Gandari adalah gadis desa yang menjadi sebatangkara karena ibunya telah meninggal dunia, namun ia dinikahkan dengan Prama~ seorang anak juragan tanah didesa Waringin. padahal keduanya masih sangat muda pada saat itu..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon reni ambar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ribut
Setelah percakapan yang panjang, Akhirnya Gandari pamit bersama Ki Wastra menuju gapura desa..
Namun sekali lagi, ia bertemu dengan Prama yang masih belum rela jika ia harus pergi.. namun Gandari hanya bisa tersenyum dan menganggukkan kepalanya pada Prama seakan bilang bahwa semuanya akan selalu baik-baik saja, tapi tetap saja Prama merasa sedih dan terpukul atas keputusan Gandari. Ia hanya bisa menatap sendu wanita itu berharap suatu hari nanti Gandari akan kembali padanya..
Lalu Bagja diam-diam mengejar langkah Gandari dan Ki Wastra, setelah dirasanya aman dan tak ada siapapun, Ia langsung menghadang jalan mereka
Saaattt! Bagja muncul tepat dihadapan mereka.
"Loh.. Akang!!" seru Gandari kaget
Bagja pun menghampiri mereka dan menatap awas pada sekitar
"Nyi, apa ini? Kejutan apa lagi yang nyai tunjukan pada saya? Kenapa tiba-tiba ada Ki Wastra?" tanya Bagja penasaran
Ki Wastra pun menoleh pada Gandari karena ia tak mengenali Bagja sehingga Gandari hanya bisa tersenyum dibuatnya
"Dia Bintang, Ki.. Hahaha.. Kenapa setiap mengingat nama Bintang aku selalu tertawa.. Hahaha" tawa Gandari yang kembali mengingat nama Bintang
Ki Wastra pun juga tersenyum menahan tawa, lalu menatap lekat pada Bagja
"Hahah.. Iya, kalau boleh jujur.. saya juga merasa aneh dengan nama Bintang. Lalu akang ini siapa namanya?" tanya Ki Wastra penasaran
"Na-nama saya Subagja, Ki.." jawab Bagja merasa malu
"Dia ini kang Bagja, Ki.. Kebetulan pada saat itu kami menjalankan misi bersama.." timpal Gandari meneruskan ucapan Bagja
"Lalu.. Apa kalian akan kembali menyembuhkan para warga?" tanya Ki Wastra memastikan
"Tentu saja akan, Ki.. Hanya saja tidak sekarang! Saya akan menunggu waktu yang tepat.. Untuk saat ini saya hanya akan pergi ke suatu tempat" jawab Gandari
Bagja tentu menatap heran pada Gandari
"Nyi, bukannya sekarang tujuanmu ke pondok yang kau pakai untuk mengobati itu?" tanya Bagja heran
"Tentu saja tidak.. Saya sudah menyiapkannya disuatu tempat. Dimana tidak akan ada yang menemukan saya bagaimanapun caranya.. Kalau begitu, saya akan berangkat sekarang setelah memberi arahan jalan pada Ki Wastra. Ayo, Ki.. Kita harus segera pergi dari sini!" ajak Gandari mengajak Ki Wastra pergi, namun Bagja langsung menghentikan langkah mereka
"La-lalu bagaimana saya akan menemukan Nyai nanti?" tanya Bagja cemas
Gandari pun tersenyum dan mendekat kearah pemuda itu, lalu memegang tangannya dengan lembut
"Kang.. Aku hanya bisa mengucapkan terimakasih dan maaf padamu.. Tapi sepertinya, petualangan kita selama ini cukup sampai disini saja!" ucap Gandari lembut namun tegas.
Tanpa sadar Bagja malah balik menggenggam tangan Gandari dengan erat dan menatap lekat pada wanita cantik itu
"Ma-mana bisa begitu, Nyi! Aku akan ikut kemanapun kau pergi.. Tunggu, aku akan membawa barang-barangku dulu.. Sebentar!!" ujar Bagja yang hendak berlari, namun Gandari segera menahan tangannya
"Tidak, kang!! akang akan tetap berada disini.. Sebab dari awal akang adalah anak yang dibesarkan Juragan Darsa untuk melindungi kang Prama.. Juragan Darsa juga sudah menganggap akang sebagai anaknya sendiri. Tetaplah disini!! dengan perginya akang bersamaku hanya bisa membuat Juragan Darsa dan yang lainnya curiga" jelas Gandari
"Benar itu, jang!! Nanti kalau orang berpikir yang tidak-tidak tentang kalian, bagaimana? Contohnya kalian saling mencintai dan kabur bersama?" goda Ki Wastra yang bisa tau bahwa Bagja menyukai Gandari
"Halaah.. persetan dengan rumor itu, ki!! Aku hanya ingin melindungi Nyi Gandari dimanapun!!" tukas Bagja resah
Ki Wastra pun hanya tersenyum menatap keduanya..
Sementara Gandari hanya bisa tersenyum menatap lekat pada Bagja
"Kang, aku janji akan menemuimu lain kali!!" ucap Gandari tiba tiba
Seketika senyuman pun terbit dibibir Bagja
"Ah, benarkah, Nyi?" tanya Bagja antusias
Gandari pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya
"Iya, maka tetaplah disini.. Aku akan menemuimu tepatnya dipuncak gunung Waringin tempat kita biasanya bertemu, bagaimana?" usul Gandari
"Iya, iya.. Begitu saja! Tapi bagaimana cara nyai memanggil saya?" tanya Bagja ragu
"Akang lupa siapa saya?"
"Ahhh.. Haha.. iya ya.. Aku gak bisa meragukan kemampuan Nyai" desis Bagja terkekeh sembari menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal
"Kalau begitu, kami pamit, kang!!"
"Baiklah, hati hati, Ki.. Nyi!!"
Gandari dan Ki Wastra pun pergi kearah hutan, lalu hilang ditelan kabut.. Bagja tau, Gandari pasti memakai ilmunya agar cepat sampai kedesa Pucung mengingat desa itu begitu jauh dari desa Waringin
****
Sementara itu Prama dan Feli tampak berkumpul dengan teman-temannya dengan suasana yang begitu suram
"Kita datang kesini dengan berniat havefun dan liburan, tapi kenapa endingnya absurd gini sih?" sesal Zega menyayangkan apa yang sudah terjadi. Ia merasa sayang, kenapa rumah tangga Prama dan Gandari harus hancur saat kedatangan mereka kemari?
"Padahal si Prama berniat ngasih tau kita dan si Feli khususnya, kalo dia tuh dah punya istri!! Tapi apa ini? Rumah tangga mereka hancur dalam sehari loh, bro!!" timpal Danu
"Gw lebih menyayangkan sih istrinya si Prama malah jadi janda muda.. Mana spek bidadari gitu.. Mending buat gw aja!!" celetuk David si mata keranjang
"Diem lu ya, Vid!!" bentak Prama melotot pada David
David pun bangkit dari duduknya dan berdiri dengan tegap
"Apa lo? Yang gw omongin kan kenyataan! Lu masih gak sadar, hah?" teriak David lantang
Prama pun menghampiri David dan mencengkram kerahnya
"s*alan lu ya lama-lama!! Lu gak sadar sekarang dimana, hah?" bentak Prama tak habis pikir
Yang lainnya tentu langsung memisahkan mereka berdua karena takut berantem lebih parah lagi
"Dah, dah.. Kalian ngapain sih? Hargain lah perasaan si Feli, ngomongin tuh cewe norak mulu deh heran!!" celetuk Angel merasa kesal
"diem lu ya, ngel!! Berhenti ngomong kalo Gandari tuh cewek norak!" tunjuk Prama menatap nyalang pada Angel
"Loh.. Yang gw omongin kan emang bener! Napa lu nge gas?" timpal Angel kesal
"berisik lu, ngel!! Gak ada gunanya lu belain si Feli sekarang.. orang lagi panas juga!!" jawab Rico yang berdiri dari duduknya dan pergi ke kamarnya karena kesal mendengar perdebatan mereka
Feli pun menatap sendu pada Prama dengan matanya yang masih sembab
"Pram, kita harus bicara!!" lirih Feli
"Ck! Bicara apalagi sih?" jawab Prama berdecak kesal
"Ya kita harus bicara lah.. Masa kita mau begini terus ngeributin hal yang gak penting gini?" timpal Feli kesal
"Gak penting lu bilang? hei.. Rumah tangga gw ancur gara-gara lu tau gak?" ujar Prama dengan nada yang meninggi menatap tajam pada Feli
Danu tentu langsung menghampiri Prama dan mencoba menenangkannya dengan memegang tangannya
"Bro, udah bro!! Jangan kek gini please!!" ucap Danu hawatir
"Lepasin gw, Dan!! Nih cewek harus tau.. Dia yang menggoda gw malam itu padahal gw udah berusaha menahan diri, tapi dia terus menggoda gw.. Terus sekarang setelah semua ini terjadi dia minta gw tanggung jawab. Padahal gw udah ngasih saran yang menguntungkan baginya, tapi dia kekeuh mau gw kawinin! oke gw kawinin lu.. Gw turutin semua keinginan lu sekarang! Kapan lu mau gw kawinin! Hah? jawab!!" bentak Prama menatap Feli
Feli hanya bisa menundukkan kepalanya dengan tangan yang mengepal dengan erat, lalu pergi begitu saja meninggalkan Prama dan yang lainnya..
"Pram, lu keterlaluan deh!!" ujar Angel tak habis pikir
"bodoamat! Gw gak peduli lagi.. Haaah!!" timpal Prama mendengus kasar dan meninggalkan pondok itu juga
"ini.. Kenapa jadi begini sih, Apa kita pulang aja sekarang?" ujar David merasa tidak enak
"bukan waktu yang tepat, bro!! Nanti aja" jawab Danu