Perjodohan Rahasia Siswi SMA

Perjodohan Rahasia Siswi SMA

Pergi Ke Kota

Di sebuah desa yang masih terlihat asri nan indah itu, falisya berdiri tepat di jembatan dan menghadap ke arah sungai, dia melemparkan batu besar ke sungai karena merasa kesal.

"Arrgghhh"

setelah puas melampiaskan kekesalannya. Dia langsung menuju kerumah dan tentu saja akan mengemasi semua barangnya. Besok dia akan pindah sekolah ke kota dan ibu bapaknya ikut mengantarkan nya kesana. Falisya merasa sedih karena harus berpisah dengan teman masa kecilnya, dia sudah nyaman di desa ini dan sekarang tiba-tiba bapak nya malah menyuruh pindah sekolah ke kota dan tidak dapat di ganggu gugat lagi keputusannya itu.

"pak..... falisya gamau loh pindah sekolah ke kota, lagian biaya disana pasti mahal. Belum lagi falisya tidak kenal siapapun di sana," ujarnya.

"nak, keputusan bapak sudah bulat. cepat beresin semua barang kamu, besok pagi kita berangkat!"

"hmmm, yaudah falisya mau keluar dulu," ijin falisya dengan wajah lemasnya.

"mau kemana toh, falisya? sudah sore ini," teriak hendri.

"Sudahlah, pak. mungkin dia ingin bertemu temannya dulu untuk perpisahan, jangan terlalu keras loh," ujar vina istri dari hendri, yang tidak lain adalah ibu kandung falisya.

Hendri menghembuskan nafasnya pasrah dan langsung kembali mengemasi barang-barang yang akan di bawa ke kota. Mereka tidak memberitahukan apa alasannya bahwa dia pindah sekolah kesana. Hendri memiliki sahabat seorang pengusaha di kota, dahulunya mereka mengikat perjanjian tentang sebuah pernikahan untuk anak-anak mereka jika salah satunya sudah menginjak umur tujuh belas tahun. Dan saat ini anak lelaki dari sahabatnya sudah genap tujuh belas tahun, yang sudah seharusnya mereka menepati janji tersebut. Hendri juga merasa lega jika nanti falisya di jaga oleh mereka di kota tanpa harus ngekos yang belum tentu akan baik untuk keselamatan falisya.

pagi hari sekali mereka sudah berada di stasiun kereta api, mereka menunggu setelah hampir dua jam di tempat itu dan kini waktunya mereka berangkat. Dengan di siplin mereka menaiki gerbong kereta api, falisya hanya mampu tersenyum dan tidak ingin berbicara apapun. Dia harus ikhlas menjalani semuanya karena ini adalah yang terbaik untuk dirinya yang di berikan orangtua nya.

pemandangan yang indah itu sungguh membuat falisya takjub, manik matanya terus melihat keluar jendela bahkan perasaannya saat ini jauh lebih baik dan dia menatap kedua orang tuanya.

"Pak..... buk, falisya pindah kesekolah apa?" tanyanya.

"Nanti kamu bakal tahu juga, sayang. intinya selama di sana kamu jangan lupa ibadah dan juga jangan berbuat hal yang bisa mengecewakan ibu sama bapak," ujar vina tersenyum menatap putrinya.

Falisya mengangguk kan kepalanya, dia terlihat sangat manis dan anggun. Dan dia membayangkan sekolah yang bagus dan juga teman-teman yang baik, dia berharap jika semuanya berjalan sesuai harapannya saat ini.

Sudah enam jam lamanya mereka menempuh perjalanan hingga akhirnya mereka sampai di kota yang akan di tinggali oleh falisya untuk beberapa tahun kedepan. Tetapi yang membuat falisya aneh adalah bawaan orang tuanya yang begitu banyak, padahal mereka hanya ingin mengantarkan falisya saja. Dia ingin bertanya namun merasa tidak enak, jadi dia pendam saja tanpa berfikir yang aneh-aneh.

"Loh, ini rumah siapa, Buk?" tanya falisya bingung.

Dia memandangi rumah mewah yang di hadapannya, apakah mereka salah alamat atau mereka salah di turunkan oleh taksi tadi? fikir falisya tidak tenang.

"Ini rumah sahabat bapak, ayo masuk" ajak hendri.

Dia lalu menekan bel rumah dan di sambut baik oleh pelayan rumah tersebut, mempersilahkan mereka masuk dan duduk di ruang tamu. falisya merasa tidak nyaman dan manik matanya terus menyapu seluruh ruangan itu dan mengamatinya, ada sebuah foto keluarga di ruang tamu. Dia mengamati foto itu dan memperhatikan lelaki yang ada disitu, tanpa di sadari senyumnya mengembang.

"Ganteng banget, apa dia juga sekolah di sekolah baruku nanti ya?" batin falisya.

"Eh, Hendri. Apa kabarnya?" teriak lelaki paruh baya, yang langsung menjabat tangan Hendri dan juga Vina.

Falisya tersenyum manis sambil ikut menjabat tangan lelaki itu, lalu keluarlah seorang wanita yang falisya yakini adalah istri dari om yang berada di hadapannya. Wanita itu sangatlah cantik untuk seusianya, masih terlihat muda dan lalu memeluk ibunya. Memandangi falisya dengan senyum manisnya, falisya ikut menyiumi tangan wanita itu.

"Ini falisya? Masya Allah cantik sekali," Puji wanita itu.

"Iya, Tante! Terimakasih,"

"Bentar ya, Biar Tante panggilin anak tante dulu," Eva langsung pergi ke lantai atas untuk memanggil Mahendra.

"Mahen...... Mahendraaaa" Panggil eva.

Tidak ada jawaban membuat dia langsung masuk saja, saat melihat Mahendra yang masih nyenyak tertidur di atas ranjangnya membuat amarah Eva meluap. Dia langsung menarik selimut dan membuka jendela.

"Mama apaan sih, inikan hari minggu mahen masih ngantuk,"

"Bangun, ada yang mau mama kenalin sama kamu,"

"Arghh, Mahen males mau kenalan sama siapa pun,"

"Bangun, atau semua kartu kredit dan aset mama sita" Ancam Eva.

"Argh, mama gak seru mainnya selalu ngancem melulu! Iya-Iyaa ma ini mahen bangun, mandi dulu," Nyawanya yang belum sepenuhnya terkumpul dia berjalan menuju kamar mandi.

Brughhh, mahen menabrak pintu akibat berjalan sambil tertidur. Membuat eva menggelengkan kepalanya, Mahen langsung membuka matanya dan mengusap kepalanya yang sakit dan berjalan kembali memasuki kamar mandi.

"Cepetan! Mama tunggu di bawah," Teriak Eva.

Satu jam lamanya falisya sudah berada dirumah ini, namun lelaki itu belum juga muncul. Eva kembali gelisah dan izin memanggil Mahendra. Namun, belum sempat dia menaiki tangga sudah terlihat anak kesayangan nya itu berdiri di atas dan menatap mereka semua dengan tatapan yang tidak dapat di artikan.

Manik mata falisya terpesona melihat ketampanan Mahendra, dia tidak menyangka jika anak dari sahabat bapaknya sungguh tampan sekali. Seperti biasa wanita umumnya, jika melihat lelaki tampan pandangan sulit di alihkan dan itu terjadi pada falisya saat ini.

"Ma, mereka siapa?,"

"Mereka calon keluarga kamu,"

"Maksud mama?" Tanya Mahendra sambil menautkan alisnya.

"Sudah salaman dulu sana," Eva mendorong tubuh Mahendra hingga tempat berdiri di depan Hendri.

Mahendra tersenyum kikuk dan langsung mencium tangan Hendri dan juga Vina, namun saat manik matanya menatap ke falisya dia langsung memasang wajah dingin kembali.

falisya langsung menaikkan satu alisnya melihat perilaku lelaki itu, respectnya langsung berkurang karena melihat seperti itu.

"Mahen, itu anaknya Tante vina namanya falisya, kenalan dong!," Ujar Eva.

"Udah tahu," Jawab Mahendra.

"Hah, Kalian sudah saling mengenal?"

Falisya langsung menggeleng kan kepalanya, dia tidak mengenal lelaki itu sama sekali. Saat Mahendra melihat reaksi wanita itu dia langsung tersenyum tipis dan menatap mamanya kembali.

"Kan mama yang ngasih tahu tadi," Jawab mahen dengan santai lalu duduk di samping namanya.

"Hendri, jadi gimana? apa sudah sepakat kita menjalankan perjanjian itu?" Tanya topit.

"Ya, Silahkan. Lebih cepat juga lebih baik, Mereka masih bisa merahasiakannya dan melanjutkan sekolah." Jawab Hendri.

"Ngak sabar aku punya menantu cantik," Sahut topit sambil tertawa renyah.

"Mantu?," Batin falisya terkejut.

"Mahendra kenalan dulu dan berjabat tangan dengan falisya," Perintah topit.

"Untuk apa, pa?,"

"Ya, Biar saling kenal,"

Episodes
1 Pergi Ke Kota
2 Mendadak Tunangan
3 Resmi Tunangan
4 Hari Pertama Sekolah
5 Ijab Qobul
6 Mahendra Vs Alif
7 Pak Ilham Si Guru Killer
8 Pasutri Gaje
9 Ketahuan?
10 Pasutri Gaje Part II
11 Harimau
12 Cemburu Buta
13 Anggota OSIS
14 Hujan Petir
15 Tidur Bareng
16 Rencana Falisya
17 Di Ruang Olahraga
18 Cemburu
19 Pindah Ke Apartemen
20 First Kiss
21 Amarah Mahendra
22 Di Hukum
23 Dua Juta
24 Tragedi Kantin
25 Menghabiskan Harta Mahendra
26 Kedatangan Ibu Bapak Falisya
27 Mimpi
28 Perkara Cincin Hilang
29 Memotret
30 Bangun, Falisya!
31 Sadar
32 Terjatuh Ke lobang Yang Sama
33 Karena Kecoa
34 Ajari Berenang
35 Tragedi Dikolam
36 Ulah Kayla
37 Pentas Seni
38 Gue, Cinta Sama Lo!
39 Kembali Kedesa
40 Memulai Dari Awal
41 Mengumumkan Hubungan?
42 Resmi Pacaran
43 Dikunci Gudang
44 Balas Dendam
45 Balon
46 Tidur Di Kamar Sebelah
47 Pertukaran Pelajar
48 Keceplosan
49 Falisya vs Kayla
50 Kekesalan Mahendra
51 Di Bioskop
52 Belajar Make Up
53 Pertandingan Basket
54 Pertandingan Basket II
55 Rasa Cemburu Yang Mengebu
56 Bolos Sekolah
57 Sisi Lain Kenzo
58 Di Luar Negeri
59 Kedatangan Sepupu
60 Mahendra Vs Afdal
61 Tidak Bersemangat
62 Kembali Ke Negara Asal
63 Pertemuan Kembali
64 Mariani Berulah
65 Pentas Seni
66 Tangisan Di Balik Sosok Mariani
67 Hari Yang Pilu
68 Tempat Peristirahatan Terakhir
69 Terbongkarnya Rahasia
70 Kekesalan Mahendra
71 Perasaan Alif
72 Rahasia Mahendra Dan Alif
73 Happy Birthday
74 Pergi Berlibur
75 Camping
76 Wanita Gila
77 Ikan Gosong
78 Ada Ariana
79 Demit
80 Kejadian Yang Menakutkan
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Pergi Ke Kota
2
Mendadak Tunangan
3
Resmi Tunangan
4
Hari Pertama Sekolah
5
Ijab Qobul
6
Mahendra Vs Alif
7
Pak Ilham Si Guru Killer
8
Pasutri Gaje
9
Ketahuan?
10
Pasutri Gaje Part II
11
Harimau
12
Cemburu Buta
13
Anggota OSIS
14
Hujan Petir
15
Tidur Bareng
16
Rencana Falisya
17
Di Ruang Olahraga
18
Cemburu
19
Pindah Ke Apartemen
20
First Kiss
21
Amarah Mahendra
22
Di Hukum
23
Dua Juta
24
Tragedi Kantin
25
Menghabiskan Harta Mahendra
26
Kedatangan Ibu Bapak Falisya
27
Mimpi
28
Perkara Cincin Hilang
29
Memotret
30
Bangun, Falisya!
31
Sadar
32
Terjatuh Ke lobang Yang Sama
33
Karena Kecoa
34
Ajari Berenang
35
Tragedi Dikolam
36
Ulah Kayla
37
Pentas Seni
38
Gue, Cinta Sama Lo!
39
Kembali Kedesa
40
Memulai Dari Awal
41
Mengumumkan Hubungan?
42
Resmi Pacaran
43
Dikunci Gudang
44
Balas Dendam
45
Balon
46
Tidur Di Kamar Sebelah
47
Pertukaran Pelajar
48
Keceplosan
49
Falisya vs Kayla
50
Kekesalan Mahendra
51
Di Bioskop
52
Belajar Make Up
53
Pertandingan Basket
54
Pertandingan Basket II
55
Rasa Cemburu Yang Mengebu
56
Bolos Sekolah
57
Sisi Lain Kenzo
58
Di Luar Negeri
59
Kedatangan Sepupu
60
Mahendra Vs Afdal
61
Tidak Bersemangat
62
Kembali Ke Negara Asal
63
Pertemuan Kembali
64
Mariani Berulah
65
Pentas Seni
66
Tangisan Di Balik Sosok Mariani
67
Hari Yang Pilu
68
Tempat Peristirahatan Terakhir
69
Terbongkarnya Rahasia
70
Kekesalan Mahendra
71
Perasaan Alif
72
Rahasia Mahendra Dan Alif
73
Happy Birthday
74
Pergi Berlibur
75
Camping
76
Wanita Gila
77
Ikan Gosong
78
Ada Ariana
79
Demit
80
Kejadian Yang Menakutkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!