Falisya seorang gadis cantik yang berasal dari desa, dia terpaksa harus pindah sekolah ke kota karena orang tuanya.
ternyata tujuan dia pindah ke kota adalah untuk menikah dengan Mahendra, lelaki asing yang tidak ia kenal sama sekali.
mereka melakukan pernikahan karena perjanjian orangtua nya dahulu.
untuk merahasiakan pernikahan itu, mereka melakukan berbagai cara.
Di sekolah falisya adalah adik kelasnya mahendra.
Pertama kali falisya menginjakkan kaki di sekolah itu, ketos tampan tertarik padanya, hingga membuat Mahendra yang terkenal cuek dan dingin merasa tersaingi.
Ketos dan Mahendra adalah dua orang yang berpengaruh di sekolah, hingga membuat mereka saling bersaing. Mahendra tidak menyukai Alif yang selalu berusaha mendekati falisya, hingga berbagai cara ia lakukan untuk menjauhkan mereka berdua.
Bagaimana falisya dan Mahendra menyembunyikan pernikahan mereka?
Dan apa saja tantangan yang mereka dapatkan karena pernikahan itu?
Akankah mereka saling mencintai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Falisyaa Cf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburu
"Otak Lo yang mesum," ketus mahendra.
Mahendra mengintip keluar terlebih dahulu dan ternyata di depan adalah Heri teman sekelas falisya, Mahendra langsung membukakan pintunya dan menarik kerah lelaki itu dan menutup pintunya kembali.
Lelaki itu gemetar ketakutan dan menatap manik mata mahendra dengan nyali yang menciut, falisya hanya bingung dan takut ketahuan jika dia di tuduh hal yang tidak dia lakukan.
"Keluar Lo!" perintah Mahendra kepada falisya.
"Hah, A-apa?"
"Keluar cepatan!"
Falisya langsung keluar dan menutup pintu itu, Heri berusaha membuka matanya dan melihat sekeliling dia kembali menatap manik mata Mahendra yang mengimitidasinya. Dia meneguk salivanya dalam-dalam dan langsung mengatupkan kedua tangannya.
"K-kak m-maafin g-gue! Gue ngak tahu ada ka-kakak disini,"
"Lo tahu kalau Lo udah ganggu tidur gue?" tanya Mahendra.
"M-maaf, kak!"
"Apa yang Lo liat tadi?" tanya Mahendra untuk memastikan sesuatu.
"Ngak ada, kak! Gue cuma lihat mata tajam kakak aja," jawab Heri gemetar.
"Ngapain Lo kesini?"
"Mau letakkan peralatan olahraga yang kami pakai tadi,"
"Iya udah letak sana! Sekali lagi Lo gangguin waktu tidur gue, habis Lo!" ancam Mahendra.
Mahendra langsung melangkahkan kakinya keluar dan meninggalkan Heri sendirian di ruang peralatan olahraga, lelaki itu menatap sekeliling ternyata jam pelajaran hampir selesai. Heri di dalam masih gemetaran dia meletakkan bola tersebut dan langsung mengunci pintu dan segera berlari masuk kedalam kelasnya.
"Falisya, Lo dari mana aja hah? Lo di apain sama kak mahendra?" tanya Gebby.
"Ngak ada kok!"
"Serius? kenapa Lo pucat gini?"
Falisya tidak menjawab dan dia langsung menatap heri yang baru saja masuk dengan tatapan yang sulit di artikan, dia berharap jika lelaki itu tidak melihatnya tadi karena dirinya langsung berlari meninggalkan mereka berdua di dalam ruangan olahraga.
"Falisya, Lo kesambet?"
"Ngak, apaan sih!" ketus falisya.
Bel waktu pelajaran sekolah telah selesai pun berbunyi, itu tandanya jika mereka telah di perbolehkan pulang. Falisya langsung berjalan sendiri di lorong kelas, lalu tiba-tiba Alif berada di sampingnya dengan mengejutkan falisya.
"Hei, kenapa sendiri aja?" tanya Alif.
"Eh kak alif buat terkejut aja! Oh iya kak bajunya besok gue kembaliin ya biar gue cuci dulu?"
"Aman, Lo bisa kapan aja balikinnya kok!"
"Oh iya, pulang sama gue mau?" tawar Alif.
"Eh ngak usah kak! Gue naik taksi aja,"
"Kenapa nolak Mulu sih? Itung-itung Lo balas kebaikan gue karena udah minjamin baju, gimana?"
"Hmm, iya udah deh!"
Alif langsung menggenggam tangan falisya dan langsung membawanya keparkiran, dia memakaikan helm lalu tersenyum ke arah falisya, membuat pipi wanita itu jadi merah merona.
"Shit, sialan! Berani beraninya Alif gonceng falisya lagi, dan anak itu udah di tungguin dari tadi malah pulang sama titisan drakula, awas ya Lo!" Sungut Mahendra.
"Kayla, bukannya itu Alif ya? Dan cewek itu siapa?" tanya Naomi.
"Cih, siapa wanita ini! Cari tahu dan besok langsung bawa menghadap gue," perintah Kayla.
"Oke, Kayla,"
"Berani sekali dia dekatin Alif, mau ngelawan gue?" ketus Kayla.
"Dia anak baru di kelas gue, namanya falisya! Gue udah kasih peringatan pertama, mungkin dia emang ngak suka di kasih peringatan sukanya langsung di kasih pelajaran," timpal Ariana yang baru saja datang.
"Ariana, bawa dia besok ke halaman belakang!" perintah Kayla.
"Siap, kak!" jawab Ariana.
Kini Kayla dan gengnya langsung meninggalkan Ariana sendirian, Ariana menyeringai dan menatap lurus kedepan dia tidak sabar melihat Kayla memberi pelajaran sama anak baru itu.
Mobil Mahendra melaju begitu saja saat Kenzo dan Julian baru menghampirinya, mereka berdua menjerit memanggil nama Mahendra dan mengejarnya namun Mahendra tidak menghiraukannya.
"Mahendra, ah sialan! Ditinggalnya kan, Lo sih asik makan aja, tengok itu hah!" ketus Julian.
"Yah, kok Lo jadi salahin gue sih!" Sungut Kenzo.
"Yaa, kasihan jalan kaki ya?" ledek Ariana.
"Diam Lo titisan gunduruwo!" ketus Julian.
"Dih, enak aja lo!" Sungut Ariana tidak terima.
"Emang, lihat aja noh semua gaya hitam-hitam, gelang karet hitam, kaos kaki kayak zebra cros, tindik di lidah lagi, ngak sekalian aja tindik di tengah jidat, biar kayak artis India itu." Julian menirukan tarian orang India.
"Julian, Lo ngak boleh kayak gitu!" timpal Kenzo.
"Kenapa emangnya?"
"Karena sebenarnya dia lebih mirip dukun beranak," timpal Kenzo.
"Mana ada dukun beranak kaya gitu, dukun ilmu zebra cross itu!" lanjut Julian.
"CK, sialan! lelaki mulutnya kayak air pancur," ketus Ariana. Wanita itu langsung pergi meninggalkan Kenzo dan julian.
Julian dan Kenzo tertawa keras dan langsung meninggalkan perkarangan sekolah dan menunggu taksi pesanan mereka, karena Mahendra akhirnya uang mereka terpangkas untuk membayar taksi.
Di tempat lain Mahendra terus mengikuti falisya dan juga Alif pergi, hingga mereka berdua berhenti tempat di sebuah cafe dan memasuki tempat itu membuat Mahendra berdecih kesal.
"Pegangan tangan lagi? Alif awas Lo ya!" ancam Mahendra.
Mahendra yang berpura-pura ikut memasuki cafe itu untuk mengintip kelakuan mereka berdua, dia dengan gayanya yang yang acuh dan raut wajah datarnya langsung mencari tempat duduk. Falisya yang melihat Mahendra memasuki cafe itu juga, dia langsung menyeringai dan otaknya bekerja untuk merencanakan sesuatu dan memulai aksinya, mumpung saat ini ada Alif.
"Maaf ya, kak Alif," batin falisya.
"Aduhh, sepertinya falisya mau keluar aja deh! Kita keluar aja yuk kak," ajak falisya.
Wanita itu langsung menggandeng tangan alif membuat Mahendra membulatkan matanya, "Ayok, kak!"
"Mau kemana emangnya?" tanya alif.
"Ada deh, ayo kak!"
Saat mereka mau keluar ternyata manik mata alif melihat mahendra ada di tempat itu juga, kini mereka menyeringai dan mereka berdua langsung berjalan keluar. Namun falisya menghentikan langkahnya lalu menatap kearah mahendra.
"Eh kakak namanya kak Mahendra kan? Ternyata disini juga ya? Kalau gitu kami duluan ya, kak. Selamat bersenang-senang," ujar falisya tersenyum manis.
Sedangkan di hati Mahendra sudah mengupat dan ingin sekali menarik tangan falisya dan membawanya pulang, lalu dia mengirim sebuah pesan kepada falisya.
Mahendra: [Pulang Lo sekarang, mau gue aduin sama mama kalau Lo selingkuh hah? Gue tunggu Lo di mobil.]
Falisya langsung melihat pesan dari lelaki itu dan tersenyum menang, dia melirik kebelakang dan menjulurkan lidahnya dan berkata tanpa suara, "Emang gue pikirin!"
"Kak Alif, maaf ya," falisya langsung melepaskan tangannya saat tangan kiri alif memegang tangan falisya yang merangkul tangan satunya lelaki itu.
Alif menaikan satu alisnya dia melihat sikap yang berbeda dari falisya, tadi wanita itu sangat dekat bahkan tanpa segan merangkul lengannya dan sekarang dia malah melepaskannya saat Alif memegang tangan wanita itu.
"Alif," teriak mahendra.
Alif langsung menoleh kebelakang dan tersenyum licik ke arah mahendra, "Ada apa?"
"Hari ini ada tanding basket sama sekolah SMA sebelah, Lo harus segera datang karena di tungguin sama yang lain." perintah Mahendra.
"Gue tahu, dan sekarang masih ada waktu untuk gue sama falisya jalan-jalan, kenapa Lo ada disini juga? Lo ngikutin gue? Jangan bilang kalau Lo suka ya sama gue?" tanya Alif.
"CK, sialan!" umpat Mahendra.
Ponsel falisya langsung berbunyi dan panggilan tersebut dari mertuanya, "Halo, ma!"