NovelToon NovelToon
Derita anakku

Derita anakku

Status: tamat
Genre:Tamat / Single Mom / Janda
Popularitas:389.5k
Nilai: 5
Nama Author: Redwhite

Sepeninggal suami, Nani terpaksa harus bekerja sebagai seorang TKW dan menitipkan anak semata wayangnya Rima pada ayah dan ibu tirinya.

Nani tak tau kalau sepeninggalnya, Rima sering sekali mengalami kekerasan, hingga tubuhnya kurus kering tak terawat.

Mampukah Nani membalas perlakuan kejam keluarganya pada sang putri?

Ikuti kisah perjuangan Nani sebagai seorang ibu tunggal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redwhite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesialan Dibyo

Nina membelikan semua kebutuhan putrinya, tidak main-main Nina dalam memberikan semuanya, ponsel terbaru, laptop terbaru, bahkan perlengkapan sekolah Rima di berikan oleh Nina yang terbaik.

Semua ia lakukan demi menebus rasa bersalahnya, Rima bahkan sempat menolak karena Nina bahkan memberikannya sepeda listrik.

Bagi Nina semua itu tak sebanding dengan kebahagiaan putri semata wayangnya.

Setelah puas berbelanja, Nina mengajak sang putri ke rumah sakit, untuk mengetahui keadaan sang putri.

Ia takut sang putri mengalami kekerasan sek*su*al, meski mungkin hanya perasaannya saja.

Namun ia bertekad mencari bukti, ia tau keluarga tirinya pasti akan tetap merecoki kehidupannya, jadi dia akan menggunakan hasil tes untuk membungkam mereka.

Nina mengajak putrinya ke spesialis anak, di sana Nina meminta Rima menceritakan segala kelakuan keji keluarganya.

Dokter memeriksa semua tubuh Nina, Dokter perempuan itu terenyuh melihat banyaknya luka lebam di tubuh Rima.

Bahkan sang Dokter memastikan jika Rima mengalami gizi buruk.

"Hasil visum bisa ibu dapatkan sekitar tiga hari ya Bu. Saya juga akan meminta ibu konsultasi kepada ahli gizi dan psikiater di rumah sakit ini, selain fisik saya yakin mental ananda Rima juga pasti terkena," jelas sang Dokter.

"Saya akan lakukan apa saja untuk anak saya Dok, terima kasih. Tapi, tidak ada tanda-tanda kekerasan se*k*su*al pada anak saya kan Dok?" tanya Nina khawatir.

"Beruntungnya ananda Rima ngga mengalaminya Bu," jawaban sang Dokter membuat Nina sedikit lega.

Setidaknya masa depan Rima masih bisa di selamatkan, pikirnya.

Keduanya lantas pulang setelah hari mulai malam, raut wajah Rima memancarkan kebahagiaan saat ini, yang paling di syukurinya adalah sang ibu yang tak akan meninggalkannya lagi.

.

.

Di kediaman Tyas, wanita itu masih saja kesal karena sekarang harus menampung ibu, adik dan ayah tirinya.

"Pak! Bapak kan bapaknya Nina, mending bapak datang ke rumah Nina minta makanan sama anak bapak. Liat kan bapak di rumah ngga ada makanan," ketusnya.

"Bener kata Tyas pak, sebaiknya bapak datang ke Nina minta uang kalau perlu, bapak kan orang tuanya, jangan kalah dong sama anak! Nina itu harus berbakti sama bapak!" tambah Titik ikut menyudutkan Dibyo.

Dibyo bingung, tentu saja dia ada rasa takut ke rumah putrinya, karena bagaimana pun dia juga memiliki salah pada sang cucu, tapi melihat keluarga istrinya yang memojokkannya, nyalinya juga menciut, ia takut di usir oleh Tyas.

"Bapak jangan lupa cuciin baju aku, jangan mau numpang doang!" perintah Tyas membuat Dibyo membelalak tak percaya.

"Bapak nyuci Yas? Kamu bercanda kan Yas? Bapak mana pernah nyuci Yas," kekeh Dibyo berusaha meredam kegusarannya.

Tyas menatap dengan tajam lelaki paruh baya yang telah lama menjadi ayah tirinya.

"Bapak pikir aku bercanda? Dulu kan si Rima yang biasa nyuci bajuku, karena ngga mungkin nyuruh anak itu lagi, gantilah bapak yang nyuci!" ujar Tyas ketus.

Dibyo menoleh pada sang istri, berharap sang istri mau membelanya. Sedari dulu saat bersuamikan ibunya Nina dia tak pernah melakukan pekerjaan perempuan, tapi sekarang dengan tega anak tirinya memintanya untuk mencuci.

"Kenapa bapak liatin ibu? Jangan harap ibu mau nolong ya pak! Bapak harusnya sadar diri, jangan cuma mau numpang aja di rumah anakku, udahlah ngga ngasih duit, terus mau ongkang-ongkang kaki aja?" gerutu Titik yang justru membuat Dibyo sedih.

"Ayo bangun, lagian ini juga demi kesehatan bapak, badan bapak kan terlalu gendut, kerjaannya makan tidur aja, makanya gerak biar sehat!"

"Kalau gitu bapak lebih baik olah raga pagi sama senam di balai desa Yas, pasti bapak sehat," sergah Dibyo.

"Alah, ngga usah sok-sokan pak, buruan! Nanti makin numpuk baju kotornya!" titah Tyas tanpa perasaan.

Dibyo bangkit mengikuti anak tirinya menuju halaman belakang, rumah ini adalah hasil dari uang penjualan rumah Nina dulu, tapi anak tirinya memperlakukannya dengan sangat keterlaluan.

Lelaki paruh baya yang sangat tergila gila dengan Titik menatap tak percaya pada tiga ember penuh cucian di hadapannya.

"Ka-kamu berapa hari ngga nyuci Yas?" lirihnya.

Tyas tersenyum meremehkan saat menatap wajah ayah tirinya yang pias.

"Tiga hari doang kok pak. Sikat yang bersih ya pak, awas kalau masih kotor!"

Dibyo duduk di bangku menatap penggilasan, sabun dan juga sikat di depannya.

Ya Allah, kenapa hidup hamba jadi seperti ini? Nina ... Tolong bapakmu nak.

Dibyo mencuci ala kadarnya karena memang dia tak pernah mencuci seumur hidup, sebagai seorang laki-laki saat masih bujangan pun adik dan ibunya yang mencuci pakaiannya.

Mereka masih menganut jika anak laki-laki adalah raja yang harus selalu di perlakukan spesial dan tak boleh mengerjakan pekerjaan wanita.

Dibyo sedih mengingat kehidupan bahagianya, dia mengingat kalau dulu Nina pernah melarangnya menikahi Titik.

Perangai Titik yang mata duitan membuat Nina tak menyukai istrinya. Namun karena cinta dan perasaan menggebu ingin memiliki wanita itu, dia tak memedulikan penolakan sang anak.

Dia bahkan mengabulkan permintaan Titik yang harus menyelenggarakan pernikahan selayaknya anak muda.

Dibyo yang hidup hanya mengandalkan uang dari Nina, memaksa Nina menuruti keinginannya. Bahkan dia meminta Nina untuk menjual rumah mereka.

Namun karena banyak kenangan di sana, Nina dan suaminya memutuskan untuk membeli rumah itu.

Sayangnya kebaikan Nina tak di balas oleh Dibyo, karena hingga saat ini Nina tak pernah mengganti nama di sertifikat, Dibyo berlaku semena-mena demi menuruti keinginan istri barunya.

Apa ini hukuman untukku ya Allah, apa lebih baik aku kembali ke rumah Nina? Mau tidak ya dia menerimaku?

Brukk

Tiba-tiba Yanto datang melemparkan pakaian ke bak pakaian, membuat airnya muncrat ke arah Dibyo.

"Ya Allah To, yang sopan toh ya, kamu ngga lihat bapak lagi nyuci?" gerutu Dibyo.

Yang membuat Dibyo kesal, ternyata di bak terakhir berisi pakaian dalam keluarga anak tirinya.

"Alah pak, gitu aja ngeluh, jangan ngelunjak pak, numpang ya tahu diri," ejek Yanto.

Merasa kesal karena di perlakukan semena-mena, Dibyo bangkit hendak meninggalkan pekerjaannya dan memilih kembali ke rumah anak kandungnya.

Dia yakin sang putri tak akan tega mengusirnya lagi, biarlah dia dan sang istri berbeda tempat tinggal, setidaknya mereka masih bisa bertemu pikirnya.

Sayangnya, baru melangkahkan kaki, Dibyo terpeleset karena lantai yang licin.

"Aduh Bu, tolong," pekiknya.

Titik dan anak-anaknya yang sedang bersantai di ruang keluarga terkejut mendengar teriakan Dibyo.

"Pak, ya Allah gusti kamu ngapain pak?" ujar Titik yang panik tapi ingin tertawa juga melihat sang suami yang jatuh terlentang.

"Tolongin bapak Bu, gusti pinggang bapak sakit Bu," rengek Dibyo.

"Kakung ngapain? Mau tiduran jangan di situlah," ejek Ziva.

Titik berusaha membantu Dibyo, sayangnya karena badan Dibyo yang besar membuatnya kewalahan.

"Yanto mana Yas, tolongin bapakmu ini loh, ke mana sih!" gerutu Titik.

"Tau tuh, abis mandi langsung keluar, mau narik lagi kali!" jawab Tyas malas.

Mau tak mau Titik, Tyas dan Dita bergotong royong membangunkan Dibyo.

"Aduh Bu sakit semua Bu," lirih Dibyo.

"Gimana sih Pak, kerjaan belum kelar juga, terus siapa ini yang nyuci!" ketus Tyas.

"Ya Alah Yas, bapak ngga sanggup, tulang bapak sakit banget," Rengek Dibyo

.

.

.

Tbc

1
Dwi Rita
ceritanya bagus. recomended
Nyai Omi
/Shy/
Nyai Omi
lanjut
Nyai Omi
/Smile/
Nyai Omi
iya ksian skli sllu d jahati
Nyai Omi
jahat skli mereka
Nyai Omi
g ada akhlak nya tu ibu tri nani
Muji Lestari Tari
Budi oh budi
Muji Lestari Tari
manusia aneh
Muji Lestari Tari
aduh bikin emosi
Muji Lestari Tari
aduh main dukun
Muji Lestari Tari
jangan mau nin
Muji Lestari Tari
keluarga toxic nggak ada lawan
Muji Lestari Tari
Dibyo gila
Muji Lestari Tari
makin nggak jelas ni orang
Muji Lestari Tari
Dibyo bodoh
Muji Lestari Tari
Yanti ni pelakunya
Muji Lestari Tari
kapok
Muji Lestari Tari
mada sih Anan SMP dah berani gituan
Muji Lestari Tari
keluarga toxic
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!