"mengapa kamu selalu menghindari saya?" Tanya seorang pria tampan dengan tatapan tajam. Seorang gadis cantik terus saja memundurkan langkahnya ketika pria tersebut terus berjalan kearahnya
"Kamu takut kepada saya? Ayara Pricilla Zoya?" Ucap pria tersebut dengan senyum smirknya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sweet Raa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24
"Ini bilang sama orang tua kita gimana Ra?" Tanya Mika
"Ara juga gak tau bingung, ini udah ketiga kalinya ortu kita dipanggil dibulan ini" Ara menatap langit langit kamar Mika dengan pikiran yang entah kemana
"Kita nakal banget ya?"
"Kita bukan nakal, kita kan membela kebenaran, pas pertama itu gara gara kakel rese itu kan yang ngebully adek kelas, dan yang kedua kita berantem gara gara antrian"
"Iyaa sih, tapi yaudah lah, berani berbuat berani bertanggung jawab. Lagian Pak Anton gak bakal berani ngeluarin kita. Inget gak terakhir kita dipanggil?"
Flashback On
"Sialan ya kalian, berani sama senior?!"
"Ngapain juga kita takut, orang sama sama manusia, kecuali kalo lo makan batu, gue baru takut!" Teriak Mika
"Anjir bocah ingusan berani beraninya!"
"Makanya antri! Liat noh yang lain juga pada ngantri, jangan mentang mentang kalian senior malah seenaknya sama junior, gak takut gue!"
"Sialan!" Dengan gerakan cepat gadis itu menarik rambut Mika. Ara yang melihat itu tak tinggal diam, dan dengan kerasnya menendang kaki gadis itu. Alhasil terjadilah pertengkaran antara ketiga gadis itu
"Ayo Ara, Mika"
"Ayo Lis, lo pasti bisa ngalahin 2 bocah freak itu"
Kini kantin malah berubah menjadi sangat ramai, semua murid disana bersorak mendukung teman mereka, suasana kantin semakin lama semakin memanas, hingga tak berselang lama datang seorang guru pria
****
"Ck kalian berdua lagi ya, Mika, Ara" Pak Anton menatap Ara dan Mika bergantian, kedua gadis itu terlihat biasa aja, dan dengan pakaian yang masih rapih, berbeda dengan kakel mereka yang sudah terlihat seperti gembel dengan rambut dan baju yang acak acakan
"Orang tua kita udah dijalan Pak, lagi kesini" ucap Mika
"Bapak loh belum nyuruh buat manggil orang tua kalian" ucap Pak Anton bingung
"Tapi akhirnya bakal disuruh juga kan?"
"Ya iyaa sih, tapi ya sudahlah, bapak bingung kalo bicara dengan kalian" Pak Anton memijat kepalanya yang terasa pusing "Oh ya, kamu siapa namanya?" Tunjuk pak Anton kepada gadis itu
"Lisa Pak" jawabnya sopan
"Ah iya Lisa, panggil orang tua kamu kesini sekarang, dan satu hal, jangan buat masalah sama 2 bocah itu, kalo ada hal yang mereka lakuin biarin aja"
"Loh gak bisa gitu dong Pak, mereka malah seenaknya, dan Bapak jangan pilih kasih" ucap Lisa tak terima
"Bapak bukan pilih kasih Lisa, liat kan yang terjadi sama kamu sekarang?"
Ara dan Mika tersenyum penuh kemenangan, Lisa hanya bisa menahan kesal dan tidak berbicara apapun
30 menit kemudian para orang tua sudah berada diruang kepala sekolah, mereka bersikap biasa saja karena ini bukan kali pertama mereka dipanggil kesekolah karena ulah anak mereka
"Mereka ngapain lagi Pak?" Tanya Dika, Papah dari Ara
"Biasa Pak, mereka berantem lagi" ucap Pak Anton. Dika menatap kearah Ara dan Mika yang tersenyum begitu lebar dengan menampilkan deretan gigi putih mereka
"Udah gak aneh Dik, gak tau kenapa ni anak dua aktif banget, tiap bulan aja kita kesini, entah anak siapa coba" ucap Andre, Papah dari Mika
"Itu anak kalian, dulu kan kalian juga gitu, gak inget hah?"
"Loh kapan?" Tanya Andre
"Ck jangan pura pura lupa, waktu seumuran mereka juga kan kalian sering banget bikin onar, sekarang liat apa jadinya? Anak kalian perempuan tapi lebih parah" jelas Salma
"Nah betul itu!" Jawab Rina setuju
Brakkk
Tiba tiba saja pintu ruang kepala sekolah tersebut terbuka begitu lebar, menampilkan sepasang suami istri
"Siapa yang berani bikin anak saya babak belur hah?" Teriak pria itu menggelegar
"Pak sabar dulu ya, mari duduk dulu" ajak Pak Anton sopan
"Gak, gausah, saya hanya mau tau, kenapa bisa bisanya kalian lalai akan hal seperti ini? Sampai ada korban begini?!"
"Mah itu yang buat aku gini" Lisa menunjuk kearah Ara dan Mika. Ibu dari Lisa segera menatap tajam kearah 2 gadis itu
"Kalian ya, masih kecil berani beraninya main tangan" Ibu Lisa hendak berjalan mendekat kearah Ara dan Mika, tetapi tertahan oleh Pak Anton
"Bu, Pak, tolong sabar dulu ya, jangan buat keributan disini, tolong dipatuhi aturannya, dan jaga kehormatan kalian" ucap Pak Anton menenangkan
Orang tua Lisa duduk berhadapan dengan orang tua Ara dan Mika, dan Lisa duduk ditengah tengah antar kedua orang tuanya
"Maaf ya Pak, Bu, atas kesalahan anak kami, kita orang tua harus lebih bijak dalam menyikapi hal ini, jangan terlarut dalam emosi, karena mereka anak anak yang masih labil" ucap Andre sopan
"Gak! Gabisa gitu! Saya orang tua Lisa sangat keberatan atas hal ini, lihat mereka berdua baik baik saja bahkan tidak ada satu gores pun, sedangkan anak saya, begitu berantakan dihajar habis habisan oleh anak kalian!" Tegas Ayah Lisa
"Loh berarti anak kita keren dong, kuat, mereka gak lecet sedikitpun, padahal mereka cerita kalo anak Ibu bawa circle nya juga kurang lebih 6 orang itu, berarti 6 lawan 2 kan? Yang menang anak kita, jagoan lah mereka" ucap Dika semangat
"Wah bener juga Dik, baru tau keturunan kita ternyata lebih jagoan" Andre menepuk bahu Dika dengan semangat, dan berganti menatap anak mereka, sedangkan yang ditatap sudah senyum dengan bangganya. Pak Anton hanya bisa menggelengkan kepalanya menyaksikan kekonyolan keluarga itu
"Bagaimana anaknya gak absurd coba, orang tuanya aja gini" batin Pak Anton
"Parah, jadi kalian mendukung anak kalian untuk berkelahi?" Teriak Ibu Lisa
"Bukan seperti itu Bu, tapi disini tidak ada yang bisa disalahkan dan tidak ada yang bisa dibenarkan, kalau dibilang salah, kedua belah pihak sangat salah, yang pertama anak Ibu menyerobot antrian, itu melanggar aturan karena dia memancing keributan, dan membuat kesal orang lain, yang kedua anak ibu mencoba menindas adik kelasnya, nah salahnya anak kita, gampang kepancing emosi, dan memulai perkelahian, jadi tidak ada yang bisa dibenarkan" jelas Salma
"Pokoknya saya tidak terima karena anak kalian bermain fisik. Keluarin aja Pak!" Protes Ibu Lisa
"Maaf Bu tidak bisa, karena mereka tidak melanggar aturan yang begitu berat, dan mereka termasuk anak yang pintar dan berprestasi, sangat disayangkan bagi kami untuk mengeluarkan mereka" jelas Pak Anton sopan
"Tapi mereka tidak terdidik, bad attitude!"
"Mereka tidak akan berbuat onor jika tidak dipancing. Mereka berdua sebenarnya anak baik, dan selama ada kesalahan saya pasti menghukum mereka, tetapi selama ini kesalahan mereka karena membela kebenaran, bukan karena mereka sengaja mencari onar"
"Bapak membela mereka yang artinya bapak membenarkan itu!"
"Bukan seperti itu Bu..." Belum selesai Pak Anton berbicara, Ayah Lisa lebih dulu memotong ucapan Pak Anton "Sudahlah Pak, saya banyak urusan, saya mau mereka dihukum!"
"Baik Pak, saya akan memberikan mereka hukuman, tetapi begitupun dengan anak bapak"
"Loh kenapa anak saya juga?"
"Anak bapak juga bersalah, saya harus adil dalam menyikapi hal ini"
"Ah yasudah lakukan saja" kesal Ayah Lisa, dan beranjak pergi darisana karena sejak tadi telponnya terus bergetar
Flashback Off