasa gugup untuk mengatakan perpisahan ini.
"Anita, Aku sangat mencintai Kamu, tapi Aku harus katakan Aku ingin mengakhiri hubungan ini"
Senyuman indah yang terpancar dari wajah Anita kini redup saat mendengar kata perpisahan dari kekasihnya.
"Apa... Kamu gak salah bicara kan Seno?, Seno Aku gak mengerti dan..."
Belum selesai Anita bicara Seno berkata lagi untuk menegaskan bahwa ucapan yang dikatakan barusan adalah atas kesadarannya.
"Aku serius... Aku ingin Kita putus"
Anita syok mendengar hal itu, padahal niat hati Ia ingin mengatakan soal kehamilannya, namun kata perpisahan dari Seno membuatnya mengurungkan niat memberitahu Seno tentang dirinya.
Anita tak dapat berkata apapun Ia perlahan menangis air mata nya jatuh begitu saja, merasa tak percaya akan keputusan Seno.
"Aku minta maaf, tapi Aku harus putus"
"Tapi kenapa Seno?, bukan kah Kamu berjanji akan menikah Aku, dan Kita akan berjuang bersama mendapat restu orang tua Kamu itu kan yang Kamu bilang"
Seno terdiam, Dia tak memberitahu alasannya, karena ini sudah perjanjian antara Seno dan papahnya untuk tak memberitahu yang sebenarnya pada Anita, karena jika Anita tahu bahwa semua ini paksaan, Tama khawatir Anita akan merusak perjodohan Seno dan Tania.
Seno pun tak dapat menahan rasa sedih, dalam hatinya selalu terucap kata maaf pada Anita.
"Tadi Kamu bilang ingin bicara sesuatu, apa itu?"
Keputusan Seno untuk mengakhiri hubungan percintaannya, menjadikan alasan Anita tak mengungkapkan kehamilannya.
"Tidak penting, sudah selesai kan sekarang, Kamu bisa keluar dari sini"
Seno terkejut Anita mengusir dirinya, tapi Seno sadar diri bahwa Ia pantas di usir karena sudah melukai hati Anita, tak ada kata-kata lagi yang harus di ucapkan Seno bangkit dari tempat duduk lalu Ia mengucapkan Selamat tinggal pada Anita.
"Kamu akan tahu suatu saat alasan keputusanku ini, yang harus Kamu tahu, Aku akan tetap mencintai Kamu, Aku berharap Kita bisa bertemu di kemudian hari, dan kembali lagi bersama"
Anita semakin bersedih mendengar kata-kata cinta dari Seno, Ia tak pernah menyangka sesuatu apa yang mengharuskannya memutuskan hubungan ini, setelah mengatakan hal itu, Seno pun pergi berjalan dengan cepat.
Anita hampir frustasi karena ditinggalkan Seno, berbulan-bulan selama kehamilannya Ia mengalami banyak kesakitan, bahkan Ia pernah hampir ingin membunuh bayi yang ada di perutnya, namun aksi itu di ketahui oleh Risma.
"Cukup Anita, jangan kamu lakukan ini, bayi itu tidak berdosa, Kamu sudah berdosa hamil di luar nikah, apa Kamu mau melakukan dosa lagi, sadar Anita... jangan Kamu terus terpuruk dalam kesedihan ini"
Anita semakin menangis mendengar nasihat dari Tantenya, Ia pun langsung memeluk Risma menangis tersedu-sedu.
"Aku gak kuat Tante, semua orang mencemooh Aku, semua orang menghina Aku, Aku hanya jadi beban buat Tante"
Risma sungguh terenyuh mendengar ucapan Anita, sungguh Anita gadis yang malang, di tinggalkan kedua orang tuanya dari sejak umur dua tahun, dan kini Ia harus merasakan lagi di tinggal orang yang paling Ia cintai dalam keadaan hamil.