NovelToon NovelToon
One Piece Raja Bajak Laut Dengan System Kapten

One Piece Raja Bajak Laut Dengan System Kapten

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Sistem / Epik Petualangan / One Piece / Persahabatan / Anime
Popularitas:12.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mimpi Fiksi

"Dua kali lipat usaha, sepuluh kali lipat keuntungan!"

"Kamu sudah ketinggalan zaman. Angkatan Laut baru saja memperbarui sistem mereka ke 200 kali lipat!"

"Apa?! Jadi kalau kru bekerja dua kali lebih keras, kaptennya mendapat keuntungan sepuluh kali lipat?"

"Tidak masalah! Seperti yang kita semua tahu, Sistem Kapten adalah sistem terbaik, dan aku—Lion D Andi—juga kapten yang hebat!"


---

Andi terbangun di dunia bajak laut dan tanpa sengaja membangkitkan Sistem Kapten. Dengan sistem ini, usaha para krunya berlipat ganda, sementara keuntungannya melesat hingga ke langit!

Dari perairan Lautan Timur hingga Samudra Dunia Baru...
Dari seorang Pahlawan hingga menjadi Raja Bajak Laut
Dari buronan dengan hadiah 8 juta hingga menjadi legenda bernilai 10 miliar Bailey...

Saat Andi menoleh ke belakang, lautan telah dipenuhi mayat para bajak laut. Dan di sisinya, berdiri kru yang telah menjadi legenda:

Thief Cat, Shura, Black Foot, Dan Lain - lain

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimpi Fiksi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 - Pengkhianatan dan Serangan Angkatan Laut

Sebilah pedang panjang menekan bahu Moss, tubuhnya langsung menjadi kaku dan detak jantungnya terasa berdebar keras, seakan menyadari bahwa ia telah sampai pada titik ini dan tanpa ada jalan kembali.

Suara desakan di Den Den Mushi mikro terhenti setelah beberapa tarikan napas, mengindikasikan bahwa orang di seberang mungkin telah menyadari keberadaan mereka. Andi menatap Moss dengan tatapan dingin, seperti menguji apakah masih ada kebohongan yang disembunyikan.

"Apakah aku tidak baik padamu?" suara Andi terdengar dalam, tajam, dan penuh penekanan.

Moss mengalihkan pandangannya, menunduk, seolah kata-kata itu memukul dinding pertahanannya. Perlahan, ia mengangkat Den Den Mushi, dengan suara pelan yang mencoba memecah keheningan: "Kapten sangat baik padaku..."

Tapi Andi menambahkan, suaranya menggetarkan suasana malam yang tenang, "Tapi apa yang kamu lakukan sekarang membuatku sangat kecewa."

Moss terdiam. Dalam sekejap, bayangan penyesalan melintas di matanya, dan ia hampir mengucapkan kata-kata pembelaan. Namun, Andi lebih cepat. "Tahukah kamu berapa banyak orang yang mati karena bajak laut setiap tahunnya?" suara Andi bergema, membawa beban moral yang berat. "Apakah kamu benar-benar menyerang orang yang tak bersalah?"

Moss merasa darahnya membeku di tempat. "Tapi... saya bajak laut, Kapten." Kata-katanya keluar pelan, seperti mengakui kenyataan yang tak bisa dielakkan.

"Moss... mereka semua bukan bajak laut!" suara Andi menggetarkan, ia tidak memberikan Moss kesempatan untuk menjawab. "Kecuali Dryan dan para tawanan, hampir seluruh awak kapal ini adalah orang-orang biasa yang terpaksa berlayar untuk menghindari kemiskinan, Apakah mereka pantas mati Moss?" Ucap Andi.

Moss terdiam. Rasanya sulit untuk mengelak dari fakta yang disampaikan Andi. Semua yang terjadi di hadapannya membuatnya berpikir lebih dalam—tentang dirinya, tentang pilihan yang telah ia buat.

Mata Moss penuh penyesalan, namun Andi sudah membuat keputusan. Dalam satu gerakan cepat, pedangnya terangkat, dan dengan kecepatan luar biasa, kepala Moss terpisah dari tubuhnya. Sebuah darah hitam pekat mengalir deras, membasahi tanah.

Moss jatuh tanpa suara, dan tubuhnya membeku dalam kegelapan malam. Andi menatap mayat itu dengan wajah kosong, tidak ada sedikit pun rasa ragu yang menghantui pikirannya. Ia tahu betul bahwa Moss telah memilih jalannya—jalan pengkhianatan yang tak bisa dimaafkan.

Namun, sebelum ia sempat berbalik, suara serak dan penuh ancaman keluar dari Den Den Mushi yang sudah tergeletak di tanah. "Meski tidak ada kabar tentang Moss, aku tahu di mana kau berada. Aku akan meremukkan tulang-tulangmu sepotong demi sepotong."

Andi mendengar suaranya dan mengenali suara tersebut adalah milik Monka dengan nada yang begitu tegas dan penuh percaya diri.

Andi merasa wajahnya memanas—bukan karena takut, melainkan karena rasa marah yang mulai meresap, Jika Monka ingin datang, ia akan menunggu dengan sabar.

Dengan satu langkah, Andi menginjak Den Den Mushi tersebut, suara retakan kecil terdengar ketika perangkat itu meledak, Darah Moss yang menggenang di tanah tampak tidak mencolok di kegelapannya malam.

Andi menatap kembali tubuh yang mati tersebut, seolah ada bagian dari dirinya yang mati bersamanya, Angin laut yang sejuk seolah tak mampu meredakan kegelisahan di dalam hatin Andi.

Pagi selanjutnya, jasad Moss ditemukan oleh awak kapal, Ketika berita bahwa Moss adalah agen rahasia angkatan laut dan segera berita tersebut mulai menyebar membuat suasana Bajak Laut Andi berubah menjadi hening kembali.

Tidak ada lagi tawa atau gurauan. Hanya ada ketakutan yang menggerogoti setiap hati.

Para awak kapal terdiam, kebingungan, dan semua pelatihan keras selama ini, usaha tanpa henti untuk menjadi lebih kuat, kini terasa seperti omong kosong.

Mereka telah berkembang, itu benar, tetapi ada kesenjangan yang terlalu besar antara mereka dan tentara elit angkatan laut, terlebih Monka. Mereka bukan lagi sekedar bajak laut, mereka sudah berada di ujung jurang, dan mereka tahu itu.

Seorang bajak laut yang ketakutan, menatap kapal yang terdampar di pantai. "Kita tak akan bisa melawan ini," katanya dengan suara pecah.

Semua orang melihat ke arah yang sama, dan apa yang mereka lihat hampir membuat mereka lumpuh : sebuah kapal hancur, bekas luka di lambungnya seperti bekas gigitan dari binatang buas. Di dekatnya, burung nasar berputar-putar, menunggu untuk memangsa tubuh Moss yang tak bernyawa.

Di saat-saat penuh keputusasaan itu, Andi, yang telah terbiasa menjadi pemimpin, tiba-tiba mendekat. Kata-katanya tajam, "Monka... biarkan itu urusanku."

Semua mata tertuju padanya, tak percaya, Andi berjalan dengan tenang, pedang di pinggangnya berkilau di bawah matahari. Keteguhan hatinya membuat para bajak laut, yang mulai kehilangan harapan, kembali sedikit terjaga.

"kapten Andi..." seorang bajak laut menggumamkan nama kapten mereka, merasakan ada sesuatu yang berubah dalam dirinya. "Apakah benar kekuatan kita cukup?"

Andi hanya mengangguk pelan, meski hatinya dipenuhi keraguan. Di hadapannya, Monka bukanlah musuh sembarangan, tapi dia tak bisa menunjukkan kelemahan di depan anak buahnya.

Ketika Andi mengayunkan pedangnya, ledakan terdengar. Debu menutupi pandangan, namun saat itu, yang bisa mereka lihat adalah kapal bajak laut yang terbelah dua, potongan-potongan kayu berserakan di tanah, seolah disayat oleh tangan tak tampak.

"Kapten... apakah itu... mungkin?" seorang bajak laut bertanya dengan suara kagum, matanya terbelalak. "Dia bisa memotong kapal dengan satu pedang?"

Andi merasa hatinya tersentuh, tetapi dia tidak menjawab. Ini adalah bagian dari dirinya yang tidak bisa mereka pahami. Mereka semua mengenalnya sebagai kapten yang tidak pernah menunjukkan kelemahan, tapi kali ini, dia melakukannya demi mereka.

"Apa yang kita lakukan sekarang?" Seorang bajak laut lain bertanya, matanya penuh harap.

"Kembali berlatih," Andi menjawab, suaranya tegas namun penuh tekad. "Berlatihlah sampai setiap gerakan kalian terasa alami, sampai kalian tahu bahwa tak ada yang bisa menghalangi kita lagi."

Kata-kata itu menyentuh mereka, memberikan semangat baru, Mereka tahu perjalanan ini tidak akan mudah, tetapi mereka merasa memiliki harapan kembali. Andi bukan hanya seorang kapten, dia adalah simbol kekuatan mereka, meskipun dalam dirinya sendiri masih ada keraguan yang tak terucapkan.

Malam tiba lebih cepat dari yang mereka duga.

Setelah beberapa hari berlatih, Andi merasa ada sesuatu yang berbeda. Meskipun tubuhnya lelah, pikirannya terjaga. Ketika angin malam bertiup, membawa aroma laut yang asin, ledakan pertama terdengar dari kejauhan, disusul oleh suara-suara dahsyat yang membuat seluruh kapal berguncang.

"Angkatan Laut datang!" teriak salah seorang bajak laut, suara ketakutan menyusup di dalamnya.

Di tengah api yang menyala-nyala di hutan, di bawah bulan yang bersinar terang, sebuah kapal perang besar muncul di horizon, diikuti oleh seorang pria kekar yang berdiri tegak di haluan, kapak besar di tangannya, siap menantang siapa saja yang menghalangi jalannya.

Monka.....

1
Nining Vatunah
lanjut thor
Nining Vatunah
semangat thor
Nining Vatunah
tetap semangat thor
Nining Vatunah
lanjut thor
ryan
mantap thor lanjut
SHB
lanjut thor
ryan
ditunggu updatenya thor
ryan
lanjut tror
ryan
mantap thor
ryan
tetap semangat. thor ...ditunggu Updatenya
ryan
wow...Ajin bergabung
ryan
lanjut thor
ryan
mantap
ryan
lanjut tuor
ryan
tetap lanjut thor
ryan
lanjutkan thor
ryan
lanjut thor
ryan
oke lanjut thor
ryan
tetap hadir untuk melihat kelanjutan nya thor
ryan
tetap semangat thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!