Novel ini Terdapat dua cerita yang berbeda, sengaja Author gabung, karna cerita nya pendek.
1.Rumah Kos Terkutuk
Perjalanan Tono yang mencari kosan, untuk tempat tinggal nya, yang sengaja ia di pinggiran kota supaya dapat yang tarif nya murah.
namun apes nya, Tono malah di tipu oleh pakde yang ternyata jelmaan jin.
2.Pendakian Terakhir
.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 22
Karena sedikit saja kecerobohan nya dalam melangkah, nyawa taruhan nya. Sebab di bawah plafon itu ada hantu-hantu gentayangan yang menginginkan arwah nya.
Tono tiba-tiba menghentikan langkah nya ketika di bawah nya seperti ada suara pisau daging beradu dengan talenan kayu. Organ di dalam dadanya mulai senam jantung, otaknya sekarang di selimuti dengan rasa penasaran dan tanda tanya.
Rasanya ia ingin sekali mengetahui, sedang ada aktivitas apa di bawah kakinya. Tapi rasa takut nya yang begitu besar mengurungkan niat nya untuk mengetahui kejadian di bawah kakinya.
Ketika ia akan melangkah lagi, tak sengaja dia melihat celah kecil sempit dan sedikit memanjang yang ada di sambungan plafon. Rasa penasaran nya pun menggebu-gebu lagi. Perlahan dia menurunkan badan nya, dengan hati-hati ia jongkok.
Supaya tidak menimbulkan suara, pelan-pelan di dekat kan nya mata kanan nya pada celah kecil itu dan sedikit memejamkan mata kirinya, supaya kornea matanya bisa lebih jelas melihat sesuatu yang ada di balik celah kecil itu.
Seketika kedua matanya Tono melotot kaget, ekspresi wajah nya berubah ketakutan yang luar biasa. Ternyata di bawah kakinya terlihat Bu Darminto sedang memutilasi mayat laki-laki muda. Sesekali cahaya kilat di luar lebih memperjelas pemandangan mengerikan itu.
Bu Darminto memotong semua bagian tubuh mayat dan yang terakhir ia lihat, wanita bengis itu membelah kepala bangkai mayat tersebut menjadi dua secara vertikal. Dia pun sudah tak kuat menyaksikan kejadian mengerikan di bawah kaki nya itu.
Perlahan dia menjauhkan mata kanan nya dari lubang tersebut karena tak tahan melihat pemandangan yang sangat mengerikan di bawah sana.
Kemudian dengan hati-hati ia berdiri, kedua tangan nya mencoba meraih kayu reng yang ada di atas sisi kanan kiri kepala nya. Kini dia berdiri agak membungkuk dan mematung sejenak dengan kedua tangan nya berpegangan pada kayu reng, yang berfungsi sebagai penyangga genteng.
Serasa lemas lunglai badan Tono setelah menyaksikan kejadian mayat di potong-potong. Dia terdiam dan pikiran nya sedikit menghayal, seandainya waktu bisa di putar mundur, ia tak akan pernah menginjakkan kaki di rumah terkutuk itu.
Kini ia menyesali keputusan nya. Maksud hati ingin cari rumah kost yang terjangkau tarif nya, malah masuk ke perangkap rumah hantu-hantu gentayangan yang haus akan arwah-arwah manusia.
"Nyonya" suara serak dan berat Pak Jarwo menyadarkan lamunan nya Tono dan menghentikan aktivitas nya Bu Darminto
Bu Darminto mematung sejenak dengan masih tetap menatap daging-daging di depan nya yang sudah termutilasi, dan Pak Jarwo ada di belakang nya, sekitar lima meter jaraknya.
"Pintu gerbang sudah saya gembok dan saya sudah kelilingi luar rumah, tapi tak menemukan pemuda itu Nyonya" lanjut nya sambil tertunduk dan sesekali sepasang matanya melirik majikan nya itu, yang masih membelakangi nya tak menoleh sedikit pun.
Mendengar kabar itu, spontan badan nya berbalik dan sepasang matanya menatap ajudan nya tersebut dengan sorot mata penuh amarah.
"Jarwooooo!!!" Teriak nya lantang.
"Kau harus segera bisa menangkap nya Jarwooo!" sambung nya, kali ini ia berkata dengan nada suara datar tapi terdengar mengintimidasi untuk lawan bicara nya.
"Ya, nyonya " jawab nya singkat pelan, sambil kepala tertunduk karena merasa gagal melaksanakan tugas dari majikan nya.