Raka Chandra Wijaya, merasa bersalah dengan apa yang saat ini dia lakukan terhadap istrinya. Dia memiliki anak dengan wanita lain, karena kesalahan satu malam yang dilakukannya. Seharusnya, dia jujur dari awal pada Yuna Dafhina Aryadi agar wanita yang sangat dicintainya itu tidak pergi. Sayangnya, Raka terlambat mengatakan kebenarannya pada sang istri. Alhasil, Yuna pergi meninggalkan dirinya sembari meninggalkan surat perceraian mereka. Tapi, Raka tidak menyerah dia ingin kembali pada sang istri apapun yang terjadi. Apakah Raka berhasil mendapatkan cinta Yuna kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A-yen94, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
~18~
"Tante beneran nggak marah sama Yudha?"
Yuna, menatap wajah anak yang begitu mirip dengan suaminya tersebut. Dia kemudian, mengusap lembut surai hitam milik anak itu.
"Tante minta maaf, dulu sempat kesal sama kamu. Tapi, setelah Tante merenung selama dua minggu, Tante sadar. Kamu enggak salah Yudha, yang salah itu Ibu dan suami Tante. Aih, sudah ya Tante mau kembali bekerja. Aryo, jaga Yudha baik-baik dan jangan beritahu Raka kalau kita makan bareng bertiga!"
"Baik Bu, saya akan menjaga rahasia ini!"kata Aryo menganggukkan kepalanya.
Yuna menghela napasnya" Yudha, Tante minta tolong sana kamu. Jangan beritahu Papa mu tentang hari ini, Tante tidak ingin masalah ini semakin panjang!"
"Loh, kenapa Tante?Setiap hari Papa selalu mengurung diri di kamar dan, selalu berbicara sendiri sambil memperhatikan foto Tante. Kenapa Tante enggak mau ketemu Papa?"Yudha memberondong Yuna dengan pertanyaannya.
"Aih, kamu masih kecil Yudha. Tidak akan mengerti, ini urusan Tante Yuna, dan kedua orang tua kamu." jawab Yuna sembari mencubit pipi Yudha.
"Tapi---"
" Yudha, Tante Yuna mohon sama kamu. Untuk saat ini, Tante tidak ingin bertemu dengan Papa kamu dulu. Jadi, sebaiknya kamu diam ya, nurut sama Tante, Oke?" Yuna bertanya pada Yudha.
Anak itu mengangguk "Oke Tante!"
Sudut bibir Yuna terangkat, "Anak pintar!"
"Tante,bolehkah Yudha memeluk Tante?"
Yuna berpikir sejenak, dia menatap wajah polos anak kecil itu. Kemudian dia membuang napasnya, lalu menganggukkan kepalanya dan memeluk tubuh Yudha.
"Yudha seneng banget bisa memeluk tubuh Tante. Yudha minta maaf ya Tante, Yudha kira Tante itu orang jahat seperti yang Mama katakan. Ternyata, Tante orang baik, Mama salah menjelaskan tentang Tante pada Yudha. Jadinya, Yudha rewel waktu ketemu Tante waktu itu."
"Tidak apa-apa Sayang, Tante juga kurang dewasa. Karena,Tante bodoh terlalu mencintai Papa kamu. Sudah ya, sampai jumpa!" pamit Yuna sembari melambaikan tangannya.
Entah mengapa, Yudha begitu sedih saat Yuna berpamitan dengannya. Ada rasa bersalah dan menyesal dalam diri anak kecil itu. Dia menatap nanar Yuna, yang saat ini berjalan memunggunginya.
"Om Aryo, Yudha suka Tante Yuna. Kalau saja Yuna boleh memilih, Yudha pengen jadi anaknya Tante Yuna,bukan Mama!"katanya dengan raut muka yang syarat akan kesedihan.
"Tuan Muda, Ibu Yuna itu baik. Kan saya sudah bilang sejak awal, kalau Ibu Yuna itu sangat mencintai Pak Raka, alias Papanya Tuan Muda."
"Iya Om, maaf ya dulu Yudha tidak percaya sama sekali!"
Aryo mengangguk"Tidak apa-apa Tuan Muda, sudah yuk kita pulang. Bisa-bisa Papa Tuan Muda panik lagi, kalau Tuan Muda belum pulang."
"Ayo Om, kita pulang ya!"
Yudha, dengan segera menggenggam lengan asisten pribadi ayahnya. Dia juga sesekali menoleh, memeriksa apakah Yuna telah masuk ke gedung perusahaan atau belum.
"Tante Yuna, besok kita bertemu lagi ya. Yudha mau ketemu Tante, kalau ketemu Tante Yudha merasa senang. Tidak seperti saat bersama Mama, Yudha selalu serba salah sama Mama." batin Yudha.
***
"Jadi, kamu bertemu dengan anak Raka ya?Astaga! Bagaimana bisa princess bukankah dia itu anak orang yang sudah menyakiti perasaan kamu? Aih, aku tidak habis pikir denganmu!"teriak Darren.
Yuna menutupi telinganya saking berisiknya, dia menghela napasnya.
"Sudahlah Kak, yang aku benci itu kan Livia dan Raka. Tidak dengan Yudha, dia masih kecil. Bagaimana bisa aku marah padanya?"
Darren mengusap wajahnya kasar, dia frustasi dengan sepupu cantiknya ini. Sementara itu, Yuna tersenyum manis, dan duduk di sofa panjang ruang kerjanya tersebut. Dia menyilangkan kedua tangannya sembari menatap wajah sepupunya tersebut.
"Kamu tahu Kak, awalnya aku ingin menolaknya duduk bersamaku. Tapi, enggak tahu kenapa aku malah biarin dia duduk di depanku. Aku kasihan lihat wajah melasnya itu." ungkapnya.
Darren menghampiri Yuna, dia duduk berhadapan dengan wanita cantik itu. Kemudian, dia meminum teh yang sudah disediakan barusan oleh sekretarisnya. Gara-gara mendengar cerita sepupunya itu, dia justru kesal dan akhirnya menjadi seperti ini.
"Baiklah Kak, aku bekerja dulu. Kamu nikmati saja waktumu minum teh."kata Yuna sambil berlalu menuju meja kerjanya.
Darren hanya mengangguk, sebagai jawabannya. Dan kembali menikmati secangkir teh yang sudah disediakan. Berbeda dengan Yuna, yang saat ini tengah sibuk dengan laptop miliknya. Dia memeriksa berbagai laporan keuangan perusahaan. Dan, memeriksa berbagai dokumen penting lainnya.Kalau saja aku kerja dari dulu, pasti tidak akan kesulitan seperti ini.Batinnya.
"Kak Darren,bantu aku mengerjakan ini."teriak Yuna memanggil kakak sepupunya.
"Tunggu sebentar ya princess, kamu kan tadi bilang kalau Kakakmu ini harus menikmati tehnya dulu. Sekarang kamu malah meminta bantuan ku!"candanya.
Yuna mengerucutkan bibirnya, dia benar-benar malu dengan apa yang saat ini dilakukannya.
"Sudahlah, nanti saja. Kakak minum teh saja dulu, habiskan. Nanti mubazir."jawabnya.
Darren menghampirinya"Sudah kok princess, sekarang mana yang mau dikerjain?"
Yuna menunjuk layar laptopnya, Darren mengajarinya dengan sabar. Dari A sampai Z, hingga Yuna paham dengan penjelasan sepupunya tersebut.
Tok...Tok...Tok...
Yuna, dan Darren menoleh menatap pintu."Siapa?" teriak keduanya.
"Saya Rafif Pak, sekretaris anda."jawab seseorang di depan pintu tersebut.
"Masuk, Fif!"balas Darren.
Rafif masuk sembari membawa dokumen padanya, dia meminta Darren untuk menandatangani dokumen tersebut.
"Saya baca dulu ya, zaman sekarang itu harus teliti Fif. Belajar dari kejadian yang sudah -sudah, jangan sampai kita ketipu lagi."sarannya.
Rafif mengangguk"Saya minta maaf, dulu saya kurang teliti Pak. Tapi saya sudah memeriksa semuanya, tidak ada yang mencurigakan!"katanya sembari membenarkan kacamatanya.
Yuna memperhatikan wajah sekretaris pribadi Darren, merasa dejavu hingga tak sanggup menatap matanya. Ya benar, dia ingat akan sosok sang suami yang dua Minggu ini sedang dihindarinya. Penampilan sekretaris pribadi Darren itu sama persis dengan Raka, hanya saja yang membedakannya adalah di rambutnya. Raka memiliki gaya rambut short side part style( model rambut dengan menyisir ke arah samping) . Sedangkan Rafif bergaya two block (Yang dipopulerkan oleh celebrity Korea Selatan). Yuna menundukkan wajahnya, dia tidak ingin mengingat Raka lagi. Bagaimana bisa disaat seperti ini dia justru mengingat suaminya, sungguh aneh pikirnya.
"Baik Rafif, semuanya oke ya. Kamu boleh kembali bekerja." perintah Darren.
Rafif mengangguk, "Baik Pak,kalau begitu saya permisi dulu. Bu Yuna saya pamit dulu ya!"
Yuna, mengangguk sebagai jawaban. Rafif berlalu, dan pintu pun ditutup kembali.
"Kenapa? Penampilan Rafif mengingatkan kamu akan Raka bukan? Aku tahu princess ini berat, kamu yang sabar ya. Aku Yakin Allah Ta'ala itu enggak tidur, dan DIA akan membalas segala perbuatan jahat yang Livia dan Raka lakukan terhadapmu. Percaya deh!" ucap Darren sembari mengusap lembut punggung sepupu cantiknya.
"Siapa juga yang memikirkan Raka?" sanggahnya.
Bersambung