Anya terpaksa harus menjadi istri kedua seorang pengusaha kaya raya yang bernama Axello Richandra atas permintaan istrinya, Hellencia yang tidak bisa memiliki anak, alias mandul.
Demi mendapatkan uang biaya perawatan ayahnya yang masih koma di ruang ICU dan menebus kesalahannya yang meraup banyak kerugian, Anya pun menjalankan perannya sebagai istri muda Axello yang selalu acuh dan bersikap dingin terhadapnya.
Bisakah Anya memenuhi permintaan Hellencia untuk mengandung anak dari Axello dengan sikap Axello yang sangat dingin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AdindaRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Axello VS dr. Firman
Saat menutup pintu ruang ICU, tampak Dokter Firman tengah melipat kedua tangannya di depan dada menantikan Axel.
“Kita jangan bicara di sini!” ucap Axel yang berjalan melewati Dokter Firman begitu saja menuju ke taman Rumah Sakit.
Malam ini suasana di taman Rumah Sakit sangat dingin dan sepi. Bahkan hanya sedikit orang yang berlalu lalang di sana karena saat ini waktu sudah menunjukkan hampir jam dua belas malam.
“Saya rasa anda memiliki perasaan khusus terhadap Anya, Dokter Firman!”
“Bukankah anda juga sama, Pak Axello Richandra. Bahkan anda sampai datang kemari dan mengambil alih karyawan anda saat ia jatuh ke dalam pelukan saya!” balas Dokter Firman.
“Jangan-jangan anda juga sudah jatuh cinta dengan karyawan anda sendiri ya!” tembak Dokter Firman secara langsung.
Kini gantian Axel yang bingung harus menjawab apa. Jika ia mengatakan jika Anya adalah istrinya, ujung-ujungnya nanti pasti akan berantakan karena pernikahannya dengan Anya masih dirahasiakan.
Di sisi lain, ia sendiri sangat tidak terima melihat istrinya jatuh ke dalam pelukan orang lain.
“Aku tidak mungkin jatuh cinta dengan gadis ingusan seperti Anya!” jelas Axel dengan tegas.
“Aku hanya tidak ingin ia jatuh ke dalam pelukan pria yang salah!”
“Oh ya? Tapi kenapa saya sama sekali tidak percaya dengan ucapan anda, PaK Axel? Bualanmu terlalu tinggi! Lalu apa tujuanmu mendekati Anya sampai datang ke rumah sakit selarut ini?!” balas Dokter Firman.
“Karena dia adalah karyawanku! Tidak ada alasan lain!” balas Axel.
“Wow, hebat sekali! Saya pun akan turut senang memiliki bos yang super peduli seperti anda. Sampai-sampai memperhatikan Anya secara detail.”
“Bahkan saya lihat istri anda pun turut peduli dengan kehidupan Anya!” gumam Dokter Firman.
“Saya jadi curiga dengan kalian berdua. Jangan-jangan anda dan istri anda sengaja mengikat Anya dalam suatu hubungan balas budi dan nantinya bisa menjual Anya kepada pengusaha kaya raya kapan pun kalian mau!” tuduh Dokter Firman membuat Axel semakin naik pitam.
Ia pun mengepalkan tangannya dengan geram dan hendak meninju rahang Dokter Firman.
“Tenang bro! Calm down, Pak Axel. Di sini rumah sakit dan anda tidak berhak membuat keributan di sini!” ucap Dokter Firman sambil menepuk bahu Pak Axel.
“Jaga ucapan anda, Dokter Firman! Atau saya tidak akan segan untuk menuntut ada atas dasar fitnah!” gertak Axel.
“Okay, saya minta maaf atas segala tuduhan yang membuat anda naik pitam tadi Pak Axel. Sekarang begini saja, saya memang mengakui jika saya sangat tertarik dengan Anya.” Dokter Firman dengan mantap mengakui perasaannya terhadap Anya.
“Kebetulan hubungan saya dengan istri saya juga kurang baik dan sebentar lagi kami akan bercerai. Anda tenang saja, saya akan mendekati Anya secara baik-baik, Pak!”
“Dan jika Anya memang dengan tegas menolak saya, maka saya akan mundur!” jelas Dokter Firman.
“Bagaimana? Anda tidak keberatan kan?”
Pertanyaan Dokter Firman kini membuat Axel membuang nafasnya kasar. Ia pun langsung berbalik untuk meninggalkan taman. Satu kata yang keluar dari mulutnya untuk menanggapi pertanyaan yang dilontarkan Dokter Firman sebelum pergi.
“Terserah!”
Dokter Firman pun hanya melukiskan senyuman tipisnya mengiringi kepergian Axello Richandra.
“Aku semakin penasaran, apa yang membuat anda begitu mempedulikan Anya!” gumam Dokter Firman.
Ia pun bergegas kembali ke ruangannya untuk beristirahat sejenak.
💞💞💞
“Aaarrrggghhh!” Axel memekik sambil meninju setir mobilnya.
“Kenapa dia bisa semantap itu mencintai Anya? Apa yang dia tahu mengenai Anya? Dan –” Axel mengusap wajahnya kasar.
“Bahkan dia dengan mantap akan menceraikan istrinya dan mengejar cinta Anya!”
Axel pun menurunkan kursi mobilnya menjadi mode rebahan dan mulai memejamkan matanya.
“Axel, Axel! Apa yang sebenarnya terjadi denganmu? Kenapa kau berubah menjadi sangat bodoh akhir-akhir ini?”
“Bahkan kau sampai datang ke rumah sakit selarut ini hanya demi gadis ingusan yang saat ini statusnya sebagai istri mudamu!”
“Istri muda?”
“Berarti aku berhak penuh atas diri Anya. Yaah, aku berhak untuk mengaturnya mulai saat ini!”
Lama kelamaan mata Axel pun mengatup dan ia tertidur di dalam mobilnya.
Keesokan harinya, Axel sudah membuka matanya saat jam di layar ponselnya menunjukkan jam 5 pagi. Ia pun langsung duduk dan kemudian menghubungi Anya.
“Anya, kau ingat kan dengan tugasmu semalam?” tanya Axel saat panggilannya sudah terhubung.
“Ingat, pak!” jawab Anya di ujung panggilan.
“Ini saya juga udah bersiap-siap untuk pulang. Saya masih harus menitipkan papa kepada perawat dan Dokter Firman, Pak. Takut nantinya papa bangun dan mencari saya!” jelas Anya.
“Aku sudah menunggumu di parkiran rumah sakit. Aku beri waktu lima menit untuk sampai di sini!” gertak Axel yang kemudian mematikan panggilannya secara sepihak.
“Hah?!” Anya mengernyitkan dahinya seolah tidak percaya. “Sepagi ini sudah sampai di parkiran rumah sakit?” gumam Anya dengan nada tidak percaya.
“Siapa?” tanya Dokter Firman yang kebetulan pagi ini sudah ditemui Anya di ruangannya.
“Pak Axel!”
“Oooh, dia pasti menginap semalaman di parkiran untuk menunggumu, Anya!” jelas Dokter Firman.
“Apa? Menginap di parkiran?” tanya Anya dengan nada tidak percaya.
“Tentu saja! Lagipula untuk apa bolak balik hanya untuk menunggumu?” balas Dokter Firman.
“Jujur nih yaa, saya penasaran deh, ada hubungan apa sih kamu sama dia? Gak mungkin kan sampai dia terlalu mengurusi hidup kamu. Lagi pula untuk apa juga sampai meminta kamu pulang sepagi ini?”
Pertanyaan Dokter Firman kali ini membuat Anya menghela nafasnya panjang. Ia tidak mungkin berbicara dengan jujur jika saat ini statusnya adalah istri muda dari atasannya itu. Apalagi sampai menceritakan perihal kontrak pernikahan sampai ia melahirkan anak untuk keluarga Pak Axel.
Tapi jika ia tidak menjawab, Dokter Firman pasti akan terus bertanya kepadanya. Dan kini Anya benar-benar bingung harus menjawab apa.
“Sebenarnya kami tidak ada hubungan apa-apa, pak!” ucap Anya.
“Lalu?”
“Hanya saja saya membuat suatu kesalahan besar dan Pak Axel menghukum saya untuk membuatkan sarapan dan makan siang untuknya!” jelas Anya.
“Kesalahan seperti apa? Kenapa saat kau melakukan kesalahan, istri Pak Axel justru menitipkan sejumlah uang yang besar untuk biaya rumah sakit Pak Razil?”
Deg! Pertanyaan Dokter Firman kali ini benar-benar seperti jebakan untuk Anya! Maju kena dan mundur pun tetap kena. Dan Anya sendiri sama sekali tidak menduga pertanyaan ini.
“Emm, itu sebenarnya hutang saya dokter. Kalo tidak berhutang, bagaimana mungkin saya bisa membayar biaya rumah sakit papa. Jadi Miss Hellen sengaja datang langsung kemari untuk memastikan dengan jelas keadaan papa saya!” jelas Anya.
Penjelasan Anya kali ini membuat Dokter Firman semakin mantap untuk segera bisa membantu kehidupan Anya.
“Apa kamu butuh bantuan saya, Anya?” tanya Dokter Firman.
“Oh, tidak perlu dokter! Dokter sudah banyak membantu saya selama ini. Tolong untuk hal ini jangan sampai terdengar oleh papa ya!” pinta Anya.
“Pasti, Anya!” balas Dokter Firman.
“Terima kasih banyak, dokter! Kalau gitu saya permisi dulu!” ucap Anya yang langsung berbalik meninggalkan ruangan Dokter Firman.
Dokter Firman hanya bisa melihat punggung Anya yang kemudian menghilang di balik pintu.
“Kau benar-benar gadis yang tangguh, Anya!” gumam Dokter Firman yang semakin mengagumi kepribadian Anya.