Tepat pada saat acara pesta, Rachel Victoria tidak sengaja melakukan ONS bersama pria yang begitu ia hindari, Leonardo.
Karena satu malam itu, sekaligus menghindari perjodohan orang tuanya, Rachel dan Leon melakukan perjanjian pernikahan selama 80 hari.
Akankah perjanjian pernikahan bisa membawa cinta dalam hati masing-masing?
Note!!!
(Season dua dari cerita : Menikahi Ceo Dingin) Sebaiknya baca S1nya terlebih dahulu🥰🥰
Follow ig : @dsifaadian_
Tik-tok : @dsifaaadian_02
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23.
Hari-hari yang tentunya tidak menyenangkan bagi Rachel, namun sudah terlewati dengan cepat. Tidak disangka, ia sudah menjadi istri dari Leon selama 40 hari.
Tinggal 40 hari lagi, Rachel akan menikmati waktunya dirumah Leon, hidup bersama para wanita drama.
Rachel sungguh tidak sabar menanti 40 hari yang akan datang, ia hanya berharap, ia sungguh berharap tidak hamil, karena sampai sekarang belum ada tanda-tanda apapun bahwa didalam perutnya ada kehidupan yang dimulai.
Dan Rachel hanya berharap, kalau Leon tidak melanggar perjanjian yang telah mereka buat!
"Kapan aku bisa keluar dari sini? Kau pikir aku ini burung yang bisa ibumu kurung disangkar emas?" Gerutu Rachel sambil menatap Leon dengan ekspresi kesal.
Ia hanya ingin Leon membujuk ibunya untuk mengizinkan dirinya keluar rumah, meskipun hanya 1 jam pun.
Leon duduk disofa sambil tatapannya fokus pada layar laptop. Meskipun malam hari, bahkan sampai tengah malam, Leon tidak pernah berhenti bekerja.
Leon justru berdiri, ia seakan tidak menghiraukan pertanyaan dari Rachel. Pria itu lalu keluar dari kamar menuju dapur untuk mengambil minum.
Rachel ingin sekali memaki pria itu. Leon sungguh terlalu dingin untuk menjadi suaminya. Meskipun tampan, kaya, tetap saja, pria itu tidak normal sebagai manusia menurut Rachel!
"Sabar Rachel, tinggal empat puluh hari lagi! Kau harus bersabar sedikit!" Gumam Rachel sambil mengelus dadanya.
.....
Leon turun kedapur, lalu mengambil minum dan meneguknya langsung. Setelah selesai, ia meletakkan gelasnya dimeja.
Bersamaan itu, Kiyara tiba-tiba muncul seperti kuntilanak. Membuat Leon hampir terkejut.
Leon memilih jalan lain untuk melewati Kiyara, namun wanita itu justru memotong jalannya.
"Menyingkirlah dari hadapanku, Kiyara!" Ucap Leon dengan dingin.
Kiyara menggeleng. "Kenapa kamu buru-buru kekamar? Apa istimewanya wanita itu Leon?"
Leon tidak menjawab pertanyaan Kiyara, ia berjalan disamping Kiyara. Namun tidak disangka wanita itu justru memeluk tubuhnya.
"Leon, kenapa kamu masih saja mengabaikanku? Aku bisa menjelaskan kesalah pahaman kita dimasa lalu! Leon, aku mohon..." Kiyara menangis didada pria itu.
Namun Leon tidak sedikitpun merasa iba pada Kiyara. ia justru jijik dan muak melihat wanita itu selalu muncul dihadapannya.
Setelah Kiyara berhenti menangis, Leon mendorong tubuh kecil Kiyara hingga mundur.
"Tidak perlu menjelaskan apapun, Kiyara! Aku sudah memiliki Rachel! Tidak ada gunanya kau memohon padaku! Lebih baik kau enyah dari hadapanku!" Leon menakan kata-katanya supaya Kiyara mengerti.
Namun wanita itu terlanjur cinta buta, ia terlalu mencintai Leon dan tidak bisa melihat Leon bersama wanita lain.
Leon berlalu, namun belum sempat ia melangkah jauh, ucapan Kiyara menghentikannya.
"Aku tau kau tidak pernah mencintai Rachel! Kita lihat saja, kalau dalam waktu dekat wanita itu tidak hamil, artinya kau sama sekali tidak pernah menyentuhnya!" Ucap Kiyara dengan mantap.
Kiyara sangat yakin kalau pernikahan Rachel dan Leon hanyalah sandiwara. Leon tidak pernah menyentuh wanita itu, karena Leon masih mencintai dirinya.
Leon kemudian kembali berjalan tanpa menghiraukan ucapan Kiyara.
.....
Leon masuk kedalam kamarnya, saat masuk ia melihat Rachel berdiri didepan jendela sambil menelepon.
"Aku baik-baik saja kok Mom! Keluarga Leon sangat baik padaku!" Ucap Rachel kepada Mommynya dibalik telepon. "Mommy tidak usah khawatir. Saat Leon tidak sibuk, aku akan datang menjenguk Mommy dirumah sakit!"
Rachel baru tau kalau Mommynya sempat drop, wanita itu memang memiliki darah tinggi dan asam lambung. Beberapa hari yang lalu kambuh, dan sekarang harus dirawat dirumah sakit.
Untung saja Daddy Vikko yang menelponnya dan memberitahunya, meskipun awalnya Mommy Saras melarang suaminya untuk menghubungi Rachel.
Dan Leon tiba-tiba merasa aneh mendengar kata-kata Rachel. Rachel mengatakan keluarganya baik, padahal Kiyara selalu mencari celah untuk membuat masalah dengannya. Belum lagi Mommy Yuna yang mengurungnya, tidak membiarkannya pergi kemanapun selama sebulan lebih.
Rachel tiba-tiba saja sudah mengakhiri sambungan teleponnya saat tiba-tiba saja ia membalik badan, dan melihat Leon berdiri didepan pintu yang tertutup.
Wanita itu lalu berjalan menuju ranjang tanpa menghiraukan Leon. Rachel sejujurnya ingin mengatakan pada Leon, lebih tepatnya minta diizinkan pada ibunya supaya ia diizinkan pergi keluar, untuk menjenguk dan merawat Mommy Saras.
Tapi Rachel tau, apa jawaban Leon. Pria itu tidak akan melakukan apapun untuknya lagi.
Leon berjalan mendekat, ia duduk disisi ranjang lain dimana Rachel sudah merebahkan tubuhnya dibalik selimut. Akhir-akhir ini, Rachel lebih sering diam, tidak banyak bicara dan melawannya.
"Besok siang setelah meeting, aku antar kerumah sakit menjenguk ibumu!" Ucap Leon tiba-tiba, tanpa menoleh kebelakang.
Rachel seketika membuka matanya, ia langsung membalik badan dan tersenyum.
"Kau serius?"
"Apa aku pernah bercanda?" Sahut Leon sedikit menoleh.
Rachel sungguh senang mendengar jawaban Leon. Ia tau, Leon pria yang bisa dipercaya. Leon selalu menepati janjinya.
.....
Jam makan siang, Leon sudah berada disebuah restoran bintang lima bersama Kiyara dan beberapa klien dari grup Noir.
Kiyara adalah wakil pimpinan, jadi dia akan selalu ikut berkontribusi disetiap perkembangan perusahaan grup Noir. Seperti sekarang, ia selalu menemani Leon yang baru terjun kegrup Noir sebagai pemimpin.
Bisa dikatakan, Kiyara juga termasuk Asisten Leon. Meskipun sama sekali Leon tidak membutuhkan Kiyara selalu didekatnya.
Setelah meeting selesai sekalian makan siang bersama, para Klien langsung pergi. Begitu juga Leon dan Kiyara, serta seorang sekertaris Leon bernama Nara.
"Bagaimana kalau kita ngopi dulu?" Tanya Kiyara, ia ingin mengulur waktu bersama Leon.
"Silahkan! Nara, kau temani bu Kiyara. Saya ada urusan!" Leon berdiri lalu melangkah pergi, yang membuat Kiyara terkejut lalu buru-buru mengejar Leon.
"Leon! Leon! Maksudku aku ingin bersamamu juga!" teriak Kiyara.
Kiyara terus mengejar langkah kaki Leon yang sangat cepat. Leon sadar ada mobil yang melintas, ia berlari menghindari, namun justru Kiyara sengaja semakin cepat dan akhirnya tertabrak mobil.
"Akkkhhh!!!" Pekik Kiyara kesakitan. Ia jatuh terguling didepan restoran dan tak sadarkan diri.
Leon berhenti ketika mendengar teriakan Kiyara. Pria itu membalik badan dan terkejut melihat Kiyara tergeletak bersimbah darah. "Astaga, Kiyaraaa!!!" Leon langsung berjalan cepat menghampiri Kiyara yang sudah dikerumuni beberapa orang, termasuk pengemudi mobil yang menabraknya.
Tidak lama, Kiyara sudah berada diruang IGD disebuah rumah sakit. Leon menunggu bersama Nara dan orang yang menabrak Kiyara.
"Tuan, saya akan bertanggung jawab! Tapi tolong, jangan bawa kasus ini kejalur hukum!" Mohon pria itu.
"Gadis itu juga salah, karena menyebrang sembarangan! Jangan khawatir, duduklah dengan tenang!" Sahut Leon.
Dua jam Leon menunggu Kiyara yang belum juga ada kabar kondisinya. Karena terlalu khawatir, ia juga lupa kalau sudah berjanji pada Rachel.