Gadis polos yang berasal dari desa itu bernama Sri, karena tuntutan keadaan dan di jerumuskan temannya dia menjadi simpanan seorang sugar daddy yang memberinya berbagai kemewahan. Terlena dengan duniawi dan perhatian sang sugar daddy membuat Sri lupa diri dan ingin memiliki pria yang telah mempunyai anak dan istri itu. Bagaimana kisah selanjutnya? mari ikuti kisahnya,,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon teteh lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal kehancuran
Sri yang buta hukum dan belum pernah berurusan dengan hukum seumur hidupnya itu hanya bisa patuh saat kedua orang yang mengaku jika mereka konsumen toko yang di tipu itu mengintimidasinya di depan para petugas yang seharusnya menjadi penengah permasalahan mereka namun malah ikut memojokkan Sri dan terlihat seolah memihak pada dua orang pelapor itu, entah karena Sri terlihat gugup dan ketakutan saat di interogasi di sana sehingga mereka menyimpulkan jika ketakutan Sri karena rasa bersalahnya, atau oknum polisi itu memang ada main di belakang dengan kedua orang yang melapor itu, karena semua terasa begitu jelas keberpihakan petugas itu, keterangan Sri bahkan selalu di bantah dan tidak di dengar sehingga dengan mudahnya Sri langsung di tetapkan sebagai tersangka dalam kasus yang di laporkan kedua pria tadi, terlebih entah dari mana asalnya kedua pria itu pun mempunyai bukti bukti berupa resi penerimaan daging oplosan yang di tandatangani Sri sebagai penanggung jawab toko, hal itu semakin membuat posisi Sri sulit saat ini.
"Anda akan tetap berada di sini dalam 1x24 jam atau sampai ada pengacara atau pihak yang mau menjamin ada agar keluar dari sini." ujar petugas itu menjelaskan.
"A-apa itu artinya saya di tahan, pak?" ujar Sri dengan suara bergetar menahan tangis akibat ketakutan.
Sudah hampir tiga jam lamanya dia di periksa di kantor polisi Fajar maupun Regan tidak juga kunjung datang menyusulnya, padahal tadi Esther mengatakan akan segera menghubungi Fajar untuk menyusulnya ke sana, sementara ponselnya tidak sempat dia bawa karena tadi dia di seret paksa oleh kedua orang itu ke kantor polisi.
"Jika tidak ada yang menjamin anda, terpaksa anda harus tetap berada di sini untuk mempertanggung jawabkan perbuatan anda yang telah merugikan pelapor, selain itu anda juga di tuduh dengan pasal penipuan dan perlindungan konsumen atas tindakan curang yang anda lakukan." terang polisi itu semakin membuat hati Sri ciut.
*
Waktu sudah menunjukkan hampir pukul 12 malam saat Regan tiba di apartemen sepulangnya rapat dari luar kota, langkahnya begitu lebar saat hendak menuju ke kamar guna menemui gadis polos yang di rindukannya yang sejak tadi siang tidak bisa di hubungi itu, tadinya tidak ada kecurigaan karena Regan mengira jika Sri sedang sibuk bekerja, hanya saja saat dirinya mencoba menelpon ke toko untuk mencari tau keberadaan Sri, ternyata tidak ada yang tau dimana gadisnya itu, karena mereka tidak melihat wakil kepala toko itu di ruangannya sejak tadi siang pergi bersama dua orang pria dan tidak kembali lagi, hal itulah yang membuat Regan terburu buru pulang ke apartemen, karena mengira jika Sri sudah pulang, sementara Fajar dia tugaskan untuk ke toko mencari tau apa yang terjadi, sejak dalam perjalanan tadi dia memang selalu merasa tidak enak hati, seperti ada sesuatu yang mengganjal namun tidak tau apa.
Tidak ada satupun ruangan apartemen yang Regan lewati saat mencari keberadaan kekasihnya itu, namun sayangnya Sri tidak ada di sudut manapun di tempat itu, membuatnya kini kebingungan, tak selang berapa lama Fajar datang menyusulnya kesana.
"Ponsel Lestari masih berada di laci meja kerjanya, tidak ada yang tau juga kemana dia pergi." ujar Fajar seraya menyodorkan ponsel keluaran terbaru yang beberapa waktu lalu sengaja Regan belikan untuk Sri.
"Bagaimana dengan rekaman cctv?" tanya Regan.
"Rekaman cctv ruang kantor error seharian, sehingga tidak bisa melihat apa yang terjadi." lapor Fajar.
"Error?" Regan mengernyit ragu.
"Ya, anehnya hanya cctv yang di kantor saja, sementara di tempat lain aman semua, tapi saya juga menemukan rekaman ini." Fajar memutar sebuah video dari ponselnya yang menunjukkan Sri sedang berjalan bersama dua orang pria lantas masuk ke dalam sebuah mobil di parkiran samping toserba.
"Kita harus lapor polisi, aku merasa jika ada yang tidak beres dengan semua ini." Regan mulai panik, selain karena keberadaan Sri yang sampai saat ini belum di ketahui dimana, dia juga di buat bertanya tanya siapa dua pria yang pergi bersama gadisnya itu, sementara selama ini Sri selalu mengatakan jika dia tidak punya siapa siapa yang dia kenal di Ibukota selain dirinya dan temannya yang telah membawanya ke sana sekaligus menjerumuskannya itu.
"Tapi laporan kehilangan baru bisa di proses jika Lestari sudah menghilang selama 2x24 jam."
"Lalu apa kita hanya berdiam diri saja? Apa kau mau bertanggung jawab jika terjadi apa apa padanya?" sewot Regan.
"Saya akan mencari tau sekali lagi di toko, barangkali ada petunjuk lain" kata Fajar sebelum bosnya semakin murka.
Namun baru saja Fajar melangkahkan kakinya beberapa langkah, pria muda itu buru buru berbalik dengan wajah panik sambil sekali lagi memperlihatkan layar ponselnya ke hadapan Regan.
"Lihatlah berita ini Tuan?" Fajar setengah berteriak.
Rupanya asisten andalan Regan itu memperlihatkan sebuah artikel berita yang di kirim oleh beberapa temannya tentang toserba mereka yang kedapatan menjual daging oplosan. Tak selang berapa lama ponsel Regan pun beberapa kali berbunyi, rupanya dia juga mendapatkan link berita yang sama dari beberapa kolega bisnisnya, berita dengan judul toserbanya yang bermain curang rupanya sudah viral hanya dalam beberapa menit saja, ribuan netizen bahkan menyerang toserbanya dengan berbagai komentar buruk dan sadis, ada yang meminta toserbanya di tutup, di tuntut, bahkan lebih sadis ada yang meminta toserba itu di bakar saja karena merugikan dan menipu konsumen.
Tentu saja hal ini membuat kepala Regan semakin teras panas dan terasa mau pecah di buatnya, toserba yang di dirikan dan di kelola sang ibu sejak belasan bahkan puluhan tahun lalu itu kini malah tercoreng namanya, padahal toserba mereka terhitung lumayan terkenal karena mampu bertahan dari masa ke masa dengan mempertahankan konsep menjual barang barang halal dan berkualitas tinggi, namun hanya dalam sekejap saja semua hancur, bahkan Regan sedang memperluas dan merenovasi toserba itu agar semakin besar, namun belum juga semuanya berjalan, malah sudah di terpa masalah seperti ini.
Membaca artikel berita lain yang menyebutkan jika salah satu pihak penanggung jawab Toserba sudah di amankan polisi, membuat Regan terlonjat, "Lestari,,," teriaknya sambil bergegas pergi setengah berlari menuju basement apartemen, dia sangat yakin jika Sri adalah orang yang di sebut sebut di tahan polisi sebagai penanggung jawab itu.
Benar saja, kaki Regan terasa lemas dengan hati yang mencelos hebat saat mendapati Sri sedang duduk sendiri di ruang interograsi sambil menangis tersedu, sebelumnya petugas polisi menunjukkan dimana keberadaan Sri setelah Regan dan Fajar mengkonfirmasi tentang penanggung jawab toko yang di tangkap mereka.
"Mas,,," tangis Sri pecah seketika saat Regan datang dan memeluknya, gadis itu sesenggukan di dada Regan.
"Sudahlah,,, aku sudah ada di sini, semua akan baik-baik saja, maaf aku terlambat menjemput mu." Regan menenangkan.
Menjelang dini hari semua berkas pemulangan Sri dari kantor polisi akhirnya selesai dan gadis itu bisa pulang bersama Regan, saat mereka berdua memasuki mobil untuk pulang, dari tempat lain tampak sepasang mata memperhatikan gerak gerik mereka sejak tadi, bahkan sepertinya sudah mengikuti Regan sejak pria itu baru kembali dari luar kota, tatapan mata yang jelas terlihat sorot kebencian,marah dan penuh dendam.
"Ini akan menjadi awal kehancuran mu, Regan!" gumamnya dengan pandangan mata yang tidak lepas mengikuti tindak tanduk Regan dan Sri saat itu.