NovelToon NovelToon
PENCARIAN ISTRI SEMPURNA

PENCARIAN ISTRI SEMPURNA

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Naim Nurbanah

Pencarian nya untuk mendapatkan wanita idaman yang bisa menerima diri dan anak-anak nya, melalui proses panjang. Tidak heran hambatan dan ujian harus ia hadapi. Termasuk persaingan diantara wanita-wanita yang mengejar dirinya karena dia termasuk pria yang mapan, tampan dan punya banyak aset yang berharga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naim Nurbanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

"Aku ikut senang melihat mereka penuh kebahagiaan. Bang Fauzan pun sudah ikhlas menerima Erlina sebagai istri Satu-satunya. Erlina sangat bahagia dengan pernikahan nya dengan bang Fauzan. Semoga mereka langgeng sampai kakek nenek dan menua bersama-sama," gumam Sabrina yang masih diam-diam memperhatikan pasangan pengantin baru itu sampai tidak terlihat lagi karena mereka telah masuk ke dalam kamar utama.

Namun di hati kecilnya, Sabrina hancur lebur ketika menyadari bahwasanya Fauzan telah menikah dengan sahabatnya sendiri. Namun ada rasa bahagia dan lega karena Fauzan menikah dengan Erlina yang sejatinya sangat menyayangi anak-anak.

⭐⭐⭐⭐⭐

Erlina masih tidur dengan pulas saat Fauzan berangkat bekerja. Fauzan menatap istrinya yang masih terlelap tidur itu dan tidak tega untuk membangunkannya. Akhirnya Fauzan mendekati istrinya seraya mengecup keningnya dengan penuh kelembutan. Setelah nya beralih mengusap bagian perut Erlina yang masih rata. Di dalam perut itu ada janin keturunan Fauzan.

"Lelap banget tidurnya. Ya sudah, aku berangkat saja," gumam Fauzan seraya keluar dari dalam kamar itu.

Dengan langkah lebarnya Fauzan sempat memperhatikan Sabrina yang mengurus anak-anak nya sekolah sambil menggendong Hamzah.

"Kasihan Sabrina sendirian mengurus ketujuh anak-anak ku. Walaupun keenam anak-anak ku sudah mulai mandiri dan besar. Tapi Sabrina lah yang membantu anak-anak ku dalam belajar dan bermain sambil mengasuh Hamzah yang masih balita. Apa aku harus mencarikan satu pembantu lagi untuk mengurus anak-anak ku?" pikir Fauzan.

"Nanti aku akan bicarakan ini pada Erlina. Bagaimana pendapatan nya. Jangan sampai Erlina jadi cemburu dan marah gara-gara masalah ini," gumam Fauzan.

"Ayo, anak-anak siapa yang mau bareng dengan ayah?" ucap Fauzan. Sabrina yang menggendong Hamzah jadi menoleh dengan suara majikan nya itu.

"Kami semuanya diantar oleh pak sopir, ayah!" sahut Alif.

"Oh begitu! Ya sudah kalau tidak ada yang mau ikut di mobil ayah," ucap Fauzan pura-pura bersedih.

"Jalan menuju sekolah kami dengan kantor ayah berbeda arah, ayah. Nanti ayah jadi kesiangan kalau harus mengantarkan kami semuanya," kata Alif.

"Iya, benar! Ya sudah, kalian hati-hati di jalan yah. Belajar yang fokus di sekolah. Jangan banyak jajan dan banyak main saja," nasihat Fauzan.

"InsyaAllah, ayah! Kami selalu mengingat nasihat ayah dan almarhum bunda. Kami ingin menjadi anak yang pintar, cerdas dan juara," kata Alif.

"Alhamdulillah, aamiin! Ayah sangat bangga dengan kalian semuanya,' sahut Fauzan seraya melirik ke arah Sabrina.

"Semua karena tante Sabrina suka menasihati kita, ayah. Aku sebagai anak laki-laki harus bisa diandalkan. Terutama menjaga adik-adik ku," kata Alif.

"Bagus, Alif! Ayah bangga dengan kamu," kembali Fauzan memberikan pujian. Fauzan sempat menengok ke arah Sabrina yang masih berdiri mengantarkan anak-anak Fauzan berangkat ke sekolah sambil tetap menggendong Hamzah. Hamzah pun ikutan tersenyum saat kakak-kakak nya berangkat sekolah sambil melambaikan tangannya. Demikian juga Fauzan pun berangkat bekerja.

Dua mobil mewah keluar dari kediaman utama keluarga besar itu. Kini rumah tidak seramai sebelumnya ketika anak-anak Fauzan belum berangkat ke sekolah. Rumah itu semakin ramai ketika anak-anak itu kembali dari sekolah.

"Rumah ini akan semakin ramai dengan anak Erlina nanti. Rasanya sudah tidak sabar menunggu bayi mungil dari rahim Erlina," pikir Sabrina seraya tersenyum lebar.

*****

Sembilan bulan kemudian.

Kehamilan Erlina semakin hari semakin membesar. Tinggal menunggu hitungan hari saja, Erlina akan segera melahirkan bayinya di dunia ini.

Berjalan dengan pelan seperti membawa beban. Erlina mudah capek dan ngos-ngosan kalau berjalan terlalu lama. Tapi semangat pagi ini membuat Erlina tidak mau berhenti untuk jalan-jalan mengitari taman depan rumah besar kediamannya. Setelah anak-anak berangkat sekolah dan juga Amir berpangkat bekerja, Erlina ditemani oleh Sabrina berjalan-jalan santai di taman rumah. Sedangkan Sabrina sendiri duduk di taman bersama dengan Hamzah yang dia letakkan di troli bayi.

Sambil menyuapi bubur nasi pada Hamzah, Sabrina melihat ibu hamil itu dengan semangat nya berolah raga pagi. Kedua kaki nya mulai membesar. Badan Erlina pun terlihat gemuk. Mungkin saja berat badannya naik dua kali lipat dari sebelum hamil besar. Bersyukur Fauzan tidak mempermasalahkan perubahan dari kondisi badan istrinya itu.

"Huh, lumayan juga yah? Hanya sekali mengitari halaman di taman sekecil ini saja sudah ngos-ngosan. Padahal dulu sampai beberapa putaran saja tidak mudah capek," keluh Erlina.

"Namanya juga ibu hamil. Apalagi usia kehamilan kamu sekarang ini sudah di bulan sembilan. Tinggal hitungan hari saja, kamu akan segera melahirkan bayi kamu," sahut Sabrina.

"Hehehe, iya benar! Ada rasa takut dan khawatir saat ini, Sabrina. Bagiku ini akan menjadi pengalaman yang pertama kalinya, bagaimana melahirkan itu. Rasanya sudah tidak sabar lagi untuk menjadi seorang ibu," ucap Erlina.

"Tinggal beberapa hari lagi, Erlina. Kamu akan menggendong bayi kamu. Anak darah daging kamu dengan bang Fauzan," sahut Sabrina.

"Heem, senang banget menjadi seorang ibu," kata Erlina sambil tersenyum bahagia membayangkan bagaimana saat dirinya menggendong bayi mungil yang lahir kan dari rahim nya sendiri.

⭐⭐⭐⭐⭐

"Kita jalan-jalan yuk, bang!" ajak Erlina saat Fauzan sudah kembali dari bekerja siang itu. Fauzan pulang lebih awal karena sengaja ingin menemani istrinya yang sudah membuncit perutnya.

"Mau kemana, sayang?" sahut Fauzan penuh perhatian dan kelembutan.

"Ke toko perlengkapan bayi," kata Erlina.

"Mau beli apa lagi sayang? Bukankah kita sudah mempersiapkan semuanya? Perlengkapan adik bayi semua sudah dibeli. Apakah masih ada yang kurang?" ucap Fauzan.

"Aku ingin beli baju anak perempuan, bang. Boleh yah?" kata Erlina.

"Kamu ingin gaun mini untuk anak perempuan?" sahut Fauzan.

"Heem, bang! Walaupun tidak buru-buru dipakainya. Tapi rasanya ingin beli dulu," kata Erlina.

"Ya sudah, ayo! Pakai jaketnya!" ucap Fauzan.

Dia tidak ingin mengecewakan istrinya yang tiba-tiba saja ingin pakaian anak perempuan. Padahal pakaian anak perempuan dipakainya bisa satu tahun kemudian. Mungkin saja Erlina ingin membelikan itu pada Hamzah.

"Lihat Hamzah pakai baju anak yang lucu-lucu gitu jadi ingin membelikan Hamzah juga. Selain itu aku akan membelikan nya untuk adik bayi yang sebentar lagi mau lahir ini," kata Erlina.

Fauzan hanya tersenyum lebar saja. Tingkah ibu hamil satu ini sulit ditebak. Fauzan selalu memanjakan Erlina selagi permintaan nya tidak aneh-aneh dan membahayakan adik bayi yang masih belum lahir di dunia ini.

⭐⭐⭐⭐⭐

"Pokoknya aku tidak perduli! Aku ingin bayi dan ibu nya mati! Buat ini seolah-olah kecelakaan biasa," ucap Vievie dengan seseorang melalui sambungan ditelepon.

"Aku akan membayar kamu mahal untuk misi ini. Bahkan jika kamu berhasil melenyapkan Erlina beserta bayi yang masih di dalam kandungan nya tewas, aku akan memberikan banyak bonus untuk kamu," sambung Vievie yang masih bicara dengan seseorang.

"Ok, oke, aku akan mentransfer uangnya. Sisa nya setelah kamu menyelesaikan pekerjaan kamu ini. Ingat! Pastikan semuanya seperti kecelakaan. Jangan sampai pihak berwajib mencurigai sabotase ini," kata Vievie.

⭐⭐⭐⭐⭐

Di saat Vievie sudah mulai tertidur. Dia diganggu dengan suara panggilan masuk di handphone nya. Namun karena yang menghubungi dirinya adalah orang suruhannya, Vievie segera mengangkat nya.

"Ada apa? Apakah kamu sudah menjalankan perintah ku?" tanya Vievie langsung ke tujuannya.

"Hahaha, bagus! Bagus! Kerja yang bagus! Aku akan mentransfer sisa uang nya. Kamu tenang saja. Oh iya, satu lagi! Kirimkan foto kondisi kecelakaan yang dialami oleh Fauzan. Aku ingin melihat nya," kata Vievie.

"Ya sudah, kirimkan saja foto lokasi kecelakaan nya. Aku ingin melihat kondisi mobil mewah milik Fauzan itu. Dari sana aku bisa memastikan keadaan penumpang nya yang sudah dilarikan ke rumah sakit," ucap Vievie. Panggilan itu terputus dan Vievie terlihat tersenyum mendengar kabar kecelakaan itu.

"Maafkan aku pak Fauzan! Semoga bapak tidak mengalami cidera yang serius. Aku hanya ingin menyakiti Erlina. Dia telah berani merebut pak Fauzan dariku. Sehingga aku tidak bisa menikah dengan pak Fauzan," gumam Vievie.

⭐⭐⭐⭐⭐

"Apa? Bang Fauzan dan Erlina di bawa ke rumah sakit? Mereka mengalami kecelakaan tunggal?" ucap Sabrina.

Sabrina yang masih menggendong Hamzah jadi gemeteran mendengar kabar duka itu. Diletakkan nya Hamzah yang sudah tertidur itu di dalam box bayi. Setelah nya Sabrina berusaha menghubungi seseorang.

"Mamak Sarina dan mamak Ruminah apakah sudah tahu kabar ini? Tidak ada salahnya jika aku menghubungi mereka berdua. Lagipula mereka berdua juga berencana hendak kemari karena ingin menemani Erlina melahirkan bayi nya," gumam Sabrina yang segera menghubungi mamak Sarina dan juga mamak Ruminah.

"Halo, assalamu'alaikum mak!" ucap Sabrina.

"Waalaikum salam! Ada apa Sabrina? Tumben kamu menelpon mamak?" tanya mamak Ruminah.

"Hanya memastikan saja mak. Mamak jadi kemari kapan?" ucap Sabrina.

"Malam ini, nak! Ini mamak sudah bersiap-siap mau ke bandara. Tapi nunggu jemputan mamak Sarina. Kami berangkat bersama dari Medan," jelas mamak Ruminah.

"Oh alhamdulillah. Kalau mamak Ruminah dan mamak Sarina berangkat hari ini," sahut Sabrina.

"Iya, kami berangkat hari ini. Kalian semua sehat kan? Erlina dan Fauzan?" tanya mamak Ruminah.

Sabrina bingung hendak menjawab apa. Akhirnya Sabrina lebih memilih berbohong terlebih dahulu. Toh sebentar lagi mereka akan tiba ke Jakarta dan akan melihat apa yang sedang terjadi.

"Aku sehat, mak! Ya sudah yah, mak. Kita ketemu di Jakarta, mak!" dengan cepat Sabrina menutup telepon itu.

Sabrina takut jika mamak Ruminah curiga. Sabrina menarik nafasnya dalam-dalam. Sabrina ingin segera ke rumah sakit. Tapi bagaimana dengan anak-anak di rumah? Dia harus menjaga anak-anak di rumah. Sementara ini yang langsung memastikan keadaan Erlina dan Fauzan adalah asisten pribadi Fauzan dan dua orang kepercayaan nya.

"Semoga bang Fauzan, Erlina beserta bayinya tidak ada masalah yang serius. Semoga kecelakaan yang dialami mereka tidak parah. Astaghfirullah, aku tidak bisa tenang kalau belum tahu kabar kondisi mereka. Apalagi Erlina sedang hamil besar. Astaghfirullah, ya Alloh berikan lah mereka keselamatan dan semoga mereka tidak ada masalah yang serius," ucap Sabrina.

1
Cici Rosmawati
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
Nasih Moh
luar biasa
Jongger
cukup bagus Thor... semangat nulisnya
Wenny Enny
Luar biasa
Nays Noer
hayo pilih yang mana?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!