Brielle dibuang keluarganya saat masih bayi dan ditemukan kembali setelah bertahun-tahun, namun diperlakukan sangat buruk. Hingga akhirnya dia menemukan sebuah rahasia besar dibalik alasan dia dibuang sejak bayi. Dia bahkan dibenci oleh orang tua dan saudara-saudaranya. Mereka lebih menyayangi anak angkat yang licik dan manipulatif.
Untuk meluapkan kebencian mereka, saudara laki-lakinya sengaja menyertakan Brielle dalam sebuah program televisi untuk menyingkirkannya. Dalam variety show yang disiarkan secara langsung, para tamu kehilangan kontak dengan tim program. Perla yang terkenal sebagai selebriti yang baik hati dan lemah lembut mencoba untuk mengisolasi Brielle Camelia.
Saat menghadapi pengganggu, Brielle menyerang semua orang tanpa pandang bulu. Ia melepaskan diri di dalam hutan, mengaum bak singa, mengguncang akar pohon yang merambat, merangkak, mencuri pisang dari monyet, memukuli setiap hewan yang ditemuinya. Namun dia tidak tahu bahwa hutan itu penuh dengan kamera tersembunyi. Segala sesuatu yang terjadi di hutan direkam oleh kamera dan disiarkan secara langsung.
Brielle membalas semua perlakuan buruk keluarganya dan bahkan menghancurkan mereka dengan cara yang luar biasa. Seorang pria tampan dan kaya, ternyata selalu mendukungnya di balik layar. Bagaimanakah kisah akhir Brielle? Rahasia apa yang ditemukannya? Akankah dia memiliki akhir yang indah dan menemukan cinta sejati setelah dendamnya terbalaskan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meta Janush, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18.
BANG…..BANG…….Ahhhhhhhhhhhhh…….Brielle menendang mereka berdua dengan kekuatan penuh. Jackson dan Austin terlempar jauh dan jatuh ke tanah dengan kondisi mengenaskan. Quinsha gemetar ketakutan melihat pemandangan didepan matanya, kayu ditangannya terjatuh.
Melihat tatapan membunuh dimata Brielle, dia tidak mau melangkah maju dan langsung berjongkok ketakutan. Tak ada seorangpun yang menghentikan Brielle, dia melangkah menghampiri Perla. Melihat Brielle yang semakin mendekat, Perla semakin ketakutan dan tubuhnya gemetar.
“Bang Jordan…..” jerit Perla. Jordan membuka kedua lengannya untuk melindungi Perla. Namun belum sempat dia bertindak, Brielle sudah menendangnya.
BUK!!!!!!! Jordan terpental dan memegangi perutnya yang terkena tendangan keras Brielle. Wajahnya memucat menahan rasa sakit. Perla sangat ketakutan, sekujur tubuhnya gemetaran. Dengan suara bergetar dia berkata, “A……aku kembalikan padamu. Jangan pukul aku! Ku….ku….kukembalikan……”
“Terlambat!” dengus Brielle. PLAK! PLAK! Briellee mengangkat tangannya lalu menampar wajah Perla di kedua sisi kanan dan kiri. Perla ditampar sangat kuat sehingga tidak bisa mengeluarkan suara. Dia merasakan kepalanya berdengung dan pusing. Wajah Perla membengkak.
Brielle menatap tangannya yang baru saja menampar Perla lalu dia mengusapkan tangannya ke pakaian Perla dengan jijik. Setelah itu dia mendorong Perla seolah membuang sampah. Perla terjatuh ke tanah tanpa perlawanan. Sedangkan Brielle malas berurusan dengan orang-orang itu dan segera mengemas barang-barangnya.
Dia mengumpulkan semua barang-barang yang berserakan ditanah dan memasukkan kedalam tas ransel. Dia juga melipat kasur dan tendanya. Dia melihat krim anti nyamuk sudah habis dipakai setengahnya.
Brielle hanya bisa menggelengkan kepalanya, ‘Perla benar-benar bodoh. Dia memakai semua krim anti nyamuk? Dasar otak bodoh!’
Brielle sangat marah, sebelum dia meninggalkan tempat itu dia melampiaskan kemarahannya lagi pada Perla dengan menendangnya, “Sialan! Kalau membunuh tidak melanggar hukum, sudah kubelah kepalamu untuk melihat isi otakmu. Bodoh dan menjijikkan!”
“Brielle, hentikan! Kau sudah memukuli Perla sampai babak belur begitu dan kau masih menghajarnya? Kenapa kau jahat sekali?” teriak Jordan yang tak tahan melihat kondisi Perla yang sudah babak belur.
“Diam kau! Kalian berdua cuma sampah!” Brielle menendaang Jordan membuat pria itu menjerit kesakitan. Dia meringkuk di tanah dan kepalanya menghantam batu. Wajah Jordan memucat menahan sakit luar biasa. Brielle hanya menatapnya jijik dan mendengus lalu pergi dari tempat itu.
Dia kembali ke tempatnya semula. Memasang kembali tenda dan kasur lipat lalu dengan santai berbaring didalam tenda. Penonton yang masih mengikuti siaran langsung pun kemballi heboh. Para penonton semakin bersemangat mendukung Brielle dan melemparkan sumpah serapah kepada peserta lain.
Hanya dalam beberapa jam saja setelah pimpinan acara dan para staffnya pergi, reputasi Perla merosot drastis. Namun tak satupun dari peserta yang mengetahui semua kehebohan diluar sana. Gelombang hujatan dan makian ditujukan pada Perla, Jordan, Quinsha, Jackson dan Austin.
Perla mulai tersadar setelah kepergian Brielle dan melihat Jordan yang mengenaskan. Dia langsung berlari menghampiri dan melemparkan diri kedalam pelukan Jordan. “Bang Jordan……sa….sakit sekali. Brielle memukuliku dengan kuat dan brutal. Lihatlah wajahku rusak ditamparnya.”
Dengan suara manja dan polos, Perla berkata lagi, “Uhuuuuuuuu sepanjang hidupku belum pernah aku diperlakukan seperti ini. Bang Jordan, kau harus membalaskan dendamku uhuuuu uhuuuuu.” tangis Perla pun pecah dan membuatnya terlihat sangat menyedihkan.
Jordan merasa tertekan dan tak berdaya melihat kondisi Perla. Dia memeluknya dan berkata, “Jangan khawatir, Perla. Aku tidak akan membiarkanmu menderita sia-sia! Aku pasti akan membalaskan untukmu.”
“Baiklah. Pergi sekarang dan balaskan dendamku.” ucap Perla tak sabar.
“Tidak….aku tidak bisa balas dendam sekarang. Brielle seperti orang gila dan jika aku berbicara padanya pasti dia akan menghajarku lagi.” ucap Jordan merasa tak senang. Dia tidak bisa melawan Brielle setelah melihat kemampuan bertarung gadis itu. Jika dia membalas dendam sekarang, pasti dia akan dihajar habis-habisan oleh Brielle.
Perla menangis dan berpura-pura bersikap manja. Jordan tak tahan melihat Perla yang menyedihkan, dia pun berkata, “Perla, kau adalah kesayangan keluarga Galasti. Kami tidak akan membiarkanmu diperlakukan semena-mena. Ketika kita pulang nanti, aku pasti akan membalaskan untukmu.”
Jordan membelai kepala Perla dengan lembut. Dia berusaha menenangkan Perla dan membujuknua agar berhenti menangis, “Sudahlah jangan menangis lagi. Melihatmu menangis begini membuatku sedih.”
Bujukan Jordan mampu membuat Perla berhenti menangis dan merasa senang didalam hatinya. Meksipun dia cuma anak angkat, memangnya kenapa? Kedua orangtua dan saudara laki-lakinya lebih menyayanginya dibandingkan Brielle.
Mereka akan melakukan apa saja untuk menyenangkan hatinya. Mana mungkin Brielle bisa mengalahkannya dalam hal ini.
Ruang siaran langsung kembali dihebohkan oleh komentar penonton. Komentar-komentar pedas dan sindiran tertuju pada Perla dan Jordan. Semakin banyak orang yang membenci kedua bersaudara itu. “Karakter Perla sangat buruk. Dia pencuri! Dia tidak hanya mencuri barang milik Brielle tapi juga mencuri identitasnya.”
“Selama ini kita tidak melihat watak aslinya. Entah berapa banyak yang direbutnya dari Brielle! Brielle harusnya menghajarnya lebih parah! Perla layak dipukul sampai babak belur dan wajahnya rusak!”
“Hahahaha aku merasa lucu sekali. Dulu Perla selalu berpura-pura baik dan polos. Tapi lihatlah sekarang, dia bahkan meminta Jordan untuk membalaskan dendam pada Brielle. Perla jahat sekali, dia bukan orang yang baik! Sejak lama aku tahu dia hanya berpura-pura dan sekarang dia memperlihatkan watak aslinya.”
“Perla, kau penyihir jahat! Hatimu dipenuhi kebencian dan iri hati! Cuihhhh kau sungguh menjijikkan! Pergi mati saja kau di neraka!”
“Lihatlah pasangan abang adik itu. Setelah acara ini selesai, aku tidak mau melihat wajah mereka muncul di TV lagi! Sungguh menjijikkan!”
“Benar-benar menjijikkan! Aku tidak mau melihat kedua orang itu lagi dimasa depan. Aku tidak tahan menonton orang-orang menjijikkan itu. Sampai jumpa besok, aku tidak mau menonton lagi.”
Sementara di layar TV tidak terlihat lagi sosok Brielle, karena penonton tidak lagi melihat Brielle muncul dilayar TV maka mereka pun tidak menonton lagi. Jumlah penonton online yang tadinya mencapai 120 juta kini tersisa setengah sejak Brielle masuk ke dalam tenda dan tidur. Sejam kemudian, hanya tersisa beberapa ribu penonton saja.
Pimpinan acara melihat ke jumlah penonton yang tersisa. Dia berpikir sejenak lalu dia tersenyum, sebuah ide cemerlang muncul dibenaknya, “Kirim seseorang besok untuk mencuri tenda Brielle.”
Untuk menjaga keamanan para peserta, pimpinan acara menempatkan beberapa orang terlatih di hutaan belantara itu. Para tentara terlatih itu bersembunyi dihutan dan mengawasi dari jauh. Jika ada peserta yang berada dalam bahaya, maka tentara khusus akan datang menyelamatkan mereka dan membawanya keluar.
“Kenapa harus mencuri tenda milik Brielle?” tanya seorang staff.
“Kalau Brielle tidur didalam tenda, maka tidak akan terekam. Lihatlah jumlah penonton menurun setelah Brielle menghilang didalam tenda. Para penonton lebih tertarik melihat Brielle.” jawab pimpinan acara.
