seorang gadis yang menderita setelah ibunya tiada, sejak usia 5 tahun tepat di hari pernikahan ayahnya awal mula penderitaan gadis itu dan sekarang gadis itu baru masuk SMA baru masuk gadis itu durung habis habisan sama teman barunya hanya karena kakak dan adek tirinya yang sangat suka melukainya
"duh, kesian deh nasib lo"
"pasti sakit yaa, hahaha kesian gak disayang ayah makanya yang nurut sama gue"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon liliaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ban 18
"lo gak tau siapa gue, gue pemimpin mafia black rose dan lo berani menampar gue"ucap Rio yang sudah sangat marah.
"black rose? Kalau gitu gue ketuanya lo hanya pemimpin perang saja bukan, gue ingetin lihat dulu orang yang lo lawan"ucap Rayendra dengan santainya menendang kepala Rio.
"ini hanya peringatan, jika lo masih berani lihat saja nanti dan satu lagi lo berdoa saja supaya Lucas gak bunuh lo"ucap Rayendra setelah itu pergi meninggalkan Rio sendirian.
Di perjalanan kembali Rayendra kembali menelpon Lucas setelah sambungan tersambung Rayendra meminta Lucas untuk menghukum Rio.
Sesampainya ke kamar Mona langsung memeluk Rayendra membuat Rayendra sedikit kaget dengan apa yang di lakukan Mona secara tiba tiba.
"kamu gak papa"tanya Rayendra melerai pelukan mereka.
"gak papa"jawab Mona pelan namun pandangan Rayendra tertuju kepada pergelangan tangan Mona yang terlihat merah.
"ini"ucap Rayendra mengambil tangan Mona dan sedikit mengusap bagian yang merah.
"gak papa gak terlalu sakit juga"ucap Mona menenangkan Rayendra.
"akan aku pasti dia mati" ucap Rayendra di dalam hati.
"Ayo tidur sudah malam"ucap Rayendra menarik tangan Mona ke tempat tidur.
Mona tersenyum dia tidak menyangka kalau Rayendra sangat baik kepadanya tidak seperti yang dia bayangkan sebelumnya.
"terimakasih"ucap Mona.
"hanya ucapan saja"ucap Rayendra mengangkat satu alisnya seperti mengharapkan yang lain.
"lalu apa"ucap Mona dengan polosnya.
"gak ada tidur saja"ucap Rayendra menyingkirkan pikiran kotornya.
Cup
"selamat tidur"ucap Mona mengecup pipi Rayendra.
Rayendra terdiam seolah gak menyangka akan hal ini Rayendra yang diam itu membuat Mona tertawa.
"apa ada yang lucu hmm"ucap Rayendra membuat Mona berhenti tertawa.
"gak ada"ucap Mona tersenyum.
"capek gak"tanya Rayendra.
"lumayan, kenapa"tanya Mona namun Rayendra hanya menggelengkan kepalanya saja menarik selimutnya hingga menutupi pinggangnya.
mona membelakangi tubuh Rayendra dan mulai memejamkan mata belum sampai Mona tertidur pulas Rayendra memeluk Mona sehingga Mona sedikit kaget.
besok paginya terlihat Rayendra yang sudah rapi seolah ingin keluar sementara Mona sendiri masih tidur dengan lelap.
"sampai kapan dia tidur"ucap Rayendra berkacak pinggang menatap sang istri yang masih tidur dengan nyaman.
akhirnya Rayendra keluar dengan meninggalkan kertas di atas meja Rayendra juga sudah di jemput oleh Lucas tentunya.
"gimana dengan orang itu"tanya Rayendra yang penasaran.
"emm, itu sebenarnya gak sengaja mati"ucap Lucas ragu ragu.
"bagus"ucap Rayendra membuat Lucas sedikit gak menyangka dia kira Rayendra akan marah nyatanya tidak sama sekali.
....
taman yang indah adalah tempat dimana Tiara berada, Tiara sedang lari pagi dengan beberapa temannya tentunya terkecuali Rey.
Rey tidak bisa ikut karena ada urusan yang mengharuskan Rey pergi ke luar negeri pagi itu.
Tiara dan teman temannya saat ini sedang rehat sambil sarapan bubur ayam yang kebetulan ada di sana.
"kok rasa ada yang kurang yah"ucap Gilang.
"benar lagi rasanya sepi banget"ucap wilona.
"mau rame teriakin aja pasti rame atau lo pukul orang rame juga tuh berantem"ucap Tania.
"gak gitu juga konsepnya Tania, lo mah gak asik"ucap wilona membuat Tania tertawa.
"ya habis kalian aneh orang rame gini di bilang sepi"ucap Tania.
"yang bilang sepi siapa"ucap Gilang yang membuat Tania berpikir kembali.
"lah iya juga yaa"ucap Tania yang sadar sendiri.
"lebih asik ada Rey gak sih"ucap Chandra dan ada yabg mengiyakan dan ada yang gak merespon.
"asik karena gak bayar, kan kemana mana di bayarin Rey"ucap Sagara.
"miskin"ucap Arka sekali ngomong langsung nusuk ke hati.
"jahat banget lo ar bilang kita semua miskin padahal lo juga"ucap Chandra drama.
"pengemis"ucap Dirga yang langsung membuat mereka langsung syok parah.
"seratus"timpal Tiara.
"weh ape lah nih masa gak dukung temen bah payah kalian ni"ucap Sagara dengan nada suara yang tiba tiba berubah.
"memangnya lo teman gue"pertanyaan Arka sontak membuat para ciwi ciwi tertawa.
"apa lah ni anak mending diam kek patung gak usah ikut ngobrol"ucap Sagara yang terlanjur kesal.
"sakit lo sa"tanya Chandra yang langsung kena jitak oleh Sagara.
"ngomong tuh di jaga ya chan"ucap Sagara.
"pms"ucap Dirga dan ucapan Dirga itu yang terakhir karena Sagara langsung cabut gitu aja tampa bilang apa apa.
"pacar lo ngambek tuh tan"ucap Chandra asal.
"ogah gue punya pacar kaya gitu"ucap Tania membuat semuanya tertawa.
obrolan masih berlanjut tapi kali ini Tiara seperti tidak semangat seperti sebelumnya Tiara sering diam.
Hingga setelah puas mengobrol mereka mulai bubar untuk pulang ke rumah masing masing.
Di rumah Tiara mandi setelah selesai Tiara kembali mengambil ponselnya merasa bosan Tiara memilih bermain game.
....
Di hotel Mona duduk sedang asik menonton film horor Namun ia di kaget kan dengan Rayendra yang tiba tiba menaruh kaleng soda yang cukup nyaring.
"AAAA.... RAYENDRA"teriak Mona Rayendra sendiri langsung menutup telinganya mendengar teriakannya Mona.
"apa gak usah teriak teriak aku gak budek"ucap Rayendra.
Rayendra berjalan mendekati Mona lalu duduk di sampingnya ikut menonton.
"nonton tapi muka di tutup bantal aneh"ucap Rayendra mendapatkan pukulan pelan di lengannya.
"diam"ucap Mona.
karena menurut Rayendra kurang asik Rayendra masuk ke kamar sebelum masuk Rayendra sempat mengucapkan "awas di belakang kamu"ucap Rayendra lalu buru buru menutup pintu.
"rayen buka pintunya ish jangan nakut nakutin rayen"ucap Mona yang terus memukul mukul pintu kamar kebetulan kamar hotel sangat besar jadi ruangan tempat tidur terpisah.
Rayendra yang mendengar itu tertawa kecil namun tawanya terhenti saat mendengar suara Isak tangis buru buru Rayendra membuka pintu.
"jahat"satu kata yang keluar dari mulut Mona yang sudah memeluk Rayendra.
"maaf sudah gak papa kalau gak berani kenapa nonton"ucap Rayendra.
"gak tau tiba tiba kepengen liat aja"ucap Mona Rayendra sendiri sedikit tersenyum dan membawa masuk Mona kedalam kamar.
"Sudah dong jangan nangis nanti cantiknya hilang"ucap Rayendra menenangkan Mona namun bukannya tenang Mona semakin menangis.
Mona yang tak henti menangis membuat Rayendra kebingungan sendiri hingga akhir Mona tertidur.