PEMBALASAN SANG RATU

Di saat Raja Yun terlena dengan kelembutan selir barunya, di tempat lain ada sekitar 2000 orang prajurit yang tengah berlatih dengan sangat keras. Mereka bahkan hanya beristirahat beberapa jam saja dalam sehari, demi untuk bisa mencapai kesempurnaan dalam mendapatkan kekuatan dan kemampuan yang luar biasa, sesuai dengan yang diinginkan oleh majikannya.

Trang...

Trang...

Trang...

Ratusan pedang berkilatan, bersamaan dengan teriakan para prajurit yang tengah mengasah kemampuan mereka di bawah terik sinar matahari. Meskipun keringat mengucur dengan sangat deras membasahi seluruh tubuh, namun tidak melunturkan semangat mereka untuk terus berlatih dan menjadi yang terbaik.

Sementara di sisi lain, ratusan prajurit masih terus mengasah ilmu bela dirinya, mereka sama sekali tidak menyentuh satu senjata pun dan lebih fokus untuk meningkatkan kemampuan tulang dan juga kelincahan tubuh mereka.

Meskipun saat ini mereka berjuang tanpa adanya seorang pelatih, namun hal itu tak membuat para prajurit lalai dalam meningkatkan pondasi tubuh mereka. Bahkan terlihat sekitar 400 orang yang sengaja duduk bersila seolah tengah bersemedi, kedua tangan mereka disimpan di atas lutut menghadap ke atas, dengan mata terpejam.

Sementara beberapa sosok berpakaian hitam mulai berkelebat, satu persatu menampakan kakinya di atas tanah. Mereka mulai bergabung dengan para prajurit yang tengah berlatih. Bahkan mereka yang saat ini tengah bersemedi pun tak lepas dari serangan yang diarahkan dengan kecepatan mengerikan, namun pelatihan yang diberikan ternyata tidaklah sia-sia, meskipun dengan mata tertutup, telinga tajam mereka bisa merasakan adanya bahaya, sehingga bergerak dengan sangat cepat untuk menghindar, kemudian membangun kuda-kuda seraya membuka mata.

"Salam yang mulia..." ucap para prajurit itu dengan serempak, mereka menghentikan pelatihan sementara, hanya untuk bisa memberikan penghormatan terhadap sosok Ratu yang selama ini telah membantu perekonomian keluarga mereka, sekaligus membangun kekuatan besar, demi untuk bisa merebut kekuasaan dari raja yang berkuasa.

"Kalian terlihat sangat bersemangat, sepertinya kekuatan kalian juga sudah mulai meningkat. Aku benar-benar merasa bahagia dengan itu. Tingkatkan terus dan jangan pernah merasa puas, hanya karena kalian telah memiliki kekuatan yang luar biasa." ucap sosok berpakaian hitam itu seraya membuka topengnya dan tampaklah wajah cantik dari seorang wanita, meskipun tanpa riasan, namun benar-benar memancar dan penuh kharisma membuat siapapun tak berani menatap matanya.

"Baik yang mulia..." jawab para prajurit itu dengan penuh semangat, mereka tidak pernah mengeluh sedikitpun meski digembleng dengan penuh perjuangan panjang, karena melihat hasil yang selama ini mereka jalani, akhirnya tubuh mereka menjadi semakin kuat bahkan seluruh indra juga semakin peka.

"Aku ingin agar kalian semua siap dalam waktu 6 bulan ke depan. Beberapa orang di antara kalian bisa pergi untuk mencari tambahan prajurit, pastikan mereka merupakan orang-orang yang bisa dipercaya dan juga memiliki keinginan untuk maju. Dalam waktu 6 bulan, aku ingin merebut kekuasaan dari yang mulia raja demi kesejahteraan seluruh rakyat." ucap ratu Huang Lin Mei sambil mengepalkan tangannya.

Dia baru saja mengetahui sebuah kenyataan pahit, di mana sebelumnya sang ayah pernah menyelamatkan raja dan juga seluruh anggota keluarga istana, namun pada akhirnya dia dilenyapkan oleh orang suruhan dari Raja sendiri, akibat keputusan yang diberikan oleh raja terdahulu yang mengharuskan raja Yun untuk menikahinya, sehingga hal itu membuat dia kehilangan seluruh anggota keluarganya.

"Yang mulia, hamba memiliki banyak saudara. Bolehkah sekiranya mereka bergabung bersama pasukan kita?" tanya salah seorang prajurit sambil berjalan mendekat ke arah Ratu Huang Lin Mei.

"Kau bisa membawa mereka ke tempat ini, jika memang keselamatan seluruh anggota keluarga kalian nantinya akan dipertaruhkan, lebih baik jika mulai hari ini bangunlah rumah-rumah yang layak di tanah yang diberikan oleh raja, sebagai tempat tinggal yang baru untuk seluruh anggota keluarga kalian," jawab ratu Huang Lin Mei dengan sangat bijaksana.

Mata para prajurit langsung berkaca-kaca, ini pertama kalinya mereka memiliki seorang majikan yang begitu peduli dengan keluarga kecil. Bahkan raja yang berkuasa sedikitpun tak pernah menoleh ke arah rakyatnya, dia hanya tahu bagaimana caranya untuk memperluas wilayah dan juga membangun kekuatan, tanpa berpikir bagaimana cara untuk mensejahterakan rakyatnya.

"Terima kasih banyak yang mulia, atas kebaikan anda. Semoga yang mulia selalu dinaungi keberuntungan." ucapan prajurit itu dengan penuh ketulusan.

Mereka mulai membubarkan diri dan kembali untuk menjemput seluruh anggota keluarganya, ada beberapa kereta yang digunakan agar mengecoh para prajurit yang berjaga. Mereka sudah pasti harus menjamin keselamatan seluruh anggota keluarga, hingga bisa sampai di tempat yang telah ditentukan oleh Ratu Huang Lin Mei, tanpa menimbulkan kecurigaan dari para prajurit istana.

Akan lebih baik jika raja Yun tidak mengetahui rencana pemberontakan yang dijalankan oleh Ratu Huang Lin Mei, agar mempermudah mereka untuk menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Apalagi saat ini para pejabat dan pembesar istana juga turut andil, setelah mengetahui penghianatan yang dibuat oleh raja Yun terhadap keluarga mereka.

Apalagi kebencian yang kini semakin menggunung di hati rakyat, setelah menyaksikan sendiri perlakuan dari seorang raja yang tidak pernah adil terhadap orang lain. Dia hanya mencintai dirinya sendiri, tanpa memikirkan baik dan buruknya. Siapapun yang berani menentang perintah Raja, akan mendapatkan hukuman mati.

Kereta barang mulai berjalan satu persatu, para prajurit yang berjaga sama sekali tidak berani memberhentikannya. Apalagi setelah melihat lambang keluarga pejabat dan juga pembesar istana, mereka meyakini jika kereta-kereta itu membawa barang berharga ataupun dagangan milik para bangsawan dan juga saudagar kaya.

Akan sangat berbahaya jika mereka menghentikannya, bisa saja para pejabat dan pembesar istana itu akan melapor kepada raja, sehingga membuat para prajurit kehilangan pekerjaan.

"Apa yang kalian bawa?" tanya salah seorang prajurit istana.

"Apa kau tidak melihat lambang dari kereta yang kami bawa? Ini adalah beberapa herbal yang berasal dari kerajaan sebelah, seorang pejabat istana meminta kami untuk mengantarkannya dan dia mengatakan jika menggunakan kereta ini, maka tidak ada satu orang pun yang berani memberhentikan kami di tengah jalan." jawab sang kusir sambil melirik sinis ke arah prajurit itu.

"Sepertinya kau terlalu omong besar, hanya seorang kusir tapi berani melawan prajurit istana!" ucap prajurit itu sambil memelototkan matanya, dia pun segera menarik pedang dan berusaha untuk menekan si kusir. Namun salah seorang rekannya segera menghentikan, dia tidak ingin memiliki masalah dengan pejabat istana.

"Apa yang kau lakukan? Lepaskan dia, biarkan dia lewat," ucap prajurit itu.

"Dia telah menghinaku. Apa kau tidak melihat bagaimana cara dia tersenyum sinis padaku tadi?" tanya rekannya, namun prajurit itu segera membisikan sesuatu, hingga membuat rekannya langsung terdiam.

"Biarkan dia lewat, jika kau ingin memberinya pelajaran, maka tunggu saja sampai dia kembali dari rumah pejabat istana. Kita bisa menghadang mereka pada saat akan keluar dari wilayah kerajaan," bisiknya.

Prajurit itu pun tersenyum puas mendengar penjelasan dari rekannya, kemudian segera memberikan jalan agar kereta barang itu lewat. Namun sepertinya keinginan mereka hanyalah menjadi angin lalu, karena kusir itu tidak akan pernah keluar dari wilayah kerajaan. Dia bukan membawa herbal seperti yang diucapkannya, namun membawa beberapa anggota keluarganya yang akan dipindahkan menuju wilayah utara, sesuai dengan keinginan Ratu uang Lin Mei.

"Kau boleh pergi," ucap prajurit itu yang disambut dengan senyuman tipis sang kusir. Dia segera menarik tali kekang kuda, kemudian meninggalkan para prajurit itu untuk melanjutkan perjalanan.