Dipaksa Menikah Dengan Seorang Gay

Gerry pun menghampiri lusi dan mira.awalnya mereka enggan memberikan ponsel mereka,namun gerry memaksa dan sedikit mengancam mereka.

"Wah gila! teryata lo suka koleksi video po**o." pekik gerry terkejut, saat melihat isi galeri ponsel lusi.

Lusi tertangkap basah, dia menundukkan kepala merasa malu.gerry dan yang lainnya menggelengkan kepala,tak menyangka saja,jika seorang siswi SMA angkasa jaya bersikap tidak terpuji.

Kini giliran mira, gerry pun menghampiri dan mengambil ponselnya untuk di periksa.

"Buset dah,ni cewek juga sama!lo juga suka nonton video begituan!gue nggak nyangka,ternyata gaya elite akhlak sulit!" seru gerry,menatap remeh mira.

Gerry pun memberitahu keivano,jika tidak ada foto maupun video kanaya di ponsel mereka.keivano kembali menatap tajam giselle,yang terdiam di depannya.

"Sekarang lo ikut gue, ke ruang BK!" perintah keivano dengan nada beratnya.

"Nggak,gue nggak mau! sepertinya lo lupa,kalau lo nggak punya bukti yang kuat." Giselle tersenyum miring,menyilangkan kedua tangan di dada bersikap angkuh.

Sebelum keivano menjawab, terdengar suara giselle yang sengaja di rekam,di ponsel miliki gerry.tanpa giselle ketahui,jika percakapannya dengan galleo dan keivano telah di rekam.

Semua ini adalah bagian dari rencana mereka semua,untuk mencari pelaku yang sudah berbuat jahat pada kanaya.

"Kalian memang licik! jadi kalian sengaja jebak gue di sini, hah!" teriak giselle tidak terima.

"Heh nenek lampir! lo sendiri yang ke sini.jangan pura-pura deh, lo! kita semua sudah tahu niat busuk lo! jadi lebih baik sekarang lo ikut kita ke ruang BK." teriak gerry yang sudah geram kepada giselle.

Giselle menggeram marah,dia pun berusaha mengambil ponsel milik gerry. "sini ponsel,lo! hapus nggak!" teriak giselle lantang.

"Gue nggak bakalan biarin lo bebas! lo harus mendapatkan hukuman yang setimpal atas perbuatan lo sama kanaya!" Gerry mempertahankan ponselnya,agar tidak dapat di ambil oleh giselle.

Giselle yang menyerah pun terdiam.menatap tajam pada gerry dan yang lainnya.

"Kalian lupa siapa gue! kepala sekolah SMA ini adalah kakek gue, jadi percuma lo semua ngadu pada guru BK.dia nggak akan berani buat menghukum, gue." ucap giselle angkuh.

Keivano tersenyum miring,menatap tajam giselle yang menyombongkan dirinya.

"Lo juga pasti tahu, siapa pemilik sekolah ini!"

Giselle terdiam, dia pun menyadari kesalahannya bahwa kini dia sedang berhadapan dengan anak pemilik sekolah ini.dan sialnya,keivano terlihat berpihak kepada kanaya.

Giselle segera berpikir mencari jawaban yang tepat.

"Kei, sorry bukan maksud gue seperti itu.tapi gue mohon jangan bawa permasalahan ini ke ruang BK." Giselle mengiba, berharap keivano membatalkan niatnya.

"Kenapa? lo baru sadar, sedang berhadapan dengan siapa?" Keivano pun berbalik badan dan pergi keluar dari gudang tua itu.

"Bawa mereka ke ruang BK!"titah keivano kepada teman-temannya dan kemudian dia pun pergi dari sana tanpa menengok lagi ke belakang.

Gerry berserta temannya,menggiring giselle dan kedua temannya menuju ruang BK.kini giselle tidak bisa berkutik,semua orang sudah tahu kejahatannya selama ini.

Semua orang keluar dari gudang tua itu.mereka kini menuju ruang BK.giselle hanya berharap kakeknya bisa menolongnya.kedua teman giselle pun hanya bisa menangis, takut jika kabar ini sampai ke telinga orang tuannya.

Di ruangan BK semua orang berkumpul,di sana terlihat giselle dan kedua temannya terlihat gelisah dan ketakutan.

Seorang guru laki-laki berwajah garang dan berkumis tebal, menatap tajam ke arah giselle dan kedua temannya.kini matanya beralih menatap keivano dan yang lainnya.

" Yang lain boleh keluar!"seru guru itu,dengan suara beratnya.

"Loh pak, kita kan di sini juga mau bersaksi!" Gerry protes tak terima, dengan perkataan pak guru itu.

"Cukup keivano dan galleo saja.yang lainnya bisa keluar!" ujar pak guru BK tegas,tidak ingin di bantah.

Gerry dan yang lainnya pun pergi dari ruang BK.dengan hati yang kesal,mereka pun terpaksa keluar dari sana.

Kini di ruangan itu hanya ada beberapa orang saja.guru BK pun mendengarkan rekaman suara giselle dari ponsel milik gerry.dia pun menatap tajam ke arah giselle dan kedua temannya.

"Bapak tidak menyangka, kamu senekat itu giselle!" Guru BK pun menghela nafas kasar.

"Itu semua bohong pak! aku di jebak oleh mereka!" seru giselle membela diri.

"Di jebak? dengan bukti ini kamu masih bilang jika semuanya hanya jebakan!" tukas guru BK,menatap tajam ke arah giselle.

Di sisi lain, keivano dan galleo tersenyum miring.melihat giselle yang terpojok.

Sebelum guru BK kembali bersuara, pintu pun terbuka,seorang laki-laki paruh baya dengan wajah angkuhnya memasuki ruangan itu.matanya menatap giselle yang menatapnya dengan raut wajah senang.kemudian pandangan laki-laki itu beralih ke guru BK.

"Ada apa ini? kenapa cucu ku bisa masuk ke ruangan ini? apa yang sudah dia lakukan?" tanya laki-laki, yang menjabat sebagai kepala sekolah itu.

"Kek,tolong aku! aku di fitnah, kek.aku tidak melakukan apapun, mereka menjebak ku.tolong aku, kek!" rengek giselle menatap kepala sekolah penuh permohonan.

Keivano dan galleo merasa geram, melihat sikap giselle yang berusaha memutar balikkan fakta.

"Maaf bapak kepala sekolah,cucu Anda memang sudah melakukan hal tidak terpuji,pada siswi bernama kanaya.dia merupakan anak baru di sekolah ini.bila anda tidak percaya maka saya punya buktinya."

Bapak kepala sekolah itu mengernyitkan dahi, saat mendengar nama kanaya.setahu dia, pemilik sekolah ini yang mendaftarkannya waktu lalu.dia pun segera meminta guru BK,untuk memutar rekaman suara giselle di ponsel milik gerry.

Kepala sekolah menatap tajam giselle dan kedua temannya.dia mengeraskan rahangnya,amarahnya kian memuncak setelah yakin,jika rekaman di ponsel itu memang suara cucunya.

"Kek,aku mohon jangan percaya pada mereka.rekaman itu bohong kek, aku di jebak kek!" teriak giselle menghampiri kepala sekolah yang hanya terdiam.

Sekilas mata kepala sekolah, menatap keivano yang sama-sama sedang melayangkan tatapan tajamnya.dia pun menghela nafas kasar,mengetahui jika situasinya sangat rumit, apalagi kini dia harus berhadapan dengan anak pemilik sekolah ini.bisa-bisa posisinya di sekolah ini terancam.

"Berikan hukuman yang setimpal kepada mereka bertiga!dan kamu giselle,kakek harap ini terakhir kalinya kamu berbuat hal yang memalukan seperti ini!" Kepala sekolah meninggalkan ruang BK, tanpa menoleh lagi pada giselle.

Melihat sikap kakeknya,giselle menggeram marah. "semua ini gara-gara lo, cupu! lihat saja gue nggak akan biarin lo hidup tenang! selama lo masih bersekolah di sini, gue akan buat hidup lo lebih menderita!" batin giselle marah.

"Baiklah,sesuai keputusan sekolah. kalian di skor selama satu minggu." ujar guru BK tegas.

Mata giselle dan temannya terbelalak, setelah mendengarkan keputusan guru BK.

"Nggak bisa gitu dong pak!" teriak giselle tidak terima. "Kalian berdua, jangan diam saja! bantu gue ngomong!" Menatap kedua temannya yang hanya terdiam saja.

"Kalian harusnya bersyukur, pihak sekolah masih memberikan keringanan pada kalian. dan seharusnya kalian sudah di keluarkan bahkan mungkin kalian bisa saja masuk penjara,jika saja korban bully melaporkan tindakan kalian ke pihak yang berwajib.jadi sekarang saya minta kalian jalani hukuman kalian, dan saya berharap kejadian ini untuk yang terakhir kalinya.khususnya untuk kamu giselle!" ujar guru BK panjang lebar, kemudian meninggalkan ruangan yang di ikuti oleh keivano dan galleo dengan menatap remeh ke arah giselle.

Giselle mengepalkan tangan."Awas saja cupu! gue berjanji akan membuat lo,menderita lebih dari ini!"gumam giselle penuh amarah dan penekanan.